Blade - Math

17K 488 79
                                    

Suara dobrakan pintu terdengar nyaring, memenuhi satu ruangan yang dibuka paksa. Didalamnya, ada seorang gadis yang tengah merebahkan diri dengan nyaman dengan headphone yang menghiasi lehernya.

Ia menatap pelaku pendobrak pintu kamarnya dengan kernyitan didahinya. Sedangkan sang pelaku alias kekasihnya sendiri menatapnya tajam, kerutan wajahnya menunjukkan dia kesal.

"ngapain?" kesal sang kekasih, bersandar santai disamping pintu yang sudah hampir roboh sembari menyilangkan tangannya didepan dada.

[Name] menatap Blade heran, ia masih dengan handphone dikedua tangannya.

"Hah? rebahan lah, kok masih nanya ngapain?" heran [Name]. Mendengar jawaban yang dikeluarkan gadis itu dengan santai, Blade langsung berjalan kearahnya dengan kedua tangan mengepal.

Kemudian, ia menyudutkan gadisnya diantara kedua tangannya yang bersandar di kepala kasur. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah [Name], bahkan suara nafasnya pun terdengar. Gadis itu bisa merasakan hembusan nafasnya menepar di wajahnya.

Harum. Baunya harum.

"Kok bolos sekolah?" tanya Blade berbisik, kali ini ada penekanan di kalimatnya, meminta jawaban jujur dari [Name].

Gadis itu meneguk ludahnya, ia menatap kearah lain, walau lelaki berambut hitam dengan semiran merah di ujungnya itu memaksanya untuk menatap matanya.

"..aku ngehindarin mapel kamu" cicit jujur [Name]. Blade memasang sengiran, bukan sengiran nakal, melainkan sengiran kesal.

"Kok ngehindar?" Tanya Blade lagi,

[Name] menciut.

"..Soalnya hari ini kan ada ulangan.." jawabnya lagi.

"Terus? kamu pikir karena aku pacar kamu, aku ga bakal ngasih kamu ulangan susulan dan hukuman? Walau kamu pacar aku, kamu tetap murid yang aku ajar"

Jleb.

[Name] terdiam. Benar juga. Gadis itu tertunduk, ia tak berani menatap wajah kekasihnya yang tak lain ialah guru matematika. Mata pelajaran yang paling ia benci.

Lelaki itu mendekatkan bibirnya di telinga [Name], membisikkan sesuatu yang horor baginya.

Iya.

"Besok kamu ulangan susulan, soal yang aku kasih bakal beda dari yang lain. Terus sebagai hukuman dan sanksi, jangan lupa kerjain soal yang ada di buku paket halaman 17-21."

Horor banget.

[Name] terdiam. Ia bisa membayangkan seberapa stressnya dia. Ia langsung memeluk Blade erat, dan mulai memasang Puppy eyes dengan mata berwarna [E/C] miliknya.

"Ga bisa dikurangin hukumannya, sayang?? terus ulangannya.. please jangan dibedain:(" lirih [Name], Blade langsung terkekeh. Kekehan ejekan.

"Ulangannya ada di materi yang aku ajarin kok.. kamu pasti paham kan.." ucap Blade. Lagi lagi [Name] tertusuk, masalahnya, dia suka ketiduran waktu mata pelajaran matematika.

"..Please:("

Dengan Puppy eyes andalannya, ia masih memohon ke murah hatian dari Blade. Sayangnya, Blade tidak begitu.

Atau mungkin..

"Ada satu syarat"

[Name] langsung sumringah, ia memeluk Blade semakin erat.

"Apa tuh?" tanya [Name], lelaki itu tersenyum manis. Oke. Itu seram.

Ia langsung mendorong [Name] untuk bersandar di kasurnya, tangannya perlahan mengelus tubuh gadis itu lembut.

✎: ̗̀➛ᵍᵉⁿˢʰᶦⁿ ᶦᵐᵖᵃᶜᵗ&ʰᵒⁿᵏᵃᶦ ˢᵗᵃʳ ʳᵃᶦˡ ; ᴼⁿᵉˢʰᵒᵗ!ⁿˢᶠʷ ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang