Selamat membaca
.
Rabu, 2 Minggu setelah insiden.
"Jadi, lo udah gituan sama Bara?!"
Mentari mengiyakannya.
Tari cuman bisa melongo tak habis pikir.
"Astagaaa. trus, lo udah selesaikan masalah itu sama dia?"
"Kemarin lusa. "
"Mangkanya kalian tunangan?"
"Hmm"
"Ya ampunnn kok bisa sihhhhh???"
___
Kelas.
"Permisi, siang kak Mentari!"
"Siang Nada, kenapa? lo cari Lion?"
Nada tersenyum lebar menggeleng.
"Nyari kak Zioga. ada?"
"Ohh. Dia di rooftop sama anak anak yang lain. "
Nada pun mengangguk mengajak Ona pergi usai berterimakasih.
"Kak Mentari cantik ya diliatin dari dekat?" beo Ona mengikuti langkah Nada.
Gadis itu terkekeh mencolek dagu Ona.
"Lo juga cantik kok, Na. buktinya aja kak Zioga kepincut tuh, sama lo, hahahaha"
"Kenapa ya kak Zioga gak mau pacaran sama kak Mentari??"
"Karena mereka gak saling suka. "
"Hah?"
"Udah ayo!"
___
"Bro, gebetan lo tuh!"
Mata Zioga menangkap sosok Ona yang mendatanginya ke rooftop bersama Nada.
"Ada apa?" tanya Zioga mendatanginya
"Gakpapa, kangen aja, sama kak Zioga. memangnya harus, punya alasan gitu?"
Zioga berdecak.
"Hai, "sapa Nada agak canggung. Lion hanya mengangguk membalasnya dengan senyuman singkat.
"Guys! buruan ke lapangan udah di tungguin tuh sama pak guru!" teriak Arel.
"Ck. masuk juga bapak berkepala botak?" dengus Boim melangkah menghampiri Arel dengan seragam olahraga yang masih setia dibawanya.
"Lah, lo kenapa belum ganti baju juga, dodol?!"
"Ya sabar Arel, semua butuh proses tahu! berganti baju pun juga butuh niat. "
"Serah lo dah"
"Bara mana?" tanya Najak.
"Tau gue, tuh anak emang suka ngilang gak jelas,"jawab Boim.
"Kayak hidup lo jelas aja deh?"
"Oh kalau itu jelas. memang gak ada jelas jelas nya bro!"
Mereka menertawai Boim jenaka. belibet banget memang.
___
Awssss!!
"Lo kalo jalan pakai mata dong!" geram Tari mendorong Luna, cewek centil sejagat SMA Negara.
"Heh! dimana mana itu kalo jalan pakai kaki bukan mata!"timpalnya tak suka. "Lagian nih ya, yang nyenggol duluan kan elo bukan gue?"
Mentari menarik sahabatnya. "Gak usah lo ladenin kutu kucing. ngapain sih, buang waktu berharga kita aja, tau gak!"
"Ups. iya lupa. hama kan gak selevel sama kita?"
Mentari menyenggol bahu Luna sengaja sambil berkata. "Tai hidung lo bersihin, kunti" setelahnya dia berjalan bersama Tari mengejek Luna yang menjengkel setengah mati meneriaki mereka geram.
___
Sepulang sekolahnya di parkiran.
Bara dkk menunggu kemunculan Mentari.
"Lama bet dah buset kek nunggu kereta api lewat aje nih nungguin Mentari" omel Boim menggaruk kepalanya.
"Ya sabar bisa gak?" sebal Arel dengan wajah bete nya.
"Sabar di sayang tuhan Im, "tambah Najak.
"Di sayang doi kapan, coba?" saut Boim cepat.
"Kapan prioritas nya hilang disaat itu lo akan disayang" kekeh Arel ikutan.
Zioga menggelengkan kepalanya. dia memakaikan helm kepada Ona.
"Gue duluan, "pamitnya mengajak Ona pergi dengan motornya.
"Lain yang makin hari makin lengket, "kekeh Boim.
"Cepet banget pedekate nya? padahal deketnya belum sampai sebulan, btw?" ucap Najak.
"Suka suka mereka lo pada gak usah berisik!" lerai Lion.
"Nah! itu dia, nenek lampir" Arel menunjuk Mentari diujung.
Gadis itu sedikit berlarian kecil menghampiri mereka.
"Balik?"
"Yaiyalah balik. masa nginap disini sih, Im? pertanyaan lo gak jelas banget deh!"
"Iya nenek lampir. heran. gak yang cowok, gak ceweknya, dua duanya darah tinggi semua, bete gue. "
"Cewek apaan? ceweknya dia? dih, gak ya!" tunjuk Mentari menolak menjadi kekasih Bara.
"Gak usah kegeeran deh lo. gue juga gak mau ya, jadi cowok lo, apalagi di samain sama kebawelan lo!" cibir Bara tak mau kalah.
"Dih?"
"Udah, udah woi!! cukup. berantem aja kerjaannya? heran gue. padahal baru berdamai beberapa hari lalu?" Arel menggelengkan kepalanya tak mampu berkata-kata.
"No komen" ucap Najak melangkah masuk ke mobilnya duluan.
"Itu sih derita elo~"saut Boim bernada.
"Eh itu kan ada lagunya—"
"Buruan masuk! mau di tinggal lo?!"Hardik Bara membuat Mentari sebal setengah mati.
"Ya sabar kek, gak bisa apa, bersabar sedikit? banyakin istighfar Bara, mangkanya, kenapa sih?"
"Diem lo! berisik tau gak?!"
Mentari di dorong masuk ke mobil oleh Bara. Dimana Najak, Boim, dan Arel satu mobil bertiga membawa mobil Najak. sedangkan Lion, Mentari dan Bara pulang bersama naik mobil milik Bara karena memang arah tujuan mereka satu arah.
"Pelan pelan, "ucap Mentari memperingati Bara menyetir agar tidak ugal-ugalan seperti biasanya.
"Suka suka gue gak usah banyak komen, cerewet. "
"Lo ngebut gue loncat!"
"IYAAA, IYAAAA. PUAS NYO~NYA?"
.
.
.
.
to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA:My Menta, Mom Bastra {end}
Teen Fictionini saquel cerita ONA✓ ⚠️buang buruknya ambil baiknya⚠️ alih judul dari: |BATA:incident|✖️ ke: |BARA:My Menta, Mom Bastra|✔️ ____________________________ "Sejak kapan lo hamil?" "Bukan urusan lo, Bara. " ____________________________ Sebuah Insiden...