¯\(◉‿◉)/¯
Pagi datang
Di meja makan.
"Eh, Bar. Semalam gue mimpi aneh banget, deh!"
"Aneh gimana?"
"Iya aneh. Gue mimpi lo bilang gini ke gue 'Goodnight Menta, Istri Bara tercinta.' Gitu? Aneh kan!"
Bara tertawa kecil lalu mengigit rotinya.
"Lo ngode gue supaya gue ucapin kayak gitu setiap lo mau tidur. Hmm?"
"Eh enggak yah!"
Bara hanya menahan senyumnya. "Buruan habisin sarapan lo keburu kita telat. Hari ini gue ada pengambilan nilai. "
Mentari mengangguk mengiyakannya.
"Bar. "
"Hm?"
"Rok gue yang biasa gue pakai udah sesak deh, sama gue. Ini juga agak sesak sih, cuman gak sesesak yang lainnya. Gimana dong? Gimana kalau nanti perut gue gede sewaktu mendekati perpisahan artinya gue gak bisa ikut dong, acara kelulusan?"
Bara menatap Mentari yang sedang gelisah memayunkan bibirnya itu. Wanita itu menguncir rambutnya.
"Lo bakal tetap bisa ikut perpisahan kok. Lo tenang aja. Dan untuk rok nanti kita ganti, yah?"
"Nanti kapan?" rengeknya cepat.
"Setelah tiba disekolah. Hm?"
¯\(◉‿◉)/¯
Koridor tampak sepi. Beberapa kelas sedang mengikuti studi tour. Termasuk anak kelas 10-11 yang diwajibkan untuk mengikuti kegiatan itu. Jadinya suasana sekolah agak sepi dari biasanya.
Najak menghampiri Bara yang kebetulan lewat dari belokan lorong kelas sebelas.
"Woi!" serunya melambaikan tangan.
Bara menoleh kebelakang kemudian berhenti. Najak mendekatinya sambil membawa jaket. "Eh, apaan yang lo bawa tuh?"
"Seragam baru bini gue. "
"Lah? Yang lama kenapa?"
"Sempit di dia. "
Najak pun mengangguk paham tak lagi mempertanyakannya.
"Oh yaudah. Habis ini ke rooftop, Zioga nungguin sama yang lain disana. Gue juga mau kesana. Gak mau barengan aja kita?"
"Gue nyusul aja. Soalnya mau nganter ini ke Mentari dulu. Lo duluan aja. "
¯\(◉‿◉)/¯
Tari jatuh ke lantai dingin karena tubuhnya di senggol cukup kuat oleh seseorang yang tenaganya lebih besar darinya. Gadis itu mendongak menatap Angkasa nanar. Kenapa harus ketemu mantan gebetan Ona sih, disini!
"Heh! Kalo jalan pakai mata! "Sarkas mentari.
Angkasa tak mau kalah. Dia menunjuk Tari jengkel. "Yang gunain mata itu elo! Di mana mana kalau ada belokan itu jangan asal nerobos! Liat pakai mata lo kanan kiri ada orang apa enggak!"Sarkasnya tak terima.
Tari terkekeh tak percaya mendengarnya. Bagaimana bisa Ona sempat tergila-gila sama cowok angkuh ini? Ketimbang cowok cowok yang pernah ditemuinya. Angkasa adalah cowok tertidaktahu diri dan sakit jiwa dimatanya.
"Lo liat gue artinya, kan? TRUS KENAPA LO GAK MENGHINDAR MANGKANYA!"intonasinya meninggi. Sampai semua siswa yang lewat terkejut mendengar teriakan Tari. Hebat! Dia cocok jadi pemimpin upacara.
"LO—"Angkasa tertarik kebelakang. Matanya menangkap sosok Zioga, cowok itu yang menariknya lalu mendorongnya kasar.
"Di apain lo sama dia?" Tanyanya ke Tari dengan tatapan tak bersahabat. "Di tanya itu ya di jawab jangan diem aja bisanya! Bisu sekarang?"
Tari membuang napas. Bagaimana mau menjawab kalau cowok itu menatapnya amat mengerikan seperti itu?
Tari menceritakan kronologinya dengan baik kepada Zioga.
"Terus dia bukannya minta maaf malah bentak gue. Ya gue gak terimalah! Enak aja bentak bentak gue. Kayak dia itu gak pernah salah aja. Kan bisa bicara baik baik! Orangtua gue aja enggak pernah tuh, bentak gue mau gue melakukan kesalahan sebesar apapun nih yah. Salah, gue marah?"
Zioga melirik Angkasa lewat ekor matanya.
"Minta maaf. "
"Apasih lo! Gak usah ikut campur!"Sarkas Angkasa tajam.
Zioga langsung mencekik lehernya kuat kemudian mendorongnya ke tembok dingin disana. orang mulai bergerumunan menonton mereka.
"Gue gak suka bicara dua kali. Minta maaf sekarang kalau lo masih mau aman sekolah disini. "Tekan Zioga melepaskan Angkasa darinya.
Uhuk! Uhuk!
Sialan.
Angkasa pun terpaksa meminta maaf kepada Tari. Dalam hatinya yang terdalam dia amat membenci Zioga. Apalagi setelah Zioga merebut Ona darinya.
"Gue minta maaf. "
"Yang jelas!"
"GUE MINTA MAAF!"
BUGH!
Ugh....!!
Mampusssss. Tari tertawa dalam hati penuh kemenangan melihat Angkasa dihajar oleh Zioga. Tak segan-segan cowok itu menendang perutnya.
"Gue suruh lo minta maaf bukan ngebentak dia, anjing. "Dia berjongkok dihadapan Angkasa. "Apa perlu, gue jadi guru tutor lo, huh?"
"Gu-Gue benar benar minta maaf sama lo, Tari. Maafin gue..."
Zioga menarik smirk dan berdiri mendekati Tari. "Ayo!"
Tari mengekori Zioga. Dia menoleh kebelakang menatap Angkasa yang terdiam mematung ditempatnya membuat smirk Tari terangkat sempurna. Dia tertawa jahat didalam hati karena puas bisa sedikit membuat cowok yang pernah menyakiti kekasih temannya itu dipermalukan oleh Zioga.
"Sumpah lo kejam banget tadi, sama dia. "
Zioga memasukkan kedua tangannya kedalam saku.
"Itu belum cukup buat balaskan dendam Ona. "
"Lo udah cinta banget ya, sama dia?"
"Gue bakal nembak dia. "
"Serius lo?!"
"Malam kelulusan. "
"OMG. Yang lain udah lo kasih tau?"
"Lo orang terakhir yang gue kasih tau. "
WTF?
"Bangke lo!"
"Gue bicara jujur. "
"Kejujuran lo nyakitin hati gue, tauk!"
"Memangnya lo suka gue?"
"LO KIRA SAKIT HATI HANYA BERASAL DARI RASA SUKA DOANG GITU?! "
"Gak mesti teriak teriak anjing. Suara lo bikin budeg!"
fav
vote
komen
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA:My Menta, Mom Bastra {end}
Teen Fictionini saquel cerita ONA✓ ⚠️buang buruknya ambil baiknya⚠️ alih judul dari: |BATA:incident|✖️ ke: |BARA:My Menta, Mom Bastra|✔️ ____________________________ "Sejak kapan lo hamil?" "Bukan urusan lo, Bara. " ____________________________ Sebuah Insiden...