•
•
•"Ekhmm, jadi gimana nih hukumannya?" Tanya Mira menaik turunkan alisnya
Vania dan Amelda yang mendengar pertanyaan Mira lantas menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya dengan ekspresi yang seolah-olah sedang menggodanya
Kini keempat gadis itu berada di dalam ruangan kelas menunggu guru yang tak kunjung datang, waktu luangnya itupun mereka gunakan untuk mengobrol di meja Rania. Ketiga temannya menarik kursi untuk lebih dekat dengannya
"Kenapa sih?" Tanya Rania menatap satu persatu temannya yang mengelilinginya
"Cerita-cerita dong, sejauh mana hubungan kalian" Tanya Vania menompang wajahnya sendiri menggunakan tangan kanannya.
"Dia bukan siapa-siapa gue"
"Emm masa?" Kata Amelda, menyunggingkan senyum tengilnya dengan ekspresi wajah yang menurutnya sangatlah menyebalkan
"Gue seriusss"
"yang benerrr?"
"pliss, jangan bikin gue badmood waktu pagi" sewotnya kesal
"Badmood karna kita, atau karna belum ketemu Azka?" Tanya Mira, ia belum puas untuk menggoda Rania yang sudah memancarkan wajah amarahnya
"Itu kemeja siapa kotak-kotak?" Tanya Vania penasaran, saat tidak sengaja melihat sebuah kemeja yang ada didalam tas Rania yang terbuka lebar
Rania yang mendengar pertanyaannya itu, melebarkan kedua matanya terkejut, gadis itu berbalik dan dengan cepat menutup tas ranselnya. Ketiga temannya yang melihat raut wajah panik dan gerak-gerik dari Rania, mulai mencurigainya
"setau gue lo ga suka beli baju kemeja" Kata Melda sambil menatap langit-langit kelasnya, berpikir. Ketiganya yakin jika kemeja itu bukanlah miliknya
"hayolo punya siapa?" Tanya Mira menunjuk ke arahnya dengan mata yang disipitkan
"Punya Azka, puas lo?"
****
Jam istirahat tak terasa telah tiba, Rania beserta ketiga temennya baru saja sampai di kantin, lantas keempatnya duduk dimeja yang menjadi favorit mereka
"sekarang jadwal siapa yang pesen makanan" tanya Vania pada Amelda yang memiliki jadwalnya
"Yahh, giliran gue" kata Amelda tidak bersemangat, saat melihat namanya yang tertera pada jadwalnya
"ayo cepetan pesen makanannya"
"Iya iya sabar" jawabnya malas, lantas ia bangkit dengan wajah memelas
"Baso punya gue yang paling pedes!!" Kata Rania sedikit berteriak pada Amelda yang semakin menjauh.
Untuk saat ini Rania memiliki banyak pikiran, yang seharusnya tidak ia pikirkan, dan cara ampuh untuk menghilangkan segala pikiran-pikirannya, yaitu dengan memakan makanan pedas yang menjadi kebiasaannya
Setelah lamanya menunggu, akhirnya Amelda menghampiri ketiganya dengan membawa nampan yang dapat mereka tebak jika itu adalah makanan pesanan mereka
Rania dengan antusias mengambil mangkuk pesanannya dan mulai mengambil sendok dan garpu, setelahnya ia mengaduk-aduk makanannya tersebut untuk menyatukan bumbu yang belum tercampur, dan mulai mencicipi airnya menggunakan sendok, memastikan apa yang kurang
"gimana sih Mel, gue minta yang pedes juga!!" Kata Rania sewot melihat pesanannya yang tidak sesuai dengan ekspektasinya
"Udahlah Ran, tinggal tambahin aja pedesnya" Kata Vania menenangkan agar tidak tejadi perselisihan
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKA BRATADITAMA
Teen Fiction~ Dia milikku, selalu seperti itu, aku hanya membutuhkan waktu Cerita ini, mengisahkan perjalanan hidup seorang lelaki yang teguh dengan nilai-nilai Islam, yang bertekad untuk membimbing seorang gadis berandalan menuju jalan yang benar. Kisah ini m...