08. hukuman

94 11 3
                                    



Jam istirahat tak terasa telah berbunyi, Rania, Amelda, Mira dan Vania kini telah berkumpul pada meja yang selalu keempatnya tempati. Tidak ada yang berani menduduki meja makan itu selain mereka berempat, karena memang sejak Awal Rania sudah mengklaim jika ini adalah tempat duduknya, untuk hari ini dan seterusnya 

"Sekarang giliran siapa cowo yang deket sama lo?" Tanya Vania penasaran 

"Sam--"

"Sama gue" potong seorang laki-laki yang tiba-tiba datang dari arah belakang, menghampiri keempatnya

"Lo sekarang sama gue, ngejalanin hukuman, pulang sekolah" kata Azka tegas, memasukkan kedua lengannya dibalik saku seragamnya yang sudah menjadi kebiasaannya, setelah mengatakan hal itu, Azka langsung bergegas pergi, ia hanya tidak ingin menjadi bahan sorotan dari keempat gadis itu

Dughh

Rania memukul meja dengan tangan yang terkepal, ia merasa kesal dengan Azka yang tiba-tiba datang menghampirinya hanya sekedar untuk memberikannya hukuman atas kejadian tadi pagi.

Sungguh, setiap kali ia bertemu dengan laki-laki itu selalu membuat darahnya seketika tinggi, ia merasa jika hidupnya menjadi lebih sengsara dan menderita saat berada di dekatnya

Azka berhenti sejenak kala mendengar suara gebrakan meja, yang dapat ia tebak jika Rania yang melakukannya, akibat rasa kesal pada dirinya "Kalo kabur, gue laporin ke guru" katanya, lantas laki-laki itu kembali melangkahkan kakinya berjalan menjauh

"Lo ada urusan apa sama dia?" Tanya Amelda, ia mencondongkan wajahnya menatap Rania dengan tatapan penasaran dan ingin mendapat jawaban

"tau ah, jangan di bahas males" ketiganya bungkam tidak ingin kembali bertanya, ditakutkan jika merekapun akan terkena sasaran akibat rasa kesal gadis itu

Sekuat apaun Rania berusaha untuk mengabaikan ucapannya, namun jika laki-laki itu sudah mengancam dengan melaporkannya kepada guru, maka gadis itu akan merasa was-was jika lagi dan lagi ia meninggalkan hukumannya

"AAAAHH NYEBELINNN" teriak Rania, mengacak-acak rambutnya sendiri, merasa prustasi

*****

Menit berganti ke menit, begitupun jam yang berganti ke jam, tanpa terasa hari sudah menandakan waktunya jam pulang, dan benar saja, tak lama suara bel yang setiap murid rindukan akhirnya datang dan berdering

"Ran mau bareng kita ga?" Tanya Mira yang sedang membereskan buku-buku di atas mejanya. Mira, Melda dan Vania memang sejak awal sudah memiliki rencana untuk pulang bersama menggunakan mobil yang dibawa oleh Mira ke sekolahnya 

"udah Mir, gausah di ganggu waktu dia buat berduaan sama si ketos" Kata Amelda dengan sesekali melirik ke arah Rania, menaik turunkan alisnya dengan tatapan menggoda. Rania yang di tatap seperti itu, mendelikkan matanya mlas

"oh iya, hampir lupa gue" Balas Mira, sambil menyentuh sisi kepalanya sendiri 

"waduuuuu" Kata Vania, memonyongkan bibirnya kedepan

"Jangan gituin gue" tak disangka jika Rania mengatakan hal itu dengan nada merengek, mereka pikir gadis itu akan kembali mengeluarkan tanduk merahnya.

"udah terima aja, siapa tau nanti lo bisa mulai mencintai Azka" Kata Vania bercanda

"bacottt" balas Rania sewot, mendelikkan matanya malas, dengan tangan yang saling ditautkan, bersidekep dada

Rania merasa kesal pada keempat temannya yang tidak memiliki inisiatif apapun untuk dirinya agar terbebas dari hukumannya. Sekuat apapun gadis itu merengek dan memelas, namun ketiga temannya itu selalu mengabaikannya, dan justru malah asyik menggodanya

AZKA BRATADITAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang