Tartaglia - Oh, his sister..

10.9K 351 250
                                    

Manik berwarna biru laut—blue deep sea—itu menatap gadis bersurai [H/C] yang tengah sibuk memasak didapur. Tangannya yang mungil—minta digenggam—itu sibuk menggerakkan pisau, memotong-motong sayuran di talenan.

"Lu punya berapa adek, dah?" Tanya Tartaglia, lelaki disampingnya—Aether—mendengus, ia melipat kedua tangannya di dada, menatap Tartaglia tajam.

"satu, dia kakak gue" jawabnya, "kenapa? naksir? gaboleh, ya." Tegasnya kemudian berlalu ke tangga yang masih satu ruangan dengan dapur rumah mereka.

"Dih.." Cemberutnya, Tartaglia melirik [Name] lagi, hatinya berdebar bagaikan melihat sesuatu yang seharusnya tak ia lihat—wasek—

'Bisa nih jadi ibu dari anak-anakku' Batin Tartaglia yang sudah melayang ke langit ke-7, Lumine disampingnya langsung mencaplok pantat milik Tartaglia, gadis bersurai pirang itu menatapnya tajam.

Oiya dia lupa, gebetannya disini.

"Hehe, maaf.. iya iya keatas" Kata Tartaglia yang langsung lari keatas. Lumine mendengus kemudian menyusul Tartaglia, meninggalkan [Name] yang masih sibuk memasak untuk makan malam.

-

"Aether, Lumine, makan malamnya udah siap! Ajakin temennya yang nginep juga kebawah yuk"

Trio barbar itu menghentikan kegiatan main Uno mereka kala mendengar suara lembut yang memanggil dari bawah tangga, Aether bergegas membereskan kartu-kartu yabg berserakan di lantai, Lumine menyapu, Tartaglia membuang sampah bekas jajanan yang berserakan dilantai.

"Menunya apa?" Tanya Aether sesaat turun dari tangga, langsung memeluk [Name] erat dari samping, ndusel.

"Ayam goreng, kalo mau request di geprek bisa aja, terus ada katsu tapi aku ganti daging ayamnya jadi tofu, terus—"

"Duh, pinter masak, jadi istriku aja ya—"

Geplak!

Lumine menatap Tartaglia tajam, ga masalah dia mau ngegoda siapapun asal jangan sama kakaknya!

"Duh, galak banget kamu ah.." Cibir Tartaglia, mengusap belakang kepalanya yang barusan terkena geplakan maut milik Lumine.

[Name] hanya terkekeh pelan sembari mengelus surai Aether yang masih mendusel padanya.

"Aku udah bersuami" Ujar [Name] yang berhasil membuat Tartaglia terdiam seribu kata.

"Tapi teh udah meninggal, udah di tanem di tanah, jadi ubi, hehe" Lanjutnya yang membuat ruang makan seketika sunyi, jokesnya kegelapan neng..

"Kak.. kamu mah.. emang udah se-ikhlas itu kah sama kak Nanami?" Sedih Lumine, "Nanti kami cariin ya, duda ganteng kaya yang mainnya hebat diranjang" Ujar Lumine, meneteskan air matanya.

"Duh, ah, kakak bercanda doang.." Ujar [Name] sembari menepuk pundak Lumine, ia melepas Apron yang ia kenakan kemudian ia gantung di sisi dinding dapur.

Tartaglia terbelalak, 'gede bjir' gitu pikirannya. Emang kepalang sange dah tu bocah..

"Kakak ke kamar ya, dah" Pamitnya, meninggalkan keheningan yang.. rumit.

"Dia janda?" Tanya Tartaglia yang langsung di lindas pukulan oleh Aether

-

Jam 12 tepat tengah malam, Tartaglia kebelet pipis. Dia turun dari tangga kamar Aether menuju dapur, berlari kelorong dan sampai ke WC.

'Ujung ke ujung ini rumah anjir, gede cuma lorong sama ruangannya kebanyakan, bangke' Batin Tartaglia kesal, mau pipis aja lewatin banyak rintangan.

Sesaat selesai, ia kembali kekamar Aether, hendak tidur niatnya. Tangannya mengambil handphone dari kantong celana pendek miliknya, supaya ga takut-takut banget dalam perjalanan gitu.. mana ini rumah gelap banget kaya ada hantunya.

✎: ̗̀➛ᵍᵉⁿˢʰᶦⁿ ᶦᵐᵖᵃᶜᵗ&ʰᵒⁿᵏᵃᶦ ˢᵗᵃʳ ʳᵃᶦˡ ; ᴼⁿᵉˢʰᵒᵗ!ⁿˢᶠʷ ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang