Kelulusan

576 33 2
                                    

happy reading

🤗❤️

"Me, bagi ya?" Mentari mengangguk mempersilahkan Tari mengambil lipstik didalam kotak bedak yang sengaja dibawa oleh Mentari hari ini. Tari membenarkan lipstik yang sudah menghilang karena habis makan siang. "Lo cantik banget."

"I know. "Dengan bangganya Mentari menatap kecantikannya dihadapan pantulan kaca wastafel. Dia merapikan pesona rambutnya yang di buat dengan model bergelombang.

Acara the most handsome & beautiful yang selalu diadakan setiap adanya hari kelulusan sekolah selama dua tahun terakhir dimenangkan oleh Mentari. Tapi dia agak kecewa karena ia dipasangkan sama Zioga dan bukan Bara awalnya. Untunglah tadinya Zioga mau mengalah dan melepas gelarnya menyuruh Bara menjadi pasangan the most handsome nya Mentari.

"Lo yang paling cantik. "Puji Tari membenarkan mahkota dikepala Mentari. Mahkota yang dimenangkannya sebagai prom night queen this years. "Riasan lo hari ini juga bikin semua pangling tadi. "

Bahkan Bara pun tertegun melihat Mentari dengan gaun hitamnya yang elegan itu. Dia sampai melupakan sesaat kalau wanita itu adalah istrinya yang sedang mengandung anaknya.

"Perut lo gak sesak kan, Me?"

"Its okay. Anak gue pengertian. Jadi dia gak bakal bandel hari ini. "

"Gak nyangka banget gue udah mau jadi aunty dari anak lo. Baik baik ya calon ponakan aunty. Mama nya jangan dibikin lelah dulu oke?"

"Udah ah. Ayo balik ke aula keburu Bara marahin gue!"

"Hahaha. Oke. Ayo!"

"Eh bedak guee. "

"Ah iya lupa. "

乁⁠ ⁠˘⁠ ⁠o⁠ ⁠˘⁠ ⁠ㄏ

Bara meraih pinggang Mentari tajam melirik sekitar yang sedang ikut memandangi pesona sang istri. "Sial. Lo cantik banget, Menta. "

Mentari terkekeh geli. "Udah jadi punya lo Bar. Ngapain takut mereka ngambil gue dari lo?"

Bara memutar bola matanya malas mengakui hal itu.

"Eh. Mama dan Papa kita mana Bar?"

"Ada tuh, lagi ngobrol sama mama Zioga. "

"Kita nanti foto kelulusan antar kelas dulu habis itu foto sama temen temen lalu foto berdua terus baru foto keluarga kemudian foto bersama ya!"

"Lo bersemangat banget ya, bumil?"

"Sekali seumur hidup Bar, kayak gini. "

Bara meng-oke kan permintaan istrinya itu. Dia tidak tahan jikalau harus melihat Mentari ngambek kepadanya.

"GUYS!! SINI!!!"Arel melambaikan tangannya kearah Bara, Mentari, dan juga Tari. Mengajaknya foto.

"Ayo kesana!" Mentari menarik lengan suami dan sahabatnya itu dengan senyuman lebar. Dia sangat berterimakasih dan bersyukur karena masih bisa mengikuti perpisahan sekolah meskipun kondisinya tengah hamil muda. Dia juga sangat bangga atas kehadiran bayi itu meski awalnya dia terus mencoba untuk mengugurkannya. Tapi kali ini Mentari akan berusaha menyayangi dan menjadi ibu yang terbaik di dunia untuk calon anaknya itu.

╮⁠(⁠^⁠▽⁠^⁠)⁠╭

Mentari memajang foto kebersamaan mereka disekolah dihari terakhirnya menginjakkan kaki disana sebagai murid. Dia menempelkan foto terakhir yaitu dia dan Bara bersama para orangtuanya di ruang tengah.

Mentari tersenyum melihat dia bersama Bara berada didalam bingkai indah itu. Lalu dia melirik Bara yang sedang menempelkan foto mereka berdua di dinding dekat TV.

"Bar, kok lo pisahin yang kita berduanya? Kenapa gak di deketin aja sama yang lain?"

"Ini spesial. "

Mentari berdehem menggelengkan kepalanya.

"Bar. "

"Iya mom?"

"Mom?"

"Lo kan udah mau jadi mommy. Latihan terbiasa di panggil mom sama gue dan calon anak kita. "

Bara mengusap perut Mentari yang sudah membesar. "Sebentar lagi... papa bakalan liat kamu nak. "

"Bukannya kalau gue di panggil mommy elo nya di panggil daddy ya? Itu kan baru pas, Bara. "

"Yaudah. Daddy. "

Mentari menarik senyum simpulnya.

"Bar. "

"Hm?"

"I love you. "

"Huek. "

"IH KOK GITU SIH!!"

"Geli gue. Udah. Gak usah lebay!"

Lebay apanya coba, mengatakan I love you? Apa Bara tipe lelaki yang gak suka mendengar kata itu atau memang tidak menyukai Mentari layaknya perasaan Mentari kepadanya?

┐⁠(⁠ ⁠˘⁠_⁠˘⁠)⁠┌

Mentari menyukai Bara sejak lama. Dia selalu mencoba menutupi perasaannya itu dengan cara mengabaikannya serta memusuhinya. Setiap apa yang dilakukan Bara selalu Mentari anggap salah.

Dia tidak ingin perasaannya diketahui oleh Bara. Dia takut Bara melukainya.

Mentari memperhatikan Bara hanya dari jarak jauh. Dia menjadikan bayinya alasan untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari cowok itu. Sebenarnya dia sangat menyukai perlakuan Bara selama ini yang manis.

Apa cinta memang serumit ini untuk di mengerti?

Mentari mengambil ponselnya dimeja dapur.

"Bar. Semoga lo balik gak bikin gue cemas." Ucap Mentari menatap foto di wallpaper hp nya. Yaitu foto dia dan Bara dihari perpisahan. "Gue nungguin lo pulang."

Bara pergi hari ini bersama Zioga dkk untuk menuntaskan misi mereka menyelamatkan Ona. Tadinya Mentari tak ingin Bara pergi karena takut suaminya kenapa napa. Tapi Bara adalah Bara. Dia tidak pernah bisa mengabaikan orang orang yang dia sayang dalam hidupnya.

Lagi, over thinking menghantui Mentari.

Apa lo masih suka Bar, sama Melinda? Mangkanya lo rela ninggalin gue sendirian dirumah demi nyelamatin Ona yang diculik?

Mentari mendesah panjang. "Gak. Gue gak boleh egois. Gue gak boleh kayak gini..."

"Ona itu dalam bahaya jadi wajar Bara membantunya karena dia pacar Zioga. Ya, karena itu. Pasti itu alasannya kan?"

Tanpa sadar Mentari selalu mengigit kukunya ketika sedang dalam perasaan berkecamuk.










vote
komenn
hehe

BARA:My Menta, Mom Bastra {end}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang