Morax/Zhongli - W

5K 265 21
                                    

Suara sentuhan antara jari dan tombol-tombol keyboard memenuhi ruang besar khas ruang perkantoran, lalu lalang dari mahluk berbagai ras pun ikut meramaikan ruang kantor.

[Name]—gadis yang tengah bergelut dengan dokumen-dokumen kantor yang menumpuk pada meja kerjanya itu mengernyit kala menatap satu dokumen dengan penuh huruf dan angka disana.

"Ini.. salah input, ya?" Gumamnya pelan, ia kemudian berdiri dari tempatnya duduk, berjalan kearah sisi sekat ruang khusus dimana Zhongli—lelaki berusia pertengahan 40 itu tengah bekerja didepan komputernya, kacamatanya bertengger pada tulang hidungnya, manik yang berwarna kuning keemasan itu bergerak mengikuti arah mouse yang digerakkan.

Gadis bersurai [H/C] yang dikepang samping itu mengetuk pintu ruangannya, menunggu jawaban. "Masuklah." Suara berat khas miliknya menjawab dari dalam, [Name] kemudian membuka pintu ruangnya. Ia mendekat perlahan, sedikit membungkuk, "Permisi.." Lirihnya pelan, berusaha tidak mengganggu. Zhongli melirik dari sisi matanya, kemudian kembali pada komputernya.

"Ada perlu apa?" Ia bertanya, masih fokus pada benda digital dihadapannya. [Name] meneguk ludahnya, kemudian menunjukkan berkas-berkas yang menurutnya salah 'input' itu. "I-ini.. berkasnya.. salah input.." Jawabnya lirih.

Zhongli melepas kacamatanya, mengambil berkas itu, membacanya sejenak. "Oh." Ia kemudian mengangguk, "Aku saja yang urus" Ujarnya, "Terimakasih" Ia melanjutkan. Menatap gadis itu lekat, kemudian tersenyum.

Wow.

Gila.

[Name] tersenyum malu, mengangguk. "Iya.." Ujarnya, "Kalau begitu, saya pergi dulu, pak.." Lanjutnya, kemudian bergegas keluar ruangan. Namun, sebelum gadis itu menggenggam ganggang pintu ruang, Zhongli menarik tangan gadis itu, menguncinya di dinding. Pintu ruangnya ia kunci.

Panik, ia menatap Zhongli bingung, heran, takut. "P-pak??" Suaranya lemah, penuh ketakutan dan kebingungan disana. Lelaki bersurai coklat dengan semir gold itu menatapnya lamat, kemudian memasang sengiran.

"Ya?" Bisiknya, yang mulai menciumi leher gadis itu, menggigitnya pelan. Tangannya yang kekar mencengkram kedua tangan [Name] diatas kepalanya, menahan tubuhnya diantara dinding dan dirinya.

Rasanya seluruh tubuh gadis itu membeku, ia bingung dan takut, tubuhnya gemetaran hebat. Ia tersentak kala tangan Zhongli yang kosong bergerak mengelus pahanya, menyelipkan jarinya diantara kedua pahanya. "Basah." Lirih Zhongli, "Rupanya kau suka, ya?" Kekehnya, Pantyhose miliknya dirobek, meninggalkan celana dalamnya yang tak tertutup apa-apa.

Jari-jemari Zhongli menggeser celana dalamnya, mengelus labia gadis itu lembut. "Pak.. jangan.." Lirih [Name] takut.  "Kenapa? kamu suka juga, kan?" Zhongli menggigit daun telinga gadis itu, menjilatnya.

"Saya bisa laporin bapak kalau kayak gini!" Ancamnya yang hanya dibalas dengan tawaan remeh dari Zhongli. "Memang bisa?"

Manik berwarna [E/C] miliknya gemetar, pikirannya kacau, kalut, bingung. Ia harus apa? berteriak? Ya, itu satu-satunya opsi!

"To—"

Belum sepenuhnya ia berteriak, telapak tangan Zhongli yang besar menutup bibirnya, mencengkramnya kuat. Manik berwarna kuning keemasan itu gelap, seolah mengancamnya.

"Diam."

Tangan Zhongli bergerak kearah celananya, melepas ikat pinggang dan menarik turun resleting celananya. Bibirnya ia hantamkan pada bibir gadis dibawahnya, meredam teriakan [Name] diantara lidah dan mulutnya.

Salah satu pahanya ia angkat, kejantanannya yang mencuat diantara celananya dengan cepat ia masukkan tanpa penetrasi tambahan. Pinggul ramping milik Zhongli bergerak diantara dua paha gadis itu, mengeluar-masukkan penisnya diantara liang becek milik [Name].

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

✎: ̗̀➛ᵍᵉⁿˢʰᶦⁿ ᶦᵐᵖᵃᶜᵗ&ʰᵒⁿᵏᵃᶦ ˢᵗᵃʳ ʳᵃᶦˡ ; ᴼⁿᵉˢʰᵒᵗ!ⁿˢᶠʷ ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang