Yanqing - Siblings

11.5K 327 86
                                    

Manik kuning kecoklatan milik Yanqing berbinar kecil kala menyadari kehadiran kakak perempuannya yang tengah merebahkan diri si sofa ruang tengah, ia nampaknya tertidur kala mendengarkan lagu dari handphone miliknya.

Pemuda itu bergegas menghampiri kakaknya dan duduk berlutut di samping kepalanya, perlahan ia menyenderkan kepalanya diatas dada gadis yang masih tertidur pulas itu.

"Hangat.." ujarnya lembut sembari mengelus rambut panjang milik [Name] yang terurai. Manik matanya bermain pelan, menatap seluruh wajah [Name] yang menurutnya cantik.

Perlahan, tangannya bergerak, mengambil helai rambutnya kemudian mencium pelan rambut panjang kakaknya.

"Andaikata kita bukan saudara." ujarnya pelan sembari menaiki tubuh [Name], ia menatap gadis yang sekarang tengah berada dibawah tubuhnya. Rambutnya yang ia ikat terurai kebawah, menyentuh wajah cantik milik kakaknya.

Yanqing mendekatkan wajahnya, kemudian ia mencium lembut bibir gadis itu. Lidahnya perlahan bermain kecil untuk mencari celah agar bisa masuk kedalam mulut gadis itu.

Kepala pemuda itu bergerak sedikit, sedang mulutnya masih sibuk mengulum bibir gadis itu. Tangannya perlahan bergerak menyentuh payudara gadis itu, merasakan tubuhnya, ia menyibak pelan kaos yang dipakai kakaknya, Memperlihatkan pusar miliknya.

Nafas Yanqing tersendat, ia merasakan tubuhnya memanas, bahkan rona merah memenuhi pipinya. Ia bergerak pelan, menciumi perut kakaknya yang kemudian perlahan naik keatas.

"Seperti biasa.. tidak mengenakan apa-apa.." Lirihnya yang tengah mengulum puting [Name], lidahnya bergeliat diantara puting gadis itu, membuat [Name] tersentak dari tidurnya.

"Mngh.. ahn.. Yanqing..??" Desahnya bingung, tangan lentik gadis itu mendorong pelan kepala adiknya, wajahnya memerah dan penuh kebingungan.

Yanqing melirik kearah kakaknya, lidahnya masih sibuk menjilati dua payudara yang sudah basah berkat air liurnya. Manik yang seiras dengan milik [Name] itu menatap gadis itu penuh nafsu, pinggulnya bergerak-gerak, menggesekkan benda keras yang ditutup oleh celana ke pahanya.

"Mngh.. jangan menolak.." Ujar Yanqing, ia perlahan menanggalkan kaos yang [Name] pakai, melepas celana pendeknya, meninggalkan celana dalam yang basah.

"Sudah basah.." Lirihnya dan menciumi vagina gadis itu dari balik celana dalamnya, ia menghirup aroma segar yang menjadi favoritnya.

Lidahnya perlahan bergerak, menjilati vagina itu walau tertutup kain. Ia bisa merasakan bahwa [Name] menggesekkan vaginanya kearah mulutnya, menginginkan lebih.

"Yanqing..." Desahnya pelan, paham dengan yang kakaknya maksud, ia melepas celana dalamnya, kemudian mulai menjilati vaginanya.

Erangan manis keluar dari bibir berwarna merah muda itu kala ia merasakan mulut adiknya menjilati dan menghisap vaginanya.

"..ahh..mngh....! ahn..! ahh!"

Pinggul gadis itu bergerak, kedua tangannya mendorong kepala Yanqing agar lidahnya masuk lebih dalam ke vaginanya.

"Kakak.. jangan terlalu ganas.. ahn.." Yanqing menghisap klitorisnya, menggigitnya, memberi kenikmatan tersendiri untuk [Name].

"Haa.. Yanqing..! Ah!"

Tubuh gadis itu melengkung kala ia menggapai klimaksnya, cairan kental keluar perlahan dari vaginanya. Nafasnya tersengal-sengal.

"Mnh.."

[Name] mendesah panjang saat penis milik Yanqing menggoda vaginanya, ia menggesekkan kepala penisnya di pintu masuk miliknya yang berkedut meminta lebih.

