⊂(◉‿◉)つ
Lo itu gak pantas buat Mentari.
Harusnya malam itu gak terjadi insiden dan Mentari gak bakal menderita hidup bersama cowok kayak lo!
Sampai kapanpun... Mentari gak bakal bisa lo klaim sebagai milik lo karena dia menikahi elo karena terpaksa dan gak mencintai elo!
Mentari masih mencintai gue.
Bara mengusap wajahnya bersandar di pagar pembatas di balkon lantai tiga. Bertemu dan mendengar perkataan David di sebuah cafe dekat kampus siang tadi membuat Bara jadi hilang kendali sampai melontarkan kata-kata pedasnya kepada Mentari.
Dia tidak terima David mengatakan Mentari masih mencintai mantannya itu. Meskipun Mentari terkesan playgirl dan liar Bara yakin Mentari dan David hanya sebatas mantan biasa. Mentari pasti udah move on dari David!
Tapi terlalu susah untuk menanyakannya ke Mentari karena egonya yang terlalu tinggi.
Gue memang yang udah naruh obat perangsang dosis tinggi di minuman lo waktu itu. Tapi gue gak mengira kalau Mentari juga kena dan menghabiskan malam sama lo! Kalau gue tau Mentari juga terkena malam itu sudah jelas gue gak bakal biarin elo nidurin dia brengsek!
Gue pengen hidup lo hancur Bar. Itu karena gue iri dan gue cemburu, sama lo. Lo punya segalanya yang gak bisa gue miliki. Kasih sayang, teman, keluarga, semua itu ada di dalam diri lo yang sempurna sejak lahir.
Gue benci lo karena udah ngerebut Mentari dari gue!
Napas panjang Bara terdengar berat. Lelaki itu menatap langit-langit kota dimana tak ada satupun bintang disana selain gelapnya malam menutupi bulan.
"Hah...."
⊂(◉‿◉)つ
Hujan membasahi bumi. Tiga hari tiga malam Mentari mendiami Bara. Tiap Bara mencoba mengajaknya mengobrol wanita itu selalu menghindarinya dan berpura-pura sibuk. Bara tahu Mentari pantas marah kepadanya.
"Tapi bukankah tiga hari mendiami gue itu udah kelewatan, Zio?"Ketus Bara yang pagi pagi buta bertamu kerumah Zioga untuk meminta solusi atas masalah rumah tangganya dan Mentari.
Zioga sendiri masih betah berada didalam selimutnya. Dia menatap jam dinding masih pukul 7 pagi. Dia membisukan panggilan teleponnya sama Ona. Maklum, mereka sleepcall semalam.
"Tergantung seberapa kejam ucapan lo. Bukannya udah biasa, lo sama Mentari beribut kayak gini? Kenapa sekarang lo panik?"
"Masalahnya gue gak dapat jatah gue men!!"
Zioga menepuk jidatnya kesal lalu mengusap wajahnya geram. Bagaimana bisa dia memiliki teman segila Bara ini?
"Dasar gila."
⊂(◉‿◉)つ
Bara langsung pulang setelah dari rumah Zioga. Dia akan melakukan sesuai nasehat Zioga yaitu membujuk Mentari dengan kelembutan.
Namun Bara tidak menemukan Mentari dirumah. Bastra pun juga. Dia bertanya ke para pelayan yang menjawab kalau istri dan anaknya itu sedang keluar ke tokoh kue. Bara langsung mengambil kunci mobilnya untuk menyusul.
Dia tau kemana tokoh kue yang sering Mentari kunjungi. Tidak jauh dari jarak rumah mereka.
"Astagaaaa. Tuh orang bener bener ya, bawa anak gue keluar panas panas gini?!"Omel Bara melihat istrinya jauh di depan sana sedang berjalan menggendong Bastra hendak menyeberangi jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA:My Menta, Mom Bastra {end}
Teen Fictionini saquel cerita ONA✓ ⚠️buang buruknya ambil baiknya⚠️ alih judul dari: |BATA:incident|✖️ ke: |BARA:My Menta, Mom Bastra|✔️ ____________________________ "Sejak kapan lo hamil?" "Bukan urusan lo, Bara. " ____________________________ Sebuah Insiden...