07. can be trusted

127 27 105
                                    



"kamu harus jagain cucu nenek yah?"

"Nenek?" dari kejauhan Azka mengamati wajah wanita paruh baya yang memakai pakaian serba putih dengan sangat detail, memastikan jika itu memang orang yang selama ini ia nantikan

Wanita itu mengangguk terpatah-patah sambil tersenyum kearahnya "Rania itu cucu kesayangan nenek yang satu sekolah sama kamu"

Dengan susah payah, Azka meneguk ludahnya kasar. Kini terjawab sudah segala pertanyaan yang selalu menghantui isi kepalanya. Rania, anak kecil yang sangat Azka sayangi, kini telah kembali. Senyuman pun terbit dari bibirnya sambil terkekeh ringan, merasa begitu sangat bahagia kala mendengar kabar itu

perempuannya telah kembali

"Rania sekarang butuh kamu, nenek gabisa jagain dia lagi" Wanita itu menundukkan kepalanya, merasa sedih dan kecewa akan sifat cucunya yang sudah menjauh dari tuhannya

"Azka tolong, tunjukkin jalan yang benar buat cucu nenek"

Azka menunduk ragu, ia bukannya tidak ingin melaksanakan amanah itu, hanya saja dirinya merasa takut jika ia akan gagal dalam menjalankan amanah nya

"Azka takut gagal nek"

Wanita lansia itu menggelengkan kepalanya beberapa kali dan mulai menerbitkan senyuman kerahnya, perlahan tangannya terangkat menyentuh pundak Azka

"Terus berdoa sambil usaha, insya Allah pasti diberi kemudahan" sepertinya nenek itu begitu yakin pada dirinya yang mungkin sanggup dalam menjalan amanahnya

Perlahan laki-laki itu memejamkan kedua matanya sejenak, berusaha yakin pada dirinya sendiri, bahwa ia akan mampu dalam menjalankan amanah itu. Tentunya ia tidak sendiri, akan ada sang pencipta yang terus menemani di setiap langkahnya

"nenek percaya sama kamu" katanya, berusaha menyakinkan Azka yang sedang memantapkan hatinya

Tak lama laki-laki itu membuka kedua matanya, sambil menghembuskan nafasnya gusar "Azka yakin, jika Azka mampu merubah Rania untuk kembali pada jalan yang diridhoi dan dirahmati oleh Allah" Ucapnya lantang yang sudah yakin pada hatinya

"dampingi Azka selalu ya Allah" gumamnya pelan, memohon pertolongan kepada yang maha mempermudahkan segala urusan (Al-Basith)

Sejak awal pun, jika memang Rania adalah perempuan yang ia cari selama ini, maka apapun yang akan terjadi Azka akan selalu menerima setiap kondisinya dan akan selalu mencintainya

Bukan semata-mata hanya karna sebuah janji, tapi karna hati yang tulus mencintai

Tanpa menyuruhnya pun, Azka sejak awal akan berusaha merubah sesuatu yang hilang pada diri gadis itu. Bukannya sudah menjadi kewajiban setiap umat muslim untuk saling mengingatkan agar tidak terjerumus dalam keburukan

Lantas mengapa ia sempat ragu dalam menjalankan amanah itu? Seperti yang kita tahu, jika amanah adalah suatu kewajiban dan tanggung jawab besar untuk dijalankan, Azka hanya tidak ingin menanggung semua tanggung jawab itu, dirinya merasa takut jika ia akan gagal dalam menjalankan amanahnya

Sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri, seketika Azka tersadar jika perempuan yang ada didepannya tadi, kini telah menghilang "Nek?" panggilnya sambil berjalan pelan, namun nihil tidak ada yang menyahuti panggilannya

"Nenek"

"Nenek, kemana?"

"Nenek" Azka terus memanggil wanita itu dengan mata yang sendari tadi masih terpejam

"NENEKKK" Teriak laki-laki itu yang dengan cepat terbangun dan bangkit dari tidurnya

Tubuh Azka menegang, kepalanya sudah dipenuhi dengan keringat yang terus mengalir berceceran, sesekali ia menyentuh dadanya yang terasa sesak akibat nafasnya yang memburu tidak karuan, laki-laki itu terus mengatur nafasnya, sambil menenangkan pikiran dan hatinya

AZKA BRATADITAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang