Nirmala tak kuasa menahan tawanya saat menatap hamparan bunga ilalang didepannya "Yak, ayo ambil bunga ilalang itu." Nirmala menepuk lengan atas Gajah Mada dengan semangat. Pria itu menatap Nirmala dengan pandangan menyelidik dan enggan. "Pria harus menepati ucapannya."
"Apa yang akan kamu lakukan dengan bunga ilalang itu?" Pertanyaan Gajah Mada membuat Nirmala menghela napas kesal. Gadis itu menarik Gajah Mada berjalan mendekati bunga ilalang yang dalam kondisi paling baik. "Lakukan seperti ini." Nirmala mencabut bunganya dengan sekuat tenaga sebelum memperlihatkannya dengan bangga.
Nirmala merasa bahwa tempat ini adalah tempat yang pas untuknya menikmati hidup. Langit yang biru, angin yang berhembus perlahan, dan ilalangan yang bergoyang. Nirmala ingin selama seperti ini bersama pria tampan.
Gajah Mada memberikan segenggam bunga ilalang padanya dengan penuh kebanggaan membuat Nirmala sedikit berdecih di dalam hatinya. "Kamu sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan, jadi mari pulang dan selesaikan ..."
Nirmala menggelengkan kepalannya. Memotong ucapan Gajah Mada. "Tidak bisa begitu. Aku ingin mencari bunga yang berbeda juga. Dalam perjalanan tadi ada sungai, aku melihat ada bunga Astrantia di sana." Nirmala menggandeng tangan Gajah Mada menuju arah yang ia maksud.
"Lihat, cantikan bunganya?" Tanyanya sembari menunjuk bunga Astrantia yang berada di tengah sungai yang terlihat dalam dan menyeramkan karena berada di tengah-tengah hutan. Tidak ada yang tahu apakah didalamnya terdapat ular dan sejenisnya atau tidak. Gajah Mada dengan ekspresi mati rasa mengangkat tangannya untuk menarik bunga itu dengan menggunakan tenaga dalamnya. Dia tahu gadis itu ingin mengerjainya dengan turun langsung, tapi ia tak akan membiarkan dirinya tertindas.
"Bagus, kamu bahkan bisa mendapatkan tanpa perlu banyak bergerak. Sangat menyenangkan. Kapan-kapan kita lakukan lagi," ujarnya sembari bertepuk tangan dengan heboh. Nirmala memotong buga dan daun bung aitu menyusunnya menjadi bouqet bunga yang cantik sebelum mengikatnya dengan tanaman rambat. "Pegang ini." Nirmala menyerahkan bunga itu dengan paksa ke tangan Gajah Mada sebelum memutar tubuhnya membelakangi pria itu.
Nirmala berbalik dengan senyum sempurna yang berbanding terbalik dengan senyum tertekan Gajah Mada. Nirmala menatap Gajah Mada dengan jenaka. "Aish sangat manis. Aduh ... hatiku tidak baik-baik saja." Nirmala berkata dengan penuh hiperbola membuat sang pria memutar bola mata jengah. "Lain kali kita bertemu di Majapahit berikan aku juga bunga. Aku pasti akan menjadi orang paling bahagia."
Gajah Mada sedikit mengernyit dan menahan sudut bibirnya yang tak sadar ingin menarik lengkung senyum karena ekspresi gadis itu yang terlihat sangat bahagia. "Teruslah bermimpi."
Nirmala menggerakan jari tangan kananya ke kiri dan ke kanan berkali-kali di depan wajah Gajah Mada. "Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Kita pasti akan bertemu di sana. Aku berjanji kita akan datang ke Majapahit dan aku harap kamu akan menyambutku dengan senyuman hangat."
"Saya khawatir hanya bisa mengangkat pedang hingga saat itu terjadi." Balas Gajah Mada dengan sakratis, namun bagi Nirmala itu terasa seperti tikaman mati. "Pikirkanlah hingga saatnya tiba. Jangan tergesa. Mungkin saat waktunya tiba dan aku ditikam sampai mati mungkin kamu akan menjadi orang paling berduka di dunia. Jangan terlalu jumawa Mada."
"Okey, okey, katakalah apa yang ingin kamu katakana." Gajah Mada mengangkat bahunya tak acuh tanda menyerah untuk beradu argument lebih jauh dengan gadis itu.
[Silakan kembali pergi ke kedai teh, utusan Majapahit telah datang untuk mencari gadis tercantik untuk dijadikan permaisuri Majapahit]
Mata Nirmala langsung berbinar, ini saatnya baginya untuk bersinar. "Lihat Mada, biarkan ndara Ayu memancarkan pesona kecantikan yang sebenarnya. Setelah ini apakah kamu akan bisa menyambutku dengan tikaman pedang?"
***
[1 April 2024]
Selamat menjalankan ibadah puasa ...
Terima kasih sudah membaca sampai sini sampai jumpa di part selanjutnnya
Jika berkenan silakan mampir ke cerita "Nala dan Kisahnya" dan berikan dukungan untuk anakku yang baru lahir xixixi
Biru
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirmala: Fall In Love System
RomancePPKM darurat yang diberlakukan dan pandemi yang tak surut ditambah tugas kampus yang menggunung membuat Nirmala ingin lari dan menciptakan dunia sendiri. Di tengah-tengah kewarasannya yang menurut Nirmala tak dapat lagi dipertahankan karena ia meras...