03. Rania Putri Smith

133 12 1
                                    



"KALIAN KENAPA TIBA-TIBA NINGGALIN GUE" Sentak Rania keras yang tiba-tiba datang, sambil menggebrakkan meja teman-temannya yang sedang berkumpul di bangkunya

Ketiga temannya yang sebelumnya sedang asik berghibah seketika terdiam dengan kedatangan Rania yang sudah memasang wajah amarah, bahkan tak sedikit sebagian siswa yang keluar kelas akibat merasa takut jika harus ikut kena semprot oleh amarah gadis itu

"Gara-gara kalian" sambil menunjuk-nunjuk kearah temannya satu persatu "gue bangun-bangun udah di kamar cowo yang gue gak tau dia siapa!" Ucap Rania ngegas, raut wajahnya memerah menahan emosi dengan tatapan tajam menusuk

Ketiga temannya yang mendengar kata-kata terakhir yang diucapkan Rania seketika terlonjak kaget, mereka saling menatap satu sama lain dengan tatapan tak percaya, sambil melebarkan mulutnya dengan ditutupi oleh tangannya sendiri

"Lo serius?"

"Ran sumpah, kok bisa" Kata Vania, mengusap wajahnya kasar dengan mendongakkan kepalanya ke atas. Gadis itu sungguh sangat khawatir

"Tapi lo ga di apa-apain kan? baik-baik aja kan?" Kata Mira heboh, memegangi kedua tangan gadis itu dengan membalik-balikan kedua tangannya beberapa kali, sambil sesekali memutarkan tubuhnya, memperhatikan

"Gue-gue juga gak tau" jawabnya bergetar sedikit merengek dengan mata yang di sipitkan. Rania begitu takut jika saat kemarin malam, ia sempat diperlakukan tidak senonoh ole laki-laki yang notebenenya Rania tidak tau dia siapa

"Gue takut" Cicitnya memelas

Seluruh temannya mendekat ke arah Rania, berusaha untuk menenangkannya. Bagaimanapun hal ini terjadi disebabkan oleh mereka yang telah meninggalkan Rania sendiri di tempat haram itu. Mereka semua merasa bersalah akan kelalaiannya sendiri yang gagal dalam menjaga satu sama lain

"Lo tenang, pasti lo gak di apa-apain, yakin sama gue" Ucap Amelda meyakinkan gadis itu, sambil mengusap-usap lembut punggungnya

Vania mengangguk setuju "iya, lo tenang ya, pasti dia ga apa-apain lo kok"

Rania menatap Amelda dan Vania bergiliran, perlahan gadis itu tersenyum pada setiap ucapan tulus yang bisa membuatnya sedikit merasa lebih tenang, lalu dengan terpatah-patah dirinya menganggukkan kepalanya mengiyakan

"Tapi mana ada cowo yang gak nafsu sama Rania, orang Ranianya aja cantik" kata Mira refleks mengatakan hal itu

Sial

Amelda dan Vania melebarkan bola matanya kaget atas ucapan yang dikeluarkan oleh mulut salah satu temannya ini. Sial, bisa-bisanya Mira mengatakan hal itu, di saat Rania merasa sedih akan segela kekhawatirannya

"Bego" kata Vania sambil menoyor kepalanya sedikit keras, yang membuat Mira sedikit terhuyung ke belakang

"rese lo" Kata Melda ngegas

Dan apa respon Mira? dirinya hanya bisa tersenyum cengengesan sambil menggaruk lehernya yang tak gatal, merutuki dirinya sendiri, yang merasa bersalah telah mengatakan hal itu

"gimana, takut" lirih Rania dengan mata yang sudah berkaca-kaca sambil menghentakkan kakinya ke lantai

Meskipun Rania merupakan sosok perempuan yang hanya bisa memainkan hati seorang laki-laki, dan perempuan yang selalu terlihat kuat dan ceria. Namun jika urusannya dengan masalah yang seperti ini, dia bisa memperlihatkan sisi lain dari dirinya

Apa ada, perempuan yang tidak khawatir jika keperawanannya sudah diambil? apalagi pada laki-laki yang sama sekali tidak ia kenali

"Tapi Ran kalo misalnya lo udah di apa-apain sama tuh cowo, pasti di area bawah lo sakit, tapi ini ngga kan? Terus baju lo masi lengkap kan waktu bangun dari kamar itu?" Tanya Vania cerocos

AZKA BRATADITAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang