19

52 5 2
                                    

"Baek... Ini kamar chanyeol.. Maaf jika kamar ini tak semegah dan senyaman milik mu.. " ucap Ibu ku saat pertama kali membawa baekhyun masuk kekamar ku.
Baekhyun hanya diam, dia tak mengucapkan apapun.

Ibu ku mengajak nya duduk di tepi ranjang, menyelipkan beberapa helai rambut nya ke daun telinga nya lalu memeluk baekhyun dan mengelus punggung baekhyun dengan lembut.

Punggung baekhyun mulai bergetar, ibu ku yakin dia menangis kali ini. Ibu ku melepaskan pelukan nya dan mengusap air mata yang mengalir di pipi putih milik baekhyun.

"Nak.. Ini memang terasa sangat menyakitkan, aku pernah mengalami nya dulu saat aku hamil chanyeol, dunia ku terasa runtuh... Namun ketahuilah nak...dengan kau mengikhlaskan nya, perlahan sakit di hati mu akan hilang... " ucap Ibu ku dengan begitu tenang.

"Aku mencintai nya ahjumma... Hiks... Hanya dia.. Hikss.. Aku rindu pada nya... Hiksss.. "

"Aku tau.. Tapi dengan kau terus larut dalam kesedihan begini justru akan menambah beban bagi nya saat menuju ke syurga.. Lagi pula kasian anak yang ada di perut mu nak... Dia pasti butuh ibu yang kuat... Jika kau lemah, ia pasti akan lebih lemah dari mu.. "

"Benarkah ahjumma? "

"Tentu.. Berapa umur kandungan mu sekarang? "

"5bulan hampir akan memasuki bulan ke 6 ahjumma... "

"Wah benarkah??? Oh ya baek..? Apa kau tak keberatan jika kau harus satu kamar dengan chanyeol??? "

Baekhyun diam, sekamar dengan ku mungkin adalah pilihan yang kurang tepat mengingat apa yang aku lakukan pada nya terakhir kali.
Mungkin dia masih begitu marah pada ku.
Namun jawaban tak terduga keluar dari mulut nya, ia mengatakan setuju sekamar dengan ku.
Ibu ku tersenyum lembut pada baekhyun, sejujur nya bisa saja ibu ku mengajak baekhyun tidur bersama nya, tapi ini adalah permintaan tuan byun, membiarkan baekhyun tidur dengan ku. Bukan untuk sesuatu yang negatif hanya karna aku lelaki jadi aku lebih bisa di andalkan untuk menjaga baekhyun takut takut baekhyun mengamuk lagi.

Setelah kepergian tuan byun aku memasuki kamar ku, dan ku lihat wanita cantik itu tengah tertidur lelap.

Aku duduk di tepian ranjang, menatap wajah pucat nya dengan sisa lelehan air mata di pipi nya.
Sedikit nyeri rasa hati ku melihat keadaan nya sekarang, ku berani kan diri mengelus perut nya  dan dapat ku rasakan tendangan halus dari bayi yang ada di perut nya saat ku letakan tangan ku di perut nya.

Ada rasa bahagia yang luar biasa saat aku mendapatkan respon dari bayi itu, seperti nya ia menerima ku.

"Apa yang kau lakukan? " suara sarkastik itu mengejutkan ku membuat ku spontan menarik tangan ku dari perut baekhyun.

"A-aku ha-hanya... "

"Jangan sekali kali kau menyentuhku..!!! "

"Maaf.. "
Ia menatap ku dengan tatapan mata yang tajam, apa baekhyun tak bisa menerima keberadaan ku?

Seperti nya aku harus bersabar untuk itu..

Malam ini waktu terasa berjalan sangat lama, aku tidur dibawah tempat tidur baekhyun, aku memandangi nya dari bawah, aku tak bisa tidur sekarang.
Aku bingung, harus merasa bahagia atau malah sebalik nya.
Tuhan mengabulkan permintaan ku agar ia ada di samping ku, tapi hanya raga nya saja tidak dengan hati nya. Karna kenyataan nya ia tetap mencintai pria oh itu meski pun ia telah tiada, ku lihat tubuh nya bergetar, ku tebak ia kembali menangis mungkin ia merindukan sehun.
Aku tak bisa berbuat banyak, karna ia menolak ku secara lantang.

"Nona bee... " aku memberanikan diri memanggil nya walau aku tau dia tak akan menghiraukan ku.

"Besok mau ikut tidak? " dia masih tak menjawab.

cruelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang