•
•
•
"Hai sayang" sapa seorang laki-laki yang datang menghampirinya, dengan memeluk tubuh gadis itu dari belakang
Rania sedikit terkejut, namun beberapa detik kemudian ia tersadar jika pelukannya ini dari seseorang yang amat ia cintai, setelah orang lain
"Hai juga sayang" balas Rania membalikkan wajahnya ke atas, menatap laki-laki itu dengan mengedipkan sebelah matanya, genit
Ketiga temannya yang melihat itu mendelikkan matanya malas, kala melihat tingkah temannya yang selalu berbuat baik pada seluruh pacarannya. Bukannya apa-apa, namun jika Rania terus bersikap baik pada setiap pacarnya, tentunya laki-laki yang sedang berpacaran dengannya, akan merasa jika dialah sosok yag paling dicintai oleh Rania
"Sekarang, giliran aku kan yang deket sama kamu?" Rania mengangguk antusias, menerbitkan senyuman manisnya
Seperti yang kalian tau, bahwa Rania yang notabenenya memiliki banyak pacar, bahkan tidak terhitung jumlahnya. Gadis itu sampai membuat jadwal pada setiap pacar-pacarnya untuk waktu bersamanya, begonya jadwal itu disepakati oleh semua laki-laki yang tergila-gila padanya, dan memang hari ini adalah waktunya untuk ia bersama Farhan, pacarnya
"tutup dulu matanya" ucapnya tiba-tiba
Rania mengerutkan keningnya, bingung "ngapain?"
"nurut aja" Akhirnya gadis itu mengangguk mengiyakan, lantas memejamkan kedua matanya
"udah belum?"
"baru juga nutup mata" Rania cengengesan mendengar jawaban kesal dari pacarnya yang nampak sibuk, terdengar dari suara seragamnya yang nampak grasak-grusuk
"Udah" saat mendapat lampu hijau, akhirnya tanpa pikir panjang Rania membuka matanya, karna sudah kepalang penasaran
Seketika gadis itu melebarkan mulutnya yang ditutupi oleh kedua tangannya sendiri, ternyata laki-laki itu memberikannya sebuah kalung berlian yag merupakan keluaran terbaru yang sangat di idam-idamkan oleh Rania sejak dulu, begitu pun dengan ketiga temannya
"Ran anjir plis, ini kalung yang gue ceritain kemarin kan?" Rania menolehkan sejenak kepalanya pada Mira, lantas dirinya mengangguk mengiyakan pertanyaannya
"Ran sumpah itu bagus banget, limited edition" Ucap Vania heboh yang diangguki oleh Mira dan Melda, sedangkan Rania hanya cengengesan melihat teman-temannya yang nampak rusuh dengan apa yang ia dapatkan, begitupun dengan Farhan yang ikut terkekeh dengan kehebohan mereka
"Serius buat aku?" Tanya Rania hati-hati, memandang lekat kalung yang kini berada ditangannya
Farhan tersenyum sambil menganggukan kepalanya antusias, perlahan tangan kanannya terangkat menuju arah kepalanya "iya buat kamu" jawabnya gemas, sambil mengacak-acak rambut gadis itu
"Arghh, bagus bangett, pengen" ucap Mira pelan yang terus memandang kalung yang ia inginkan selama ini, bahkan gadis itu sampai menggigit jari telunjuknya sendiri, menampilkan deretan giginya yang rapi dengan menyipitkan kedua matanya
"Suka?" Rania mengangguk-anggukan kepalanya antusias, merasa bahagia. Tak lama senyuman pun terbit pada bibir Farhan, dirinya merasa ikut bahagia, jika gadisnya bahagia
"Sini, aku pakein"
"boleh" balasnya, iapun segera memberikan kalung yang ada digenggamnya pada laki-laki itu
Tanpa pikir panjang Rania membalikkan tubuhnya membelakangi Farhan, dengan mengambil sekumpulan rambut yang tentunya akan mengganggu pemasangan kalung itu
Ternyata dari arah kejauhan, ada seorang laki-laki yang sangat gadis itu benci, tengah melihat ke arah Rania yang tengah dipasangkan kalung, yang bisa ia tebak jika itu adalah pacarnya.
Azka mengusap dadanya sambil beristighfar dalam hatinya, setelah melihat hal yang seharusnya tidak boleh ia lihat, meskipun ia melihatnya hanya sekilas dan tidak disengaja
Tak ingin berlama-lama, lantas Azka melangkahkan kakinya menjauh dari perbuatan yang sangat dibenci oleh Tuhannya. Jika Tuhan saja membenci hal yang seperti itu, maka Azka tidak akan membuat Tuhannya kecewa pada mata pemberiannya
Rania membalikkan badannya, setelah pacarnya itu sudah selesai memakaikan kalung padanya. Saat itu juga tanpa terduga Farhan mengambil tangan kanannya, dan mendekatkannya ke arah bibir, dengan cepat di cium lah tangan mulus gadis itu
"cantik"
"makasi" Keduanya saling memandang sambil tersenyum lebar
Farhan mulai menarik kepala Rania agar bersandar pada lehernya dan gadis itu menurut, sambil sesekali memainkan kancing seragam Farhan yang sedikit terbuka. Tangan laki-laki itu mulai terangkat, mengelus-elus pundak Rania, sambil sesekali mencium pucuk rambutnya
Amelda, Mira, dan Vania yang sendari tadi memperhatikan keduaya, saling berpandangan, dengan Vania yang sedikit mengangkat bahunya dan mencemberutkan bibirnya kebawah. Semakin lama, mereka semakin muak melihat temannya yang terus bermesraan dengan berganti-ganti pasangan, dan itu Rania lakukan tepat di depan penglihatannya
****
Kedua pasangan yang sedang dilanda asmara, berjalan berdampingan dengan tangan yang saling bertautan, mata yang sesekali saling memandang, dan senyuman yang tidak ingin pudar
Dalam perjalanan, Rania terus saja mengajak ngobrol kekasihnya, dengan menceritakan hal-hal random yang mampu membuat Farhan tertawa mendengarnya. Saking asyiknya mengobrol sambil memandang satu sama lain, sampai-sampai keduanya tidak melihat ke arah jalan yang sedang mereka lewati
Bughh
"awws" Rania seketika terjatuh, dan dengan cepat Farhan berjongkok memastikan kondisinya
Laki-laki yang menabraknya hanya terdiam mematung, yang tak lain adalah ketua osis disekolah ini yaitu Azka
"sakit" Kata Rania mengadu dengan nada merengek, sambil menyikap baju seragamnya ke atas, memperlihatkan sikutnya yang nampak lecet
"sampe merah-merah gini" Ucap Farhan khawatir, dengan sigap ia meraih tangannya, lalu ditiupkannya luka itu, dengan sesekali mengelusnya pelan, agar dapat mengurangi rasa sakit yang dialaminya
Saat pacarnya mengatakan hal itu, ntah kenapa pandangan Azka ingin tertuju dan melihat pada sikut Rania yang sepertinya memang terluka.
Azka terus memperhatikannya dengan seksama, ada satu hal yang membuat Azka terus ingin memandang tangannya, yaitu karna di bagian sikutnya terdapat tanda lahir yang sangat ia kenali, dengan teliti Azka mengamati tanda lahir itu
"sayang, masi sakit?" Rania mengangguk dengan wajah memelas
Azka yang melihat kemesraannya itu seketika tersadar dengan setiap pikiran yang terlintas di kepalanya, lantas Azka mengalihkan pandangannya ke atas, mengangkat sedikit bahunya, dan membasahi bibirnya yang terasa kering
"sorry" katanya yang langsung meninggalkan keduanya begitu saja
Rania mendongakkan kepalanya, ingin menatap orang yang baru saja menabraknya, dan dari belakang gadis itu sudah dapat menebak jika orang yang selalu membuatnya darah tinggi adalah orang yang membuatnya terjatuh hari ini
"RESE LO" teriaknya keras, yang masih bisa terdengar oleh Azka dari kejauhan
•
•
•04-04-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKA BRATADITAMA
Teen Fiction~ Dia milikku, selalu seperti itu, aku hanya membutuhkan waktu Cerita ini, mengisahkan perjalanan hidup seorang lelaki yang teguh dengan nilai-nilai Islam, yang bertekad untuk membimbing seorang gadis berandalan menuju jalan yang benar. Kisah ini m...