selamat membaca.
Aku suka alurnya gak begitu berat jadi semoga kalian suka cerita ini ya
.
bonusssssss partttt
"LO GILA??"
"Lo gak lagi bercanda, kan, Bar?"
"Dimana lo taruh otak lo, Bara? huh?!"
"GILA LO"
Bara cuman diam menyaksikan amukkan masal teman temannya itu. Bara memutuskan untuk berbicara jujur ke mereka tentang hal yang telah ia alami 3 hari lalu. dia tidak bisa menahannya sendiri, pikirannya kalut memikirkan Mentari.
"Jadi itu alesannya tiba-tiba diberita kalangan atas ada pengumuman kalau lo dan Mentari bertunangan? pantes, gue sejak awal udah over thinking karena berita dadakan itu, lo tau?"ujar Lion.
"Sumpah mennn kok bisa lo gak nahan diri sih??" tanya Boim tak habis pikir.
Arel memilih diam. sedangkan Zioga berusaha sabar agar tidak menghajar teman tersongongnya itu. Najak cuman bisa menghela napas.
"Kalau udah begini lo harus benar-benar bertanggung jawab sih"kata Najak serius. "Dan lo gak bisa nganggap ini kayak gak pernah terjadi meskipun ini hanyalah sebuah insiden. tetap aja, lo udah ngelakuin hal paling berisiko. tuh cewek bisa aja hamil, tau lo? "
"Gue tau, "angguk Bara. "Tapi Mentari masih ngehindar dari gue"
"Ya jelas lah! dia butuh waktu bro, untuk semua yang menimpa kalian. ya lo pikir ajalah, gimana?" saut Boim jengkel.
Saat mereka masih asik asiknya berunding. Mentari masuk ke kelas bersama Tari. gadis itu menghindari tatapan Bara dan kemudian duduk di bangku kosong mengajak Tari.
"Mereka kenapa, liatin lo segitunya?" bisik Tari kebingungan.
Mentari menggelengkan kepalanya dengan senyuman.
"Biasalah. gak usah di hiraukan. "
___
Mentari tersentak karena merasakan sesuatu yang dingin menyentuh pipinya. ia menoleh menemukan sosok Lion.
"Ambil, "ucap cowok itu memberikannya minuman dingin kesukaan Mentari. Mentari menerimanya. "Gue boleh duduk disini?" tanya Lion langsung dibalas anggukan olehnya.
Cowok itu menatap sekitarannya. ia juga memperhatikan sosok Mentari yang duduk seorang diri di bangku panjang koridor kelas sebelas.
"Lo ada masalah, sama Bara?" tanyanya lembut.
Lion adalah orang terdekat sekaligus yang paling peka akan sesuatu yang terjadi. Bagi Mentari Lion adalah solusi dikala ia membutuhkan beberapa alasan dalam kendala yang dialaminya.
"Lo pasti udah tau dari dia, kan?" jawab gadis itu menyerangnya dengan pertanyaan balik.
Lion mengangguk anggukkan kepalanya.
"Tapi gue belum tau dari lo"
Mentari menyesap minumannya kemudian mendesah lelah. ia menatap lurus kedepan.
"Apasih, tanggapan lo ketika tau ada cewek yang gak bisa jagain kehormatannya, Yon?"
Lion diam.
"Apa mereka sama murahannya kayak deretan cewek-cewek diluar sana?"
Lion bungkam.
"Apa mereka masih bisa dianggap berharga?"
Mentari terkekeh sakit. ia tersenyum hambar kembali menyesap minumannya yang ikut terasa kesat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA:My Menta, Mom Bastra {end}
Teen Fictionini saquel cerita ONA✓ ⚠️buang buruknya ambil baiknya⚠️ alih judul dari: |BATA:incident|✖️ ke: |BARA:My Menta, Mom Bastra|✔️ ____________________________ "Sejak kapan lo hamil?" "Bukan urusan lo, Bara. " ____________________________ Sebuah Insiden...