Aurora Evangeline. Aktris muda yang sedang naik daun ini sedang berlari sekencang mungkin karena ia dikejar oleh tiga orang entah suruhan siapa yang katanya akan membunuhnya.
Sebelum kejar-kejaran ini dimulai, Aurora sudah disandera selama satu minggu oleh mereka. Dan selama satu minggu juga Aurora mencari cara agar bisa keluar dan lepas dari sanderaan itu.
Sekarang ia sedang bersembunyi disebuah gubuk yang ada di hutan. Aurora dengan nekat masuk ke gubuk itu dan menutupi dirinya dengan dedaunan agar ia terlihat seperti tumpukan daun.
Meskipun ia tau ia akan gatal gatal, tapi ia tidak peduli. Selagi kartu ATM nya masih ada di kantong dalam jaketnya, ia tidak akan khawatir akan apapun.
"Mana sih itu bocah! Bisa-bisa kita di marahin sama bos." Ucap salahsatu dari tiga orang tersebut.
"Elu sih, kenapa lu biarin dia ke kamar mandi?!" Ucap yang berkumis tebal.
"Ya terus, dia harus ngompol ditempat gitu?" Ucap yang botak tak mau kalah.
"Udah udah! Sekarang kita pulang, laporan sama si bos!" Ucapnya.
Kemudian, mereka bertiga pergi meninggalkan kawasan hutan itu dan kembali ke tempat sandera. Aurora yang mengintip itu kemudian memastikan apakah mereka sudah benar benar jauh darinya atau belum.
Setelah dirasa cukup jauh, Aurora berlari lagi secepat mungkin. Semoga ia mendapatkan jalan untuk pulang!
Saat sudah mulai memasuki kawasan yang penuh dengan rumah, Aurora mulai memperlambat langkahnya. Dari yang awalnya ia berlari, sekarang ia berjalan.
Sampai akhirnya ia melihat sebuah TV di sebuah Toko.
“Pemirsa yang terhormat. Aktris muda Aurora Evangeline pemeran sinetron "Cintaku" ditemukan meninggal. Grace Hye yang menemukan mayat korban, dan berikut adalah liputannya....”.
"Grace Hye... Gue udah duga kalo dalangnya itu lo. Gue temen lo dari kecil, tapi kenapa lo tega sama gue, Grace.." Monolognya sembari melamun.
"Dek..? Kenapa diem disini?" Tanya pemilik Toko.
Aurora menggeleng "Oh, nggak bu.. Maaf" ucapnya. Tadinya ia mau melanjutkan perjalanan hingga menemukan sebuah kontrakan atau kost-an, tapi ia berpikir apakah sebaiknya dia menarik uang terlebih dahulu.
"Oh iya bu, disini bisa tarik tunai?" Tanyanya, si ibu mengangguk.
"Mau berapa, dek?"
"Tiga juta" ucapnya. Setelah beberapa saat Aurora menerima uang dan pergi dari Toko itu.
-
"Sekarang harus beli baju dulu. Sebisa mungkin gue harus irit." Kemudian Aurora masuk kedalam toko baju bertuliskan "Serba 35.000".
Meskipun sebelumnya Aurora belum pernah memakai baju dengan harga Rp.35.000 tapi sekarang ia harus memakainya. "Yaudahlah, lagian yang namanya baju pasti sama" monolognya lagi, setelah bertanya kepada kasir ia akhirnya tau kalau disini ada kost-an yang cukup ramah harganya.
Tanpa berlama-lama lagi, akhirnya Aurora memutuskan untuk langsung pergi ke sana. Ia butuh istirahat, dan ia butuh menenangkan dirinya sendiri atas kejadian ini.
Ia terus berjalan sampai menemukan kost-an 'Gendisha Kost'. Ia beranggapan kost-an ini mungkin akan nyaman untuknya, karena dilihat dari desainnya saja kost-an ini sudah cukup bagus.
"Kak maaf, mau tanya. Kakak kenal pemilik kost?" Tanyanya kepada seseorang yang sedang membersihkan kolam ikan disana.
"Ooh, aku yang punyanya." Ucapnya.
"Eh, maaf.. Aku mau kost masih ada kamar kosong gak kak?" Tanyanya. Kemudian Aurora diajak masuk oleh pemilik kost yang ternyata namanya Jisya.
"Nama aku Aurora. Aku berhasil kabur dari sanderaan selama satu minggu. Tapi aku bawa uang kok! Bahkan kartu identitas aku juga aku bawa, soalnya aku sembunyiin." Ucapnya.
"Kamu Aurora Evangeline?!!" Ucapnya sembari agak berteriak. Aurora sedikit tersentak karena ia terkejut, kemudian ia mengangguk.
"Tapi kak! Aku masih hidup kok. Aku gak meninggal. Berita itu bohong." Ucapnya, kemudian entah kenapa Kak Jisya mencolek pipi Aurora dan memegang tangannya.
"Tapi iya, kamu masih hidup."
"Iya kak! Aku dijebak."
"Ooh gitu yaa, yaudah. Kamar kamu nomor 06, kamu bisa langsung istirahat aja, Ra." Ucapnya, Aurora kemudian mengangguk.
"Sebulan disini berapa, kak?" Tanyanya.
"Satu juta setengah. Kamu ada uang?" Tanya Jisya. Bukan merendahkan, tapi Aurora kan baru saja lepas dari sanderaan.
"Ada. Ini uangnya" ucapnya kemudian ia memberikan uangnya kepada Jisya.
"Okey, udah aku catet. Sebelum ke kasur mandi dulu ya, Ra. Kamu kotor banget" Ucapnya kemudian Aurora mengangguk dan keluar dari ruangan Jisya.
Sekali lagi, untuk kesekian kalinya Jisya terkejut dengan kisah anak-anak kostnya. Semoga setelah ini ia tidak mendapatkan kejutan lagi. Gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Going Home 🏡 [END]
Fanfiction[ babymonster au ft. jisoo ] "Dikala penat menghampiri, hanya rumah yang bisa menjadi tempat yang paling nyaman. Tapi bagaimana dengan anak yang jauh dari rumah?" - [ on going / jangan lupa untuk vote 🌟]