XIV. Meet Her Twins.

442 63 3
                                    

— . ݁₊ ⊹ . ݁˖ . ݁ —

Sore hari, syuting untuk episode kedua sudah selesai, dan niatnya ia akan menemui orang yang mengirimi pesan kepadanya tadi.

'Gue otw.' Begitu yang ia ketik kepada orang tersebut, ia jelas-jelas tidak mengenal itu siapa tapi rasanya sayang sekali jika Aurora tidak datang menemuinya.

Sesampainya, ia langsung menuju meja nomor tujuh. Sekarang ia mulai merasa sedikit gugup namun ia hiraukan. Orang itu menunduk, kemudian Aurora menepuk pundaknya memastikan apakah ia salah orang tau tidak.

"Aurora, duduk." Ucapnya, Aurora langsung duduk berhadapan dengan dia. Ia sedikit takut kemudian ia bertanya "Lo siapa?" Tanya Aurora.

Wanita itu langsung membuka masker dan melepas topinya. Saat wanita itu menatap Aurora, Aurora teramat terkejut.

"GRACE?! GRACE HYE?!" Ucapnya, emosinya seperti dipuncak. Ia memukul mejanya dan untung saja Caffe masih sedikit pengunjung.

"Bukan! Gue bukan Grace. Percaya sama gue, lo duduk dulu biar gue ceritain!" Ucapnya.

Aurora sedikit tidak percaya namun ia menuruti apa yang wanita itu katakan. "Terus kalo lo bukan Grace Hye, lo siapa?!" Tanya Aurora.

"Gue Gracia Heya, kembaran Grace Hye temen lo." Ucapnya. Aurora masih mematung, apa maksudnya.

"Kurang lebih, nasib kita sama. Gue selama ini diasingkan sama kembaran gue sendiri." Sambungnya, Aurora yang sudah berdiri kembali duduk.

"Lo... Bohong kan?" Tanyanya sekali lagi.

"Nggak, Aurora. Buat apa gue bohong sama lo? Gue Gracia, gue waktu itu ketemu sama temen lo yang namanya Asya, gua minta kontak lo tapi dia buru-buru waktu itu. Terus gue terpaksa harus minta nomor dia dari atasannya karena atasannya temenan sama gue, dan finally dia mau ngirim kontak lo ke gue meskipun dia agak ragu." Begitu ucapnya, Aurora masih belum bersuara, ia masih mencerna semuanya.

Tidak, maksudnya... Untuk apa si Gracia ini bertemu dengannya? Dan, kenapa bisa Grace mengasingkan Gracia..?

Semuanya masih berputar di kepalanya, Gracia yang melihat itu langsung tersenyum. "Aurora, gue tau lo pasti masih syok. Biar gue ceritain."

Aurora hanya mengangguk, kemudian gadis itu mulai bercerita.

"Gue sama Grace didaftarin di dunia model cilik dari kecil, gue sama dia sama sama punya kharisma sendiri. Gue gak tau kenapa tapi waktu itu wartawan lebih memilih gue buat jadi bahan wawancara yang menurut gue harusnya kita berdua."

"Kemudian, di usia sepuluh tahun, dia minta bantuan sama tante gue, alias adik dari Mama gue. Dia minta bantuan kalo seakan-akan gue gak pernah ada, dan tentunya tante gue mau bantuin dia karena emang dari kecil tante gue ini lebih mihak sama Grace."

"Semua informasi tentang gue di hapus, bahkan historis permodelan gue sendiri juga di hapus, pokoknya bener-bener kayak gue tuh gak pernah lahir di dunia ini. Kemudian di ulangtahun ke sebelas tahun, gue di anak liburan, katanya. Gue sama tante gue ini pergi ke Aussie, dan seminggu disana, dia ninggalin gue sendirian. Gue disana bener-bener sendiri, gue nyari ke taman, bahkan nangis disana. Dan akhirnya gue besar di yayasan yang ada disana."

Begitu ucap gadis itu panjang lebar. Aurora yang mendengarnya tidak menyangka, gadis itu ternyata benar-benar licik.

"Jadi, tujuan lo ketemu gue disini apa?" Tanya Aurora, Gracia mengusap air matanya lalu ia menatap dan menggenggam tangan Aurora.

"Gue mau kita kerjasama. Gue gak setega itu buat bikin kembaran gue sengsara, tapi gue cuma mau kita lebih sukses dari dia dan kita harus bisa ngalahin popularitasnya." Begitu ucapnya.

Going Home 🏡 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang