18. happiness

100 30 117
                                    



"Ran-Raniaaa" Azka memutari mobilnya, merasa panik setelah melihat gadis itu tidak lagi berada didalam mobilnya

Dengan cepat Azka merogoh saku celananya, mengambil handphone untuk menelfon gadis itu. Saat teleponnya sudah tersambung, saat itu juga Azka dapat mendengar suara deringan handphone yang ada didalam mobil pada tempat duduk yang diduduki oleh gadis itu, lantas Azka membuka pintu mobilnya dan benar saja itu adalah suara deringan handphone milik Rania.

"Ran, jangan bercanda"

"Raniaaa" Teriak Azka nada suaranya bergetar hebat. Azka mengusap wajahnya gusar, detak jantungnya berdegup dengan kencang, deru nafasnya tidak karuan, dadanya terasa sesak. Azka sungguh merasa ketakutan

Azka berlari memutari area masjid, hatinya tanpa henti terus mengkhawatirkan gadis itu. Ini salah Azka yang telah percaya jika gadis itu dapat menjaga dirinya dan akan tetap baik-baik saja. Azka lagi-lagi merasa bodoh dengan kecerobohan yang ia lakukan

Kedua mata Azka sudah berkaca-kaca, ia panik, takut, khawatir, hatinya seperti disambar sesuatu yang sangat besar dan hanya rasa sakit yang dapat ia rasakan "RANIA" teriaknya lagi, ia terus memutari area masjid. Azka tidak tau harus mencari gadis itu kemana, ia tak tau arah dan jejak kemana gadis itu pergi.

Kenapa kehilangannya terasa begitu menyakitkan?

Azka merasa prustasi, ia mengusap rambutnya kebelakang, di dalam hatinya ia tak henti berdoa pada tuhannya untuk menjaga gadis itu di manapun ia berada

"Kak-kak" Panggil seorang anak kecil dengan rambut panjang yang digerai, ia menarik-narik baju koko yang dikenakan oleh Azka

Azka memutar tubuhnya, menundukan kepalanya menatap anak cantik itu yang memanggilnya "kenapa?" Azka perlahan menjongkokkan tubuhnya, agar bisa menyetarakan tubuhnya dengan tubuh anak itu. Kedua tangan Azka terangkat memegang kedua sisi pundaknya

"Lagi nyali kak Lania ya?" katanya yang tidak bisa menyebutkan huruf R

Azka sedikit tercengang dengan perkataannya "ka-kamu tau?" Tanya Azka antuasias

Anak kecil itu mengangguk lucu "Kak Lania, dali tadi nanyain kakak telus"

"Boleh anterin kakak buat ketemu sama kak Rania?"

Anak kecil yang sedang mengemut jari telunjuknya mengangguk lucu "bole-bole"

"Ayo kak ikut aku" Azka bangkit dari jongkoknya, ia perlahan melangkahkan kakinya berjalan beriringan dengan anak kecil itu yang terus memegangi baju koko nya

Anak kecil itu mengarahkan jalan pada suatu ruangan yang berada di belakang masjid, setelah keduanya telah sampai didepan pintu masuk, anak kecil itu lantas membukakan pintu untuknya

Azka menurunkan bahunya, dirinya bisa bernafas lega karna telah dipertemukan dengan gadis yang ia cari-cari sejak tadi

"Kakak itu ka Azka nya" Ucap anak kecil itu sambil berjalan mendekat ke arah Rania dan mendudukkan dirinya di pangkuannya. Rania dengan senang hati memeluk anak kecil itu

Azka tidak ingin ikut masuk ke dalam ruangan itu, karna didalamnya tidak hanya terdapat Rania, tetapi juga ada dua orang perempuan yang sedang mengobrol asyik dengan gadis itu. Akhirnya Azka memilih untuk duduk di luar menunggunya

Kedua perempuan yang mendampingi Rania, merasa tak enak hati membiarkan laki-laki itu berada di luar, lantas keduanya berinisiatif untuk keluar dari tempat ini

"Kita pamit dulu ya"

"Cepet banget" Rania merasa kecewa

"Maaf ya, udah malem juga kita harus pulang" Akhirnya Rania mengangguk paham

AZKA BRATADITAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang