— . ݁₊ ⊹ . ݁˖ . ݁ —
Asya baru sampai di kost-an kemudian ia langsung masuk ke ruangan kerja Kak Jisya. Karena ia tahu, jika ruangan itu terbuka maka Kak Jisya ada didalamnya.
Kak Jisya yang ada didalam pun merasa terkejut dengan kedatangan Asya yang terburu-buru dan langsung menutup pintu ruangannya.
"Lho, Sya, ada apa?" Tanya Kak Jisya.
Asya kemudian duduk di kursi yang ada disana dan menundukkan kepalanya. Demi apapun itu membuat Kak Jisya semakin bingung.
"Ada apa, Asya. Ayo bilang!" Ucapnya lagi.
Asya menghirup nafasnya terlebih dahulu kemudian ia membuang nafasnya dengan perlahan.
"Gini Kak. Tadi gue ketemu ibu tiri gue!" Ucapnya on point.
Tentu saha Kak Jisya terkejut. Namun, sebelum ia bertanya lagi ia membiarkan Asya untuk melanjutkan ceritanya.
"Gini, Kak. Gue ketemu ibu tiri gue, terus dia nyuruh pulang. Dan gue lawan dong? Gue gak mau lagi sama dia, pokoknya nggak! Gue udah capek selama ini dijadiin keset sama dia, tapi dia tetep maksa gue. Sampe akhirnya dia tahu kalo gue ngekost disini." Ucapnya. Ia menghela nafasnya sebelum kemudian ia melanjutkan ceritanya.
"Terus, Kak. Yang gue khawatirin itu nasib Gendisha Kost. Gue takut Gendisha Kost diapa-apain sama nenek sihir itu! Soalnya, meskipun dia gak akan sampe segitunya, tapi dia juga bisa senekat itu." Ucapnya.
Dirasa sudah cukup kemudian Kak Jisya menatap Asya. "Sya. Gue emang takut kost-an gue diapa-apain sama Ibu tiri lo. Tapi gue lebih takut kalo nasib lo balik lagi kayak kemaren, Sya." Ucapnya.
"Kak gue bingung..."
"Kayaknya gue bakalan pulang deh, gue gak mau lo sama yang lainnya kena imbas dari kemarahan nenek sihir itu!"Dan demi apapun, Kak Jisya terkejut. Tidak, ia tidak bisa membiarkan salah satu dari anggota kost-nya kembali ke masa kelamnya.
"Nggak, Sya. Gue gak setuju." Ya bagaimana ia mau setuju sedangkan ia sendiri khawatir dengan keadaan yang akan Asya alami.
"Kak, please... Gue udah duga lo gak setuju, tapi gue juga gak mau kalian kenapa-napa! Please Kak." Asya terus membujuk Kak Jisya agar menyetujuinya, sampai akhirnya ia mengeluarkan jurus andalannya yaitu menunduk.
Kak Jisya terlihat berpikir kemudian ia menghela nafasnya. "Oke. Tapi Sya, lo harus janji kalo lo bakalan baik-baik aja dan lo bakalan balik lagi." Ucapnya seraya mengacungkan jari kelingkingnya untuk dikaitkan dengan jari kelingking Asya.
Asya tersenyum kemudian ia mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Kak Jisya. "Gue janji! Gue cuma pulang buat sementara, Kak. Dan mohon doanya semoga gue disana baik-baik aja."
"Terus, kapan mau pulangnya..?" Tanya Kak Jisya.
"Sekarang!" Ucapnya.
"Beneran?! Gak capek abis kerja?" Asya menggeleng, kemudian ia keluar dari ruangan Kak Jisya dan beralih ke kamarnya.
Tidak banyak waktu yang ia butuhkan untuk membereskan sebagian barang yang akan dibawanya. Namun, ketika ia keluar dengan membawa tasnya ia bertemu dengan Aritha yang memang mau masuk ke kamar Asya.
Tadinya Aritha mau bercerita, tapi ia urungkan niatnya dan malah bertanya kepada Asya.
"You mau kemana? Mau ninggalin I terus you gak balik lagi kesini?" Tanyanya. Dengan cepat Asya menggeleng.
"Duduk dulu mending, I'll tell you why." Ucapnya.
Kemudian mereka duduk di balkon atas. Asya duduk sambil memandang kearah depan, sedangkan Aritha memandang kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Going Home 🏡 [END]
Fanfiction[ babymonster au ft. jisoo ] "Dikala penat menghampiri, hanya rumah yang bisa menjadi tempat yang paling nyaman. Tapi bagaimana dengan anak yang jauh dari rumah?" - [ on going / jangan lupa untuk vote 🌟]