Gallagher - Regret

7.2K 210 27
                                    

[Note : Ga ada sex, cuma masturbasi (main sm diri sndiri yh), masih puasa nder 🙏🏻. Next dottore tapi TW : Rape yaa]

Suara hujan memenuhi pendengarannya di antara langit malam yang gelap, tiap tetes itu berdetik, membasahi tubuhnya. Hatinya bertanya-tanya, apakah ia menjalani takdir yang benar? apakah ia salah melangkah?

Pipinya basah, bukan karena tetes air mata, melainkan tetes dari embun-embun malam yang jatuh menjadi air hujan. Malam yang sunyi itu tersentak kala suara dering telepon yang berasal dari saku jaket puffernya mengganggu keheningan sunyi itu.

Ia terdiam sejenak, membiarkan telepon miliknya terus berdengung, meminta di angkat, namun justru diabaikan. Dua puluh menit berlalu, deringnya masih sama, mengganggu keheningannya.

Gadis bersurai [H/C] dengan rambut yang digerai itu memutuskan untuk mengangkat panggilan spam yang daritadi mengganggunya. Ia menatap layar handphonenya, terdapat tanda nama 'Gallagher 🐕‍🦺' disana.

Ia mengusap jarinya keatas, menerima panggilan, menekan tombol speaker sebagai penjelas panggilan. Suara yang ia dengar untuk pertama kali ialah isak tangis, serak, dan permohonan maaf tanpa habis.

"Maaf, maaf, maafkan aku, [Name], maaf"

Begitu terus terulang, tanpa ada point' utama yang diuraikan.

"Tak perlu" gadis itu menjawab penuh kelembutan, manik berwarna [E/C] miliknya menatap layar handphonenya yang perlahan basah karena tetesan air hujan.

"Kumohon, [Name], kembali padaku, maafkan aku.. kumohon" Isaknya dibalik telepon, memohon, suaranya gemetar.

"Kenapa aku harus kembali?" tanyanya, Gallagher terdiam sejenak, hening. Ia kemudian membuka suara, serak.

"Karena- karena aku mencintaimu, kau tau.. aku mabuk, tidak sengaja.. jadi [Name], tolong kembali padaku.. aku berjanji.. untuk-"

Omong kosong itu dipotong tanpa basa basi dengan suara datar, penuh kekecewaan.

"tak perlu, Gallagher" Ujarnya.

"Jaga saja anak dan istrimu, maksudku, calon. Lupakan aku."

Kemudian, panggilan itu ditutup. Meninggalkan teriakan dan isak tangis histeris dari Gallagher yang mengunci dirinya dikamar.

-

Manik berwarna [E/C] itu menatap lamat pada layar komputernya, nafasnya panas, dadanya naik turun. Kedua pahanya mengapit, mencari sensasi 'enak' yang menjepit diantara selangkangannya.

Tangan kanannya sibuk menggeser mousenya, jarinya bergerak, mengklik, menggeser, mencari bahan yang pas di website tertentu untuknya memuaskan diri sendiri setelah kejadian pahit yang menimpanya.

Ia menatap salah satu thumbnail yang memperlihatkan seorang pria, berbadan kekar, yang tengah masturbasi, memuaskan penisnya yang ereksi, Mirip Gallagher-pikirnya. Tanpa basa basi, ia menekan thumbnail itu, menampilkan video pria yang tengah memuaskan dirinya sendiri dengan mainan sex miliknya.

[Name] perlahan melebarkan kakinya, menyenderkan kedua kakinya di mejanya, ia menggerakkan tangan kirinya ke selangkangannya, mengusap klitorisnya diantara celana dalamnya. Nafas gadis itu tercekat kala ia mempercepat gesekannya, maniknya masih terfokus pada video dengan durasi 20 menit 15 detik itu.

"Oh.." [Name] mendesah kala ia merasakan cairannya memenuhi celana dalamnya, membasahi itu. Perlahan ia melepasnya, melemparnya kelantai. Jari jemarinya menggesek pelan, mengusap, memanjakan celah manisnya yang mengeluarkan banyak cairan kesenangan.

"Mnhgh.. ahn.. ahh.."

Perlahan gadis itu memasukkan satu jarinya kedalam vaginanya, jarinya menyentuh dinding-dindingnya, mencari G-spot miliknya.

"Ah!" [Name] menggigit bibirnya kala ia merasakan nikmat yang berhasil membuat air matanya jatuh, ia terus menyentuh titik spot itu, memfokuskan seluruh indranya pada kenikmatan yang hampir memuncak.

"Ahh-fuck.. feels so good.. ahn.."

Ia menambah satu jari, kemudian menggerakkan jarinya dengan tempo teratur, tangan kanannya yang menganggur ia basahi dengan pelumas, kemudian ia menggesek klitorisnya dengan jari-jarinya sementara jari di tangan lainnya terus memompa dan menyentuh titik nikmatnya.

"Ohh.. ahn-ahh! I-i'm, I'm cum- cumming..!"

Tubuh gadis itu melonjak dari kursi gaming miliknya, pinggulnya melengkung, kedua kakinya gemetar dan sedikit terangkat.

"Oohh-oh god!"

Cairannya membasahi layar komputernya, keyboard, meja, bahkan lantainya. Tubuhnya gemetaran, bola matanya sedikit terangkat, nafasnya terengah-engah, tanda keenakan.

Ia squirt. Untuk pertama kalinya ia merasakan itu, tak pernah terpikir sama sekalipun ia akan mendapatkan kenikmatan yang jarang terjadi pada seorang perempuan.

"fugh..sho..gwood.."

-

Pinggul gadis itu bergerak naik turun, erangannya memenuhi ruangan, vaginanya memompa dildo-berukuran 14 cm yang ia beli di toko online.

"Ahhn-ahngh~ ahh.. yes.. fuck me.. oh..!"

Ia mencapai klimaks lagi untuk ke 7 kalinya hari ini, cairan ejakulasinya memenuhi dildo itu sebagai pelumas. Tubuhnya gemetar nikmat, nafasnya tak teratur.

Rasanya ia kunang-kunang, tapi nikmat.

Drrt

Gadis itu menyadarkan dirinya, ia menoleh pada nakas mejanya yang berada di samping tempat tidur, ada telepon masuk.

Gads itu perlahan mengeluarkan dildo yang masih berada di dalam vaginanya, kemudian berjalan menuju nakas dengan sempoyongan. Ia mendudukkan bokongnya yang basah karena cairannya pada kasur, ia mengambil handphonenya, menatap wallpapernya yang masih belum ia ganti.

Fotonya dan Gallagher yang masih mesra, sebelum ia membatalkan pertunangan mereka secara sepihak karena 'kecelakaan' yang dilakukan Gallagher. Ia menatap notif yang muncul dilayar, banyak notif panggilan dari bosnya.

Ah.. kerjaan lagi.

-

✎: ̗̀➛ᵍᵉⁿˢʰᶦⁿ ᶦᵐᵖᵃᶜᵗ&ʰᵒⁿᵏᵃᶦ ˢᵗᵃʳ ʳᵃᶦˡ ; ᴼⁿᵉˢʰᵒᵗ!ⁿˢᶠʷ ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang