XVIII. The Good News

366 59 4
                                    

— . ݁₊ ⊹ . ݁˖ . ݁ —

Ting!

Kak Jisya merasa itu adalah suara handphonenya. Kemudian ia membukanya dan ternyata Asya yang mengiriminya pesan.

 Kemudian ia membukanya dan ternyata Asya yang mengiriminya pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- abaikan timestamp!

Saat membaca pesannya, kak Jisya terkejut dan ia tersenyum. "Aruka, Aritha, Cikki!!! Nanti jangan pesen makanan, kakak mau masak!" Teriaknya.

Tentu saja yang mendengarnya langsung tersenyum, tidak lupa mwreka juga mengabari orang-orang yang masih berada diluar.

Malam pun tiba, semuanya sudah berkumpul meskipun belum lengkap, Asya masih belum sampai.

Namun, ketika semuanya sedang menyiapkan makanan, terdengar suara pintu yang dibuka.

"I'm back my sweeeeeeeet homeee!" Teriak Asya ketika ia baru membuka pintu.

Semua yang mendengar dan melihatnya langsung buru-buru mendekati Asya dan memeluknya. Akhirnya mereka merasakan pelukan dalam tujuh orang lagi.

"Kak, gue kangen banget tau?! Meskipun kita gak deket deket amat, tapi tetep aja gue kangen!" Ucap Aurora kepada Asya. Si gadis hanya tersenyum.

"Kak Aru, jadi gak cover lagu?" Tanyanya, Aruka mengangguk. "Yoi lah. Nanti tapi kalo gue udah free, sekarang masih sibuk nerima kenyataan." Ucapnya.

Beberapa dari mereka tidak mengerti, bahkan sampai ada yang kebingungan karena memikirkannya. Ya, itu Adhanna.

"Udah udah, sekarang kita makan dulu ya? Udah lama juga kan kita gak makan bareng-bareng gini?" Tanya kak Jisya, semuanya mengangguk.

Semuanya duduk, dan kemudian kak Jisya memberikan mereka piring yang sudah diisi dengan nasi, namun tidak dengan lauk pauknya.

"Kalian pilih sendiri lauknya ya. Maaf kakak cuma bisa buatin kalian ayam kecap sama ayam goreng." Ucapnya.

Mereka semua tidak keberatan, mereka mengangguk lalu mengambil lauknya dan memakannya dengan lahap.

Kak Jisya yang melihatnya sangat senang, ia bahagia karena pemandangan ini baru saja ia dapatkan setelah sekian lama mereka semua menghadapi rintangan-rintangan tersendiri.

"Kakak makan dong!" Titah Cikki, lamunan kak Jisya terusik, kemudian ia tersenyum lalu ikut makan bersama.

Going Home 🏡 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang