VI. Cerita Lagi.

626 79 5
                                    

— . ݁₊ ⊹ . ݁˖ . ݁ —

"Kak, nanti malem masak aja ya. Nanti aku bantu." Ajak Asya. Ia baru pulang bekerja dan ia memilih untuk mengajak makan malam bersama.

"Iya, soalnya ada yang mau di obrolin juga, Sya."

Asya mengangguk kemudian ia pergi ke kamarnya untuk membersihkan dirinya dan kemudian turun lagi untuk membantu Kak Jisya.

Di dapur, Kak Jisya terlihat sedang memotong wortel dan dan terlihat juga panci disana, pikir Asya pasti malam ini Kak Jisya akan membuat sayur sop.

"Kak, itu sayur?" Tanya Asya.

"Iya, kamu jangan lupa lho ya, disini kan ada aktris sama model yang makannya harus dijagaaaa" ucapnya dengan nada dipanjangkan dibagian akhir karena melihat Aurora dan Adhanna berjalan bersama menuju Kak Jisya dan Asya.

"Duhh, padahal Kak, gak sayur juga gapapa loh!!" Ucap Adhanna.

"Kak Jisya pengen kalian jadi model sama aktris yang sukses, jadi Kak Jisya usahain yang terbaik..." Ucap Asya, kali ini gadis itu sudah beralih dari bawang putih ke beberapa sayuran yang akan ia tumis.

"Spesial malem ini kita makannya sayur aja dehh, Kakak belum belanja perdagingan." Ucap Kak Jisya, Aurora dan Adhanna hanya tersenyum kemudian mereka berdua mulai membantu Kak Jisya. Meskipun hanya membantu memotong sayur dan mengaduk-aduk saja.

— . ݁₊ ⊹ . ݁˖ . ݁ —

"Jadi, menurut you semua gimana?" Tanya Aritha kepada Rami, Cikki, dan Aruka.

Ia sedang bercerita tentang kejadian hari ini di toko. Pasalnya, dari mulai ia bekerja di toko, pasti ada satu orang yang sama yang datang setiap hari.

"Kata gue mah, itu mata-mata lo deh, Tha." Ucap Aruka. "Ya coba lo pikir aja, masa kalo gak ada apa-apa kenapa dia harus ke toko setiap hari?" Lanjutnya.

"Iya sih kak, I think so. Tapi buat apa sih? Gak guna tau gak, orang I masih belum mau balik kok!" Ucapnya, sedangkan si bungsu, alias Cikki sudah greget dari tadi.

"Buat apa apanya?! Orang mereka mau Kak Princess balik ke rumah!" Ucap Cikki, sedangkan Rami masih terus mencerna bagaimana cara terbaik agar Aritha bisa menyikapi ini.

"Coba Kak Aritha tanya sama salah satu bodyguard atau salah satu art yang deket sama kakak. Terus tanya kenapa nyariin, nanti kakak jelasin deh!" Ucap Rami.

Tanpa basa-basi, Aritha langsung menuruti apa yang Rami sarankan.

Ia bertanya kepada Bi Laras kenapa bodyguard mencarinya.

"Dibales belum, kak?" Tanya Cikki.

"Ini masih typing." Ucap Aritha, sesaat kemudian Bi Laras mengirimkan teks bertuliskan seperti ini.

"Maaf Non. Saya panik saat Non tidak pulang,,, kemudian saya menelpon Edo untuk mencari Non. Tapi tidak menemukan siapapun, bahkan dirumah Non Asya juga tidak ada siapa-siapa. Kemudian Edo mungkin bercerita kepada Nyonya besar dan Non Rossie, dan berakhirlah dengan pencarian Non Pritha..."

"Ihhh I kesel banget! Padahal Mami gak usah pentingin I." Ucapnya.

"Non Rossie itu siapa?" Tanya Aruka, kemudian dengan raut wajah cemberut Aritha menjawab.

"Sepupu I. Dia emang deket banget sama Mami sampe sampe Mami lupa punya I." Ucapnya.

"Terus, Papi gimana papi?" Tanyanya lagi.

"Papi I itu orangnya cinta banget kerja. Pokoknya dia harus kerja, kerja, kerja. Dia sampe lupa kalo I juga butuh dia, bukan cuma kerjaannya aja yang butuh dia!" Ucapnya.

Going Home 🏡 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang