— . ݁₊ ⊹ . ݁˖ . ݁ —"Hallo, dengan pemilik Gendisha Kost?"
Suara itu terdengar di telpon kak Jisya. Padahal ia belum membuka kost-an lagi, tapi kenapa ada yang menelponnya?
"Iya, dengan saya sendiri. Maaf ini dengan siapa?" Tanya kak Jisya.
"Saya Jean Merlyn, saya sepupu dari Adhanna Jung. Waktu itu saya sempat bertemu dengan orang-orang yang ada di tempat syutingnya, tapi karena saya ragu itu Adhanna atau bukan, saya hanya meminta alamat Adhanna dan dia menjawab Adhanna ada bersama kamu."
"Oh iya, tapi sekarang Adhanna masih sibuk syuting, akan ada film baru katanya."
"Iya, saya tahu. Kalau nanti sore atau malam saya berkunjung, bisa? Saya akan menjemput Adhanna. Kamu juga tahu kan, kalau Adhanna dibuang?" Tanyanya.
"Eh.. Iya, anda boleh kesini, nanti saya beri detail tempatnya, ya." Ucap kak Jisya sebelum menutup teleponnya.
"Tidak usah, saya tahu kok. Sampai jumpa."
Sambungan terputus, Adhanna akan dijemput oleh keluarganya... Setelah kehilangan Aritha dan Asya untuk beberapa saat, ia juga akan kehilangan Adhanna..?
Kak Jisya melamun, ia sudah tidak semangat untuk melanjutkan sisa aktifitasnya.
—
Sekarang waktu menjelang sore. Adhanna akan dijemput, ia selalu bertanya-tanya bagaimana jika ia ditinggalkan oleh semua anak-anak yang ada bersamanya.
"Hey princess. Kenapa bengong mulu?" Tanya bang Theo. Pemuda itu mencubit hidung kak Jisya kemudian duduk disampingnya.
"Gausah manggil gitu ah, Theo. Yang Princess disini tuh cuma Aritha satu-satunya." Ucapnya.
"Yaudah deh, queen!" Mendengarnya, kak Jisya sontak mengalihkan pandangannya.
"Terus, king nya?" Tanyanya.
"Aku."
"CIE UDAH AKU KAMU!" Teriak seseorang dari belakang. Yang pasti itu bukan bang Theo apalagi kak Jisya.
Suaranya nyaring, dan kalau kak Jisya mendengar suara itu pasti kak Jisya langsung terbawa emosi. Siapa lagi kalau bukan bang Bobby.
"Paan sih lu?" Ujarnya kepada Bobby, kemudian pemuda itupun duduk disampingnya.
"Pacaran aja kali kalian, gatel banget gue liatnya!" Ucapnya. Baik kak Jisya ataupun bang Theo tidak ada yang menjawabnya.
Raut wajah kak Jisya kembali seperti semula, cemberut dan sedikit cemas.
"Ji, lo kenapa? Gue minta maaf deh kalo lo kesel sama ucapan gue yang nyuruh kalian pacaran, sumpah!" Ucap Bobby.
Kak Jisya menghela nafasnya, "Bob, Theo... Kalian tau Adhanna kan?" Tanyanya yang tentu saja dibalas dengan anggukan kepala oleh keduanya.
"Kenapa emangnya?" Tanya bang Bobby.
"Sepupunya, bakalan jemput dia. Feeling gue gak enak, sumpah!" Ucapnya. Entahlah, kak Jisya merasa, jika Adhanna dijemput maka yang lainpun akan pergi.
"Udah, gapapa, Ji. Kalo emang Adhanna mau pulang ya mau gimana lagi, kita kan gak bisa memaksakan kehendak siapapun!" Ucap bang Theo.
"Gue takut semua orang tiba-tiba pergi tau!" Ucap kak Jisya, dua pemuda yang ada disana hanya tersenyum dan ya, mau bagaimana lagi.
— . ݁₊ ⊹ . ݁˖ . ݁ —
Sore benar-benar tiba, sekarang sudah pukul setengah lima kurang lebih. Semuanya sedang berkumpul diruang tengah, selain mereka sedang menunggu kakak sepupunya Adhanna, mereka juga sedang menunggu ayah dan bunda yang sedang berbelanja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Going Home 🏡 [END]
Fanfiction[ babymonster au ft. jisoo ] "Dikala penat menghampiri, hanya rumah yang bisa menjadi tempat yang paling nyaman. Tapi bagaimana dengan anak yang jauh dari rumah?" - [ on going / jangan lupa untuk vote 🌟]