"Masukin.." Rengeknya sembari mendorong pinggul adiknya dengan kedua kakinya. Yanqing terkekeh pelan, ia perlahan memasukkan penisnya kedalam vagina gadis itu. Membuat keduanya mengerang penuh kenikmatan.

"Ha.. kakak.. punyamu selalu sempit.." Erang Yanqing saat penisnya masuk sepenuhnya di dalam gadis itu, pinggulnya perlahan bergerak membuat tempo, membuat gadis itu mendesah hebat.

"Ahn! ah! ah~!"

Manik berwarna kuning kecoklatan milik Yanqing menatap payudara milik [Name] yang memantul mengikuti tempo hentakan pinggulnya, ia kemudian menjilati payudara itu, mengulum putingnya, bermain dengan kedua payudaranya.

"Ahh! ah~ ahh~! Yanqing!! ahngh..! mnh!"

Ia menggesek pinggulnya ke vaginanya, membuat penisnya masuk lebih dalam kedalamnya, memberikan sensasi menjepit dan nikmat dalam tiap hentakan.

"Mnh..! kakak! ah! ahh! ahn~!"

Yanqing mendesah bersamaan dengan [Name], sofa yang menjadi tempat bersandar mereka berdua bergoyang kuat.

"Mngh..! ahh! Kakak..! Ahn! semp..it..! ahh!!"

Pemuda itu memutar matanya saat mulutnya menganga nikmat. Desahan terus lepas dari bibirnya, membuat ruangan itu menggemakan erangan mereka.

"..Haa!! kakak..! ahn.. mngh.."

Bibir mereka bertemu, saling melumat dan menjilat, saling menggigit satu sama lain, lidah mereka pun saling bermain.

Gerakan pinggul Yanqing semakin kuat dan ganas, membuat suara vulgar yang dihasilkan dari penyatuan tubuh mereka.

"Kak..! kak.. ahnn!!!"

Spulrt!!

Yanqing mengerang panjang bersamaan dengan [Name] yang berteriak kecil kala mereka berdua klimaks bersamaan.

[Name] bisa merasakan cairan hangat yang memenuhi rahimnya, maniknya bergerak kenikmatan, rasanya kesadarannya hilang begitu saja.

"Uhngh.. ahn~"

-

Kepala gadis itu bersandar di bahu Yanqing, maniknya menatap fokus kearah layar handphonenya. Sedangkan Yanqing tengah menonton acara TV bersama kedua orang duanya yang duduk diatas sofa, sedang mereka duduk dilantai bersandar dengan sisi sofa.

"Mama, kamu ada masak pandan kah?" tanya Ayahnya yang baru saja menyeruput kopinya, Ibunya menggeleng pelan.

"Ga ada, kenapa?"

Ayahnya menggumam pelan sebagai jawaban, maniknya bergulir kearah TV.

"Engga sih, kayak ada bau pandan gitu disini.. apa tetangga ya lagi masak pandan-pandan gitu?" tebak ayahnya sambil memasang wajah bingung.

"Kalian ngecium baunya ga?" tanya Ibunya, kedua kakak adik itu terdiam, saling menatap satu sama lain, lalu menggeleng kuat.

"Ngga ada, papa salah cium kali.." Ujar [Name], ia kemudian menutup selangkangannya dengan merapatkan kedua pahanya. Masalahnya, ia belum membersihkan bekas cairan mereka berdua yang masih membekas di vaginanya.

"Iya nih.. mana ada bau pandan.. yang ada bau kopi papa.. paling itu kopinya ada kandungan pandan" Ujar Yanqing membenarkan, ia sama paniknya sih sebenarnya.

Ayahnya terdiam, memasnag wajah berpikir. "Iya sih, salah cium kali, ya?" ujar ayahnya kemudian kembali sibuk menonton TV.

Kedua saudara itu menghela nafas lega, Yanqing melirik [Name] kemudian tersenyum lembut, ia menggenggam tangannya kemudian berbisik pelan.

"Mau lanjut dikamar mandi?"

-

[Note : Ak balik🥰]

✎: ̗̀➛ᵍᵉⁿˢʰᶦⁿ ᶦᵐᵖᵃᶜᵗ&ʰᵒⁿᵏᵃᶦ ˢᵗᵃʳ ʳᵃᶦˡ ; ᴼⁿᵉˢʰᵒᵗ!ⁿˢᶠʷ ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang