[TEKEN BINTANG ⭐
DIPOJOK KIRI]•
•
•"Mau langsung pulang?" tanya Azka, saat keduanya telah selesai memakan makanannya
Rania melirik ke samping, menyalakan handphonenya, untuk melihat jam yang tertera di sana, dan ternyata jam itu sudah menunjukkan pukul 20.43, Rania yakin jika kedua orangtuanya sudah meninggalkan rumahnya
"Boleh deh" Azka mengangguk, lantas ia bangkit diikuti oleh Rania yang sedang merapihkan bajunya
Gadis itu mengeluarkan uang selembaran berwarna merah, dan ia letakkan di atas meja untuk membayar pesanannya, sebelum Rania meletakkannya, Azka sejak awal sudah memberi tahu sang penjual jika uangnya akan diletakkan di atas meja.
Sebenarnya itu memang sudah menjadi kebiasaan setiap pelanggan yang menyimpan pembayarannya di atas meja, penjual itu tidak takut jika uang itu akan hilang atau diambil orang, karna ia percaya segala sesuatu yang tidak di takdirkan tentu akan hilang
Tapi ini bukan tentang uang ಥ‿ಥ
Kini keduanya berada di dekat mobil Azka, laki-laki itu membukakan pintu mobil belakang untuknya. Saat Rania hendak masuk, Azka meletakkan telapak tangannya di atas kepala Rania, ia takut jika terjadi benturan yang dapat membuatnya kesakitan
"Makasi" Ucap Rania setelah duduk dengan sempurna, Azka mengangguk lantas ia mulai menutup kembali pintu mobilnya
"Jadi kan beli ikannya?" Tanya Rania antusias, saat keduanya sudah berada didalam mobil
"Duh iya, gue lupa" Azka tersadar, jika ia memang memiliki janji untuk membelikan gadis itu sebuah ikan
Rania melengkungkan bibirnya kebawah "udah janji loh"
"iya-iya, sebelum pulang kita beli dulu ikannya"
"okey" Balas Rania mengulurkan kedua tangannya, memberikan dua jempol miliknya.
Hening, tidak ada lagi pembicaraan yang keluar dari mulut mereka, hanya ada suara kebisingan jalanan yang menjalankan kendaraan dari luar mobilnya. Keduanya sibuk dengan aktivitas masing-masing, Rania yang sibuk memainkan handphone dan Azka yang sibuk menatap jalanan sambil mencari orang yang berjualan ikan yang Rania inginkan
Saat Azka yang tengah fokus menjalankan mobilnya, tiba-tiba kata-kata yang diucapkan oleh Rania terbayang-bayang dipikirannya, dan itu sangat mengganggunya
'Azz, tuhan kejam ya?'
'Tuhan kejam ya?'
'Tuhan kejam ya?'
Perkataan Rania itu benar-benar mengganggu pikirannya, sekaligus membuatnya merasa bingung dan ia ingin bertanya-tanya akan hal itu. Kenapa ia bisa beranggapan jika Tuhan itu kejam? Bukankah Allah maha baik sekaligus maha penyayang? Azka pikir apa ini ada hubungannya dengan perubahan sifatnya?
"Rania" panggil Azka dengan segala rasa penasarannya
"Kenapa?" jawab Rania, namun tatapannya masih sibuk pada handphone yang ia genggam
"Gue boleh tanya sesuatu soal ucapan lo yang tadi?"
"Perkataan gue yang mana?"
Azka sedikit melirik pada Rania dari arah kaca atas mobil "udahin dulu main handphonenya"
Rania mengembuskan nafasnya gusar, lantas ia langsung mematikan handphonenya "okey, kenapa?"
"Lo ngira kalo tuhan itu jahat?" Rania menganggukkan kepalanya yakin
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKA BRATADITAMA
Teen Fiction~ Dia milikku, selalu seperti itu, aku hanya membutuhkan waktu Cerita ini, mengisahkan perjalanan hidup seorang lelaki yang teguh dengan nilai-nilai Islam, yang bertekad untuk membimbing seorang gadis berandalan menuju jalan yang benar. Kisah ini m...