•
•
•Seorang laki-laki bertubuh tinggi kini berada di sebuah apartemen miliknya, mengotak-atik handphonenya untuk melihat sosial media yang sudah menjadi kebiasaannya. Tak lama Azka melihat sebuah postingan Instagram dari Rania, laki-laki itu lantas menekannya
"Shittt!!" Azka menyambar jaket hitam, dan pergi begitu saja dengan langkah cepat
***
Sementara itu seorang gadis cantik baru saja keluar dari mobil taksi, gadis itu berjalan pelan menuju gerbang rumahnya dengan lemas, kakinya seperti sudah tidak kuat untuk menopang badannya sendiri, kepalanya terasa pusing dan penglihatannya sangat buram
Ingin membuka gerbang rumahnya pun, Rania tidak bisa, ia sudah tidak kuat untuk bergerak. Dirasa kakinya sudah sangat lemas untuk berdiri, gadis itu dengan sadar menjatuhkan tubuhnya, di saat yang bersamaan seorang laki-laki datang menghampiri dan dengan cepat menahan tubuhnya yang ingin terjatuh
"Ran, hey" kedua tangan Azka yang menahan kedua pundaknya, menggoyang-goyangkannya pelan untuk menyadarkan
Rania yang memang masih sadar, menolehkan kepalanya ke samping, menatap Azka dengan mata merem melek, akibat penglihatannya yang semakin buram
"Lo ganteng, gue suka" Dengan nada suara menggoda Rania mengatakan hal itu, seketika bau semerbak alkohol mulai menyeruak di indra penciumannya
Tangan kiri Rania naik ke atas, ia tepatkan pada belakang leher laki-laki itu, dan tangan kanannya terangkat mengelus jakun Azka yang naik turun tak karuan
"Rann" katanya lirih, laki-laki itu mendongakkan kepalanya dengan mata yang terpejam, kedua tangan Azka turun ke bawah memeluk pinggang Rania agar tidak terjatuh
Dirasa sikap Rania yang semakin sensitif padanya, lantas tanpa pikir panjang laki-laki itu menggendong tubuh Rania ala koala, dengan susah payah Azka membuka gerbang itu, sampai akhirnya bisa untuk terbuka
Saat perjalanan Azka dalam menggendong Rania menuju pintu rumahnya, gadis itu tak bisa diam. Rania terus saja mengelus-elus leher Azka, bahkan sesekali kepalanya naik untuk mengecup lehernya.
Sikap Rania yang seperti ini membuat Azka gelisah, sebisa mungkin laki-laki itu tidak ingin merespon apapun dan membiarkan Rania berbuat semaunya, yang ada di pikiran Azka hanyalah keselamatan gadisnya
Setelah tiba di depan pintu, laki-laki itu menekan bel beberapa kali meski ia melakukannya dengan susah payah, sampai suara perempuan pun terdengar dari dalam yang membuat Azka menghentikan tangannya untuk menekan bel
Kepala Azka menunduk menatap wajah Rania yang sudah menutup kedua matanya "Ran" Laki-laki itu terkejut melihat Rania yang sudah tidak sadarkan diri, tangannya yang masih memangku Rania, ia goyangkan tubuhnya beberapa kali, menyandarkan
"Siapa-Lohh??"
Azka mendongakkan kepalanya, menatap wanita yang memakai pakaian asisten rumah tangga itu "Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, ini-ini non Ranianya kenapa?"
"Nanti Azka ceritakan bi, boleh tunjukin kamar Ranianya dimana?" Dengan terpatah-patah bi Asih mengangguk
***
Dalam sebuah kamar terdapat seorang laki-laki yang tengah menyelimuti badan seorang gadis yang kini terbaring dengan kondisi tak sadarkan diri. Menutupi tubuhnya yang sangat terbuka itu, supaya mendapat kehangatan
Setelahnya laki-laki itu berdiam di lantai, tepatnya dipinggiran kasur, sambil mengangkat tubuhnya dengan menggunakan kedua lutut sebagai tumpuannya, agar dapat mensejajarkan wajahnya pada tubuh Rania yang terbaring di atas kasur
Tangan Azka terangkat, mengusap-usap pucuk rambut Rania ke belakang, sambil menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantiknya
"Sayanggg" gumam Azka pelan
"Den" panggil seorang wanita, yang menepuk pundaknya
Azka membalikkan wajahnya, lantas ia pun berdiri berhadapan dengan asisten rumah tangga itu "Iya kenapa bi?"
"Biasanya Rania kalo abis mabok suka minta minyak kayu putih" Bi Asih memberikan botol kecil berwarna hijau itu pada Azka, laki-laki itu pun menerimanya "Coba itu olesin kayu putihnya ke jidatnya Rania, biar waktu bangun kepalanya udah ga pusing" Jelas wanita paruh baya itu
Laki-laki itu menatap datar pada botol kosong yang ada di genggamannya "kalo gitu bibi permisi dulu--eh bi" potong Azka cepat
"Sama bibi aja deh olesinnya" kata Azka, menyodorkan kembali barang itu
"Loh kenapa? aden kan pacaranya"
"Bukan bi" Azka menunduk dan mengusap-usap belakang lehernya, sambil menunjukan deretan giginya yang rapi, canggung
"Bukan pacar, kok khawatirnya ngelebihin pacar"
'manggil sayang lagi' lanjutnya dalam hati
•
•
•12-07-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKA BRATADITAMA
Teen Fiction~ Dia milikku, selalu seperti itu, aku hanya membutuhkan waktu Cerita ini, mengisahkan perjalanan hidup seorang lelaki yang teguh dengan nilai-nilai Islam, yang bertekad untuk membimbing seorang gadis berandalan menuju jalan yang benar. Kisah ini m...