▪︎ Prolog ▪︎

109 20 0
                                    



***

Brak!

Aku meringis, merasakan nyeri di bagian punggung. Lagi-lagi aku menabrak pintu kamar karena hempasan sosok hitam besar di hadapanku. Aku berusaha berdiri, meski seluruh tulangku rasanya remuk. Aku meraba pintu di belakangku, berniat keluar dari kamar. Namun, sebuah tangan dengan kuku-kuku tajamnya lebih dulu menahan pergerakanku. Meraih leherku dan mencekikku erat. Membuat kepalaku menempel pada pintu.

Aku meronta, berharap bisa melepaskan tangan pucat nan dingin itu dari leherku. Nihil. Cekikan itu semakin erat. Membuat napasku tercekat, tubuhku melemas, dan pandanganku memburam. Aku tidak berusaha lagi, aku pasrah jika ini memang akhir hidupku.

Tubuhku kembali menabrak sesuatu yang keras, entah apa itu. Aku tak tau. Rasa sakit lebih dominan daripada rasa penasaranku. Aku kembali terkapar pada lantai yang dingin. Seperkian detik, mataku tertutup. Samar-samar suara yang seperti hembusan angin itu terdengar menggumamkan sesuatu. Sebelum akhirnya kesadaranku hilang sepenuhnya.

***

Penunggu Kamar Pojok Asrama✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang