30. penyesalan

17 2 0
                                    



Seorang gadis cantik berjalan tergesa-gesa untuk menemui seseorang yang menjadi tujuannya. Wajahnya memerah, amarahnya memuncak, membuat orang-orang yang berada didekatnya merinding ngeri melihat wajah emosi Rania

Saat dia melihat orang yang dia cari terlihat di depan matanya, lantas tanpa aba-aba gadis itu menamparnya menggunakan kekuatan penuh

Plakkk

Saking kerasnya sampai membuat kepala laki-laki itu menyamping sambil memegang pipi kanannya yang memerah padam

"Gila ya lo!"

"APAA?!!" Kata Rania ngegas dengan mata yang membulat tajam, penuh amarah 

"Kenapa lo bohongin gue, tujuan lo apa, hahh??!!" Kata Rania mengangkat dagunya ke atas "Gak usah ngaku-ngaku jadi pahlawan, kalo lo aja gatau gimana permasalahannya"

Laki-laki itu mengerutkan dahinya, merasa bingung dan tidak mengerti dengan apa yang diucapkan olehnya 

"Lo bilang sama gue, ngaku sama gue" Tangan Rania ke atas menunjuk-nunjuk tepat di depan wajahnya "Kalo emang kenyataannya Azka yang bawa gue dan nemenin gue waktu gue pingsan, iyakann??!!"

Rizki terkekeh, hanya karna masalah seperti ini gadis itu dapat semarah ini padanya? hanya karna ketos itu? cuman seorang Azka? pikirnya 

"Lo serius, dateng-dateng marah-marah cuman gara-gara masalah sepele kaya gini?" Cowo itu terkekeh singkat sambil memalingkan wajahnya kesamping tidak percaya

"Gara-gara lo, gue jadi benci dan jauhin dia, tanpa alasan yang jelas" Ucap Rania dengan nafas yang memburu, menahan emosi 

"Lo paham gaa??!! gimana rasanya kalo lo dipaksakan buat pura-pura benci sama orang yang lo sayang?!! hanya karna kebohongan orang lain!!"

Apa katanya? sayang?

"Pantes aja lo bisa semarah ini, lo suka sama dia?" 

"Iyaa, gue suka sama Azka" Kata Rania dengan penuh penekanan, terutama pada kata suka dan Azka

"Cuihh" Rizki pura-pura meludah kesamping "Cewe murahan" 

"Jauhin gue, gue mau kita putus!!"

"Jauhin gue, gue mau kita putus!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tanpa terasa, malam hari telah tiba, seorang gadis yang masi mengenakan seragam sekolah dengan rambut acakan-acakan masih merebahkan badannya sejak pulang sekolah tadi

Ia merasa sedih dan kecewa ketika mantan pacarnya menyebutnya sebagai gadis murahan. Rania tau, jika ia memang memiliki banyak pacar, namun salahkah? jika apa yang sedang ia lakukan ini hanya untuk menghiburnya dan menikmati masa mudanya?

Semua laki-laki yang datang padanya, itu atas kemauan mereka sendiri bukan keinginan Rania. Gadis itu juga sudah mengingatkan dari awal pada semua laki-laki yang mendekatinya, bahwa mereka harus siap menanggung konsekuensi nya jika ingin menjadi pacarnya 

Bukan itu saja, Rania juga merasa terluka jika kini hubungannya dengan Azka tidak sedekat dulu, ia menyesal pada kejadian awal dimana Rania membencinya, namun percayalah rasa bencinya itu bisa terkalahkan dengan segala perhatian-perhatian yang Azka berikan padanya 

Memang pada dasarnya Azka tidak membencinya dan posisinya disini Rania lah yang sedang membencinya dan ingin meminta maaf padanya, mungkin saja Azka memang dapat menerima permintaan maafnya dengan senang hati, namun percayalah jika hal ini sulit untuk ia lakukan, karna rasa gengsinya lah yang akan menghalanginya

Rania berbaring melamun di atas kasur, tangannya ia rentangkan ke kedua samping dan kakinya menjuntai ke bawah kasur, tatapan gadis itu kosong, menatap langit-langit. Banyak sekali yang terjadi hari ini dan membuat isi kepalanya terasa ingin pecah saat ini juga

Gadis itu menghembuskan nafasnya gusar, sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal "Gilaa, stres banget gue, kek orgil anjir"

Rania meraba-raba pinggiran kasurnya, mencari benda pipih untuk menghubungi seseorang, lalu tangannya pun tergerak untuk membuka grup "AJOJING🐶" yang berisikan tiga orang temannya itu

AJOJING 🐶
melda, mira, vania

jam 8 party, gue jemput 

vania
gabisa gue, ada acara

melda
gue juga

sok sibuk, taii

mira
gue bisa
sherlock tempat 
gue kesana bawa mobil

***

"Gilaa mbakk seksy amatt"

"Ngaca mbakk" sewot melda sambil berjalan mendekati Rania yang tengah duduk itu 

Rania mulai mengamati tubuhnya sendiri dan memang benar kenyataannya, jika ia pada dasarnya tak kalah seksi dengan temannya

"Lama lo"

"Sorry, macet tadi" jawab Melda dan mulai menduduki kursi yang berada didepan Rania

"Langsung aja, gatel mulut gue" Rania mengangguk setuju, lantas ia mulai mengangkat lengan kanannya ke atas dan mulai memesan minuman

"Lo serius? sebanyak ini?" Heran Melda kala melihat seorang pelayan membawa nampan yang di atasnya terdapat botol minum yang berjajar,  berjumlah lima buah botol itu 

Melda tau, jika Rania memang suka minum, namun sejauh ini gadis itu paling banyak meminum hanya satu botol saja, paling sedikit hanya satu gelas. Namun kini lihatlah, sampai lima botol Rania memesannya

"Bentar, gue pesen dulu punya gue"

"Gausah, minum punya gue aja" Ucap Rania dengan menyodorkan satu botol ke arah temannya

"Tapi kan—Gue ga miskin" potong Rania cepat, tidak menerima penolakan

"Ini gue pesen lima, termasuk punya lo juga. Gausah so gamau, biasanya juga lo gue traktir" 

"Ga usah sombong, gue tau lo kaya" 

"Lo juga kaya bangs*at!!" Kata Rania kesal, Mira terkekeh di buatnya

"Gue lupa" Rania memutar kedua bola matanya malas

Semua pertemanan Rania mulai dari Mira, Melda dan Vania termasuk golongan orang-orang yang memiliki harta dengan jumlah yang tak akan pernah habis nilainya. Namun tetap saja, harta yang dimilliki oleh teman-temannya tidak sebanding dengan harta milik keluarga Rania putri

"Jangan dulu di minum" Kata Rania menghentikan tangan Mira yang ingin meminum minuman pada gelas yang ia genggam itu 

"Ck! apa?" balas Mira sewot

"Baca doa, jangan lupa"

"Hah?!!"



5-11-2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AZKA BRATADITAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang