PROLOG: Kisahnya Aruka.

2.6K 132 5
                                    

Aruka Shabilla, biasa dipanggil Aru atau Ruka. Ia adalah satu-satunya anak perempuan dari tiga bersaudara. Harusnya, Aruka mendapatkan lebih banyak kasih sayang dibandingkan kedua kakak laki-laki.

Tetapi sangat disayangkan, Aruka malah menjadi korban KDRT. Ibunya meninggal karena keegoisan ayahnya. Kakak pertamanya menjadi pecandu alkohol yang temperamental, dan kakak keduanya menjadi mitra penjual orang.

Aruka sangat takut akan keluarganya, sekarang ia sudah berusia matang dan kemungkinan besar ia akan menjadi korban keegoisan ayah atau kekejaman kakaknya.

Pada malam Sabtu, tepatnya tengah malam. Aruka nekat kabur dari rumahnya. Ia sudah menyiapkan tali agar ia bisa turun dari kamarnya yang ada di bagian atas.

Setelah ia turun dan melarikan diri dari kawasan rumahnya, ia bingung harus kemana. Aruka sendiri, Aruka merindukan Ibu, Aruka harus bagaimana? Gumamnya.

Dilihatnya, ada sebuah kost perempuan yang masih terbuka gerbangnya. Dengan berbekal tas yang berisi sedikit uang dan beberapa pakaian, Aruka memberanikan diri untuk masuk ke kawasan kost itu.

Ia sendiri. Kemudian matanya tertuju kepada salah satu pintu bertuliskan “Pemilik”. Aruka mengetuk pintu ruangan itu, dan sepertinya si pemilik kost keluar dan mempersilahkan Aruka untuk masuk.

"Maaf, sebelumnya... Apakah masih ada kamar kosong?" Tanya Aruka. Si pemilik mengangguk.

"Iya, ada. Untuk kamu?" Tanyanya, Aruk mengangguk kemudian ia dan si pemilik kost keluar dari ruangan itu dan menunjukkan kamar kost milik Aruka.

"Ini kamar kamu. Dibagian atas, bertuliskan 01. Gapapa kan kamu di lantai atas?" Tanyanya, Aruka mengangguk.

"Kak, nama saya Aruka.. Aruka Shabilla. Omong-omong, untuk harga perbulannya berapa?"

Si pemilik kost tersenyum, "saya Jisya. Panggil aja Kak Jisya ya? Untuk harga perbulannya, kakak masih memasang di harga satu juta setengah. Karena kakak masih bingung, ini bisnis kost pertama dan kamu yang paling pertama ngekost disini."

"Oke, Kak. Aku ada tiga juta, Kakak pegang dulu untuk bulan ini sama bulan depan ya? Rencananya, mulai besok aku mau nyari kerja juga."

Kak Jisya tersenyum, kemudian ia mempersilahkan Aruka untuk masuk dan istirahat dikamar tersebut. Setelahnya, kak Jisya kembali ke ruangannya dan mencatat pemasukkan pertamanya.

Jisya tahu, kalau menjadi pemilik kost akan susah, tapi apa boleh buat. Hanya ini usaha yang disetujui oleh Ayahnya, tentunya hanya dengan tujuh ruangan untuk di sewakan dan dua ruangan untuknya.

Aruka tersenyum, kemudian ia duduk di sofa yang tersedia. Ia rasa kost-an ini akan cukup untuknya. Ruangan yang cukup luas dengan single bed, lemari, sebuah TV, nakas, sofa kecil, kamar mandi, dan tempat cuci piring. Tentunya dengan harga yang cukup murah untuknya.

Setelah membereskan semua barangnya, dan membersihkan dirinya, Aruka mulai merebahkan tubuhnya di kasur. Ia menyalakan TV agar tidak terlalu hening.

"Ibu, doakan Aruka agar Aruka bisa menjalani kehidupan Aruka yang baru. Tolong doakan Aruka, jika nanti ada penghuni baru, Aruka bisa menjadi teman yang baik untuk mereka termasuk Kak Jisya."

Going Home 🏡 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang