Asya Denadya. Anak bungsu yang selalu menjadi korban tuntutan Ibu tirinya. Ayahnya sudah meninggal dan ia diperlakukan buruk oleh ibu tirinya.
Asya harus ini, harus itu, padahal Ayahnya pernah bilang kalau tugas Asya hanya belajar. Bukan menjadi pelayan mereka.
Hari ini, tekadnya sudah bulat, Asya akan pergi dari rumah bersama temannya, Apritha atau Aritha. Mereka memiliki nasib yang sama, Apritha dengan kesendiriannya, begitu juga dengan Asya.
Asya sudah muak tinggal bersama ibu tirinya. Hari ini, kebetulan Ibu tirinya sedang ada di luar kota, mendatangi sebuah acara dengan kakak kakak tirinya.
Kalau tidak salah, ibunya akan mengajak kakak kakaknya mengikuti acara Take Me Out. Dasar rendahan!
"Apritha, sekarang lo izin ke art lo, gue otw" begitu yang diketik oleh Asya dan dikirimkan ke Apritha.
-
Taksi pesanannya datang, kemudian ia memasukkan dua tas besar yang isinya baju ia dan Apritha. "Pak, nanti kita ke perumahan cempaka dulu ya. Soalnya dia yang tadi pesen, cuma emang alamatnya ke saya dulu." Ucapnya, kemudia supir taksi tersebut mengangguk paham.
Setelah sampai di kawasan perumahan cempaka, tepatnya di salah satu rumah yang terlihat seperti istana, Asya melihat kalau temannya sedang berbicara dengan kelima assisten nya.
Lalu tidak lama, Apritha terlihat keluar dari rumah dan berjalan menuju arah mobil.
Disepanjang jalan mereka terus berbicara mengenai kost yang akan mereka tempati, Asya bilang bahwa mereka harus menempati kost yang agak jauh dari kawasan rumahnya dan rumah Apritha.
Kemudian topik selanjutnya adalah pekerjaan. Seperti yang banyak orang ketahui kalau Apritha adalah seseorang yang mungkin masa depannya sudah tertata rapi sehingga sepertinya tidak bekerja pun tidak apa-apa.
"Asya, you udah dapet kerja?" Tanya Apritha, sedangkan yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya.
"Belum di acc. Padahal gue udah daftar jadi yang paling bawah tuh. Barista." Ucapnya.
Apritha mengangguk. Asya saja yang sudah berusaha belum diterima. Apalagi dia yang tidak bisa apa-apa, Ia khawatir takutnya nanti ia tidak bisa mendapatkan pekerjaan.
Mobilpun sampai di tempat tujuan. Kalau tidak salah, nama kostnya adalah Gendisha Kost. Sebelumnya, Asya sudah berkomunikasi dengan pemilik kost, perihal apakah ada atau tidak adanya kamar kosong, dan ternyata. Masih banyak! Bahkan baru satu yang terisi.
Asya mengalihkan pandangannya ke Apritha yang menenteng tas sembari berbicara kepada supir taksi tersebut.
"Pak, I bayarnya di aplikasi ya. Fee nya juga sekalian, coba cek dulu." Ucap Apritha kepada supir taksi tersebut.
Kemudian Apritha menggeleng, entah apa yang mereka bicarakan. "Ayo, nanti keburu kemaleman terus ada yang nyari Lo!" Ucap Asya.
-
"Kak, Jisya. Saya Asya, yang tadi siang chat kakak yang minta sisain dua kamar." Ucapnya.
Jisya mengangguk, "Oh ini Asya sama Apritha ya?" Keduanya mengangguk, "Kak, panggil I Aritha aja"
"Oke, kamar Apritha nomor 02 kalau Asya 03 ya, ini kuncinya." Ucap Jisya, kemudian Asya dan Apritha menyerah uang sewa mereka untuk dua bulan.
"Kak, I boleh tanya gak?"
"Boleh, kenapa?"
"Kalau I kerja di kost-an gimana? Soalnya I punya banyak bodyguard, I takut kalau I harus kerja diluar. I serasa jadi buronan..." Ucapnya. Jisya hanya tersenyum, dan ia mulai berpikir kalau yang tinggal disini adalah anak anak yang memiliki kesakitan di hatinya.
"Nanti kakak pikirin ya? Sekarang kalian istirahat aja dulu" Ucapnya.
Kemudian keduanya pergi meninggalkan Jisya, tidak lupa berpamitan dan berterimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Going Home 🏡 [END]
Fanfiction[ babymonster au ft. jisoo ] "Dikala penat menghampiri, hanya rumah yang bisa menjadi tempat yang paling nyaman. Tapi bagaimana dengan anak yang jauh dari rumah?" - [ on going / jangan lupa untuk vote 🌟]