Keputusan (2)

806 40 6
                                    


happy reading guys

.

.

suka Bata? vote.

Fav plus komen yang random biar aku semangat up nya yaaa

selalu ambil baiknya dan buang buruknya. jangan bertanya a i e o dan nikmati saja alurnya.


.

Zioga menepuk bahu Bara. pandangan mereka mengedar keseluruh sudut kantin. lirikkannya tertuju sama Mentari dan Tari yang sedang asik duduk di pojokan kantin. mengetahui penyebab Mentari sering mual dan selalu ingin muntah saat berhadapan sama Bara adalah karena efek kehamilan Mentari. Bara sebisa mungkin menjaga jarak untuk tak terlalu dekat gadis itu walaupun sebenarnya dia geram.

Yang lebih parahnya, kedua orangtuanya selalu lebih sering berkunjung ke kediaman Tama untuk menjenguk Mentari. Setahunya mereka Mentari hamil, Tia, mamanya Bara itu selalu siaga dan menasehati Bara agar cowok itu bisa terus menjaga Mentari agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan sama kandungan calon menantu mereka.

"Masih sering mual, calon bini lo, Bar?"tanya Arel mencomot kentang goreng milik Boim.

"Woi!"Boim memukuli tangan cowok itu sebal. "Beli sendiri tai. habis nih yang gue, Rel kereta api,"ujarnya menjauhkan kentang gorengnya dari Arel.

"Cukup Mentari aja yang manggil gue gitu, Im. "Ralat Arel

"Beneran nih, kita semua gabisa datang ke acara nikahan lo?"

"Iya nih Bar, gak bisa apa, kita dapat pengecualian??"

Hendaknya begitu. tapi kedua orangtua Mentari menolak keras banyak tamu yang datang. pernikahan antar anak mereka akan dilakukan secara kekeluargaan saja.

"Kalian pas resepsinya aja, "jawab Bara.

"Kapan itu?" tanya Lion.

"Pas anak gua udah lahir. sekalian ntar habis anak itu lahir gue bakal nikah ulang sama Menta. "

Lion mengangguk angguk paham.

"Lo udah mikirin nama belum, buat junior lo??"

"Ck. baru juga empat mingguan calon anaknya di perut Mentari, Jak?" beo Arel.

"Ya gak masalah kan?" jawab Najak serius.

Nama? memikirkannya membuat bulu kuduk Bara merinding. dia masih sedikit belum percaya kalau sekarang sudah mencalon sebagai seorang ayah dari anak perempuan yang selalu membangkangi perkataannya. perempuan yang tak sengaja ditidurinya hanya karena ia terkena obat rangsangan malam itu. dan perempuan yang juga seringkali menerima kebetulan yang sama dengannya.

Apakah benar ini yang dinamakan takdir?

Senyum Bara terangkat keatas.

"Sudah, "katanya menyatukan tangannya kedepan. dia melirik Mentari sambil bergumam, "dia milik gua. " smirknya terangkat sempurna ditambah senyuman malu malunya.

"Lo lebih suka anak cowok or cewek Bar?"

"Kalau gue sih pengennya keponakan cewek biar bisa bikin Bara setres. kalau cewek sudah pastikan double tuh, kekesalan Bara? habisnya ngadepin dua cewek yang mukanya sama itu berat bro. ya gak?"

"Gue sih pengen kembar anak mereka"

"Gue menerima takdir aja, "final Bara. dia tidak mempermasalahkan mau itu lelaki atau perempuan. nyatanya dia pasti akan tetap menerimanya.

BARA:My Menta, Mom Bastra {end}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang