•
•
•"Sanaa pulang!" Terdengar suara bapa-bapa yang seperti mengusir seseorang, lantas Azka menolehkan kepalanya ke sumber suara
"Tapi pak" ucap seorang gadis yang terdengar seperti memohon
"Gaada tapi-tapi sana pulang!" tegasnya dengan tatapan tajam. Satpam itu menarik kedua lengan Rania, menyeretnya dengan paksa menuju gerbang sekolah.
Azka yang melihat kejadian itu dari arah kejauhan melipat bibirnya kedalam, Rania seperti orang yang telah diusir oleh majikan akibat menjadi maling di rumahnya, lihat saja suara Rania yang memohon seperti itu, membuat Azka ingin tertawa sekencangnya
"Pak-pak" kata Rania merengek saat ia sudah berada di area luar sekolah. Satpam itu tidak mempedulikan ucapannya, justru dirinya menutup gerbangnya dan mulai menguncinya menggunakan gembok besar, setelahnya ia pergi meninggalkan gadis itu sendiri
Rania melihat punggung satpam itu yang kian menjauh, bibir nya tak berhenti berkomat-kamit dan kedua tangan yang ia kepalkan pada samping roknya, ia merasa kesal dengan pengusiran yang dilakukan secara paksa tanpa disetujui olehnya
"Makanya langsung pulang" ucap Azka yang berada disampingnya, ia bersandar pada mobil miliknya sambil memperhatikan gadis itu
"Az masih disini?" Rania sedikit terkejut dengan keberadaannya, ia kira laki-laki itu sejak tadi sudah meninggalkan area sekolah
"Mana bisa gue tinggalin lo sendiri"
"Tapikan gue gapapa" ucap Rania memperlihatkan tubuhnya yang dalam keadaan baik-baik saja
"Bukan berarti gue bisa ninggalin lo sendiri" Rania ingin tersenyum, namun sekuat tenaga ia menahan senyumannya, dirinya tidak ingin Azka tau jika hatinya saat ini sedang melayang tinggi akibat ucapan simple darinya
Azka tau, ia peka jika gadis itu sedang salah tingkah sendiri "senyumnya jangan ditutupin"
Rania membulatkan matanya terkejut "ihh apaaa engga ya" gadis itu memukul pundak Azka menggunakan tas ranselnya sambil tertawa tidak jelas, begitupun dengan Azka yang ikut tertawa
"Lo gabisa boong kalo sama gue"
"Tapi gue emang ga senyum" Ucap Rania dengan ekspresi wajah yang seolah-olah meyakinkan laki-laki didepannya
"Masa?" Azka tetap tidak percaya
"Tau ah" Gadis itu menekuk wajahnya kesal
Azka menghembuskan nafasnya gusar, niatnya ingin mengerjainya namun justru itu membuat Rania kesal padanya 'cewe emang gitu ya' kata Azka dalam hatinya
"Jangan marah, nanti gue beliin ikan" Rania yang semula menekuk wajahnya, seketika ia mendongakan wajahnya dengan mata berbinar
"aaaaaa ikan, bener yahh" Azka terkekeh, lantas ia mengangguk sebagai jawaban. Mengapa bisa secepat itu Rania merubah moodnya saat mendengar ucapannya
"Nanti gue beliin ikan hias warna merah"
Rania yang mendengar itu dibuat terkejut, karna Azka menyebutkan hewan dengan bentuk yang menjadi favoritnya, yaitu ikan hias berwarna merah. Rania memang sejak dulu menyukai ikan, bahkan di dalam rumahnya sudah terdapat banyak aquarium yang berisi ikan koleksinya, dan semua itu ia isi Dengan ikan yang berwarna merah
"Kok tau"
"Gaada yang bisa kenal lo lebih jauh selain gue"
"Maksudnya?" Rania ngebug, ia tidak mengerti dengan ucapannya
"Udah, gausah dipikirin nanti kepala lo makin pusing" Rania menurunkan bibirnya cemberut, namun jika itu yang Azka katakan maka ia tidak akan mengulang pertanyaannya
Perlahan langkah kaki Rