XI. We Miss Our Friendship!

562 74 6
                                    


— . ݁₊ ⊹ . ݁˖ . ݁ —

Pagi ini, di Gendisha Kost cukup hening. Beberapa menit yang lalu Kak Jisya mendapatkan telfon bahwa ayahnya ada di rumah sakit.

Dan sekarang Kak Jisya sedang berkemas, sedangkan lima dari tujuh penghuni sudah berkumpul dan menunggu Kak Jisya.

"Aruka, kakak titip kost-an ke kamu. Kakak gak bakalan lama, kalo kakak nggak pulang berati kakak nginep." Begitu ucapnya, kemudian Aruka mengangguk.

"Dan untuk semuanya, kakak tolong kerjasamanya sama Aru. Jangan terlalu bikin Aru pusing ya?" Ucapnya lagi, terlebih kepada Cikki. Kemudian Kak Jisya berpamitan dan pergi dari kost-an.

"Makin sepi deh kost-an nya." Ucap Cikki.

"Gapapa, sekarang ayo belajar mumpung aku belum ada jadwal ngajar, sekalian kerjain pr kamu yang masih numpuk itu." Ucap Rami kepada Cikki, kemudian mereka pergi ke kamar Cikki.

"Adhanna sama Aurora ada agenda apa?" Tanya Aruka.

"Kalo gue nanti jam satu ada pemotretan sama Grace Hye" ucap Adhanna.

"Jadi?" Tanya Aurora kepada Adhanna, sedangkan yang ditanya hanya mengangguk.

"Iya, katanya iklan sama lo gak dia ambil. Jadi pemotretan dipercepat."

"Terus kalo Aurora ada agenda apa hari ini?"

"Gue shooting iklannya udah sih, udah di acc juga. Tinggal nunggu selesai, jadi kayaknya hari ini free deh!" Ujarnya, ahh betapa senangnya Aurora tidak jadi rekaman iklan dengan si Grace itu.

"Yaudah, nanti kalo mau makan oesen aja ya."

Adhanna dan Aurora mengangguk. Aruka sebenarnya pintar masak tapi mereka tidak terlalu yakin dengan masakan Aruka, apalagi Cikki.

Saat diperjalanan menuju kamar masing-masing, Aruka bergumam. "Kangen pas full team deh."

"SETUJU!" Teriak Adhanna, Aurora yang berjalan dengan agak melamun pun terkejut dibuatnya.

"Adhanna stop ngagetin!" Ucap Aurora.

"Maaf, lagian bener kata Kak Aru sih. Kangen banget pas full team, yaaa semoga aja Kak Asya cepet-cepet selesai sama urusannya, terus princess juga bisa ikut pulang." Ucap Adhanna.

"Sama, semoga aja Ayah cepet-cepet sembuh biar Kak Jisya gak lama disana nya." Sambung Aurora.

Adhanna dan Aruka mengangguk. Kemudian mereka berpisah karena Aurora memiliki kamar dilantai bawah sedangkan Aruka dan Adhanna di lantai atas.

— . ݁₊ ⊹ . ݁˖ . ݁ —

"Kak Asya, ada kabar baik. Surat-surat atas nama Kakak sudah selesai semuanya. Kami akan menunggu kakak di kantor ya!"

Kemudian telpon terputus. Asya tersenyum seolah ini adalah kemenangan pertamanya. Ternyata tuhan memang memihak kepadanya, buktinya surat-surat yang ia butuhkan sudah selesai dalam waktu yang cukup singkat.

Belum lagi rumah ini sekarang resmi menjadi miliknya dan surat-suratnya nanti tidak akan pernah ia tinggalkan.

Kemudian, Asya bersiap-siap. Ia harus secepatnya mengambil surat itu dan mulai merencanakan hal baru untuk mengusir kedua hama itu dari rumahnya.

Asya berjalan menuruni tangga dan matanya menangkap, kakak tirinya Meisya sedang kedatangan tamu seorang lelaki.

Entah lelaki yang keberapa, tentunya lelaki ini beda dengan lelaki yang mengajaknya makan malam kemarin.

"Mau kemana?" Tanya Meisya kepada Asya yang sudah berjalan mendekati mereka.

"Ketemu temen. Ibu mana?" Tanya Asya, ya bagaimanapun juga, ia harus menjaga image nya didepan orang asing.

Going Home 🏡 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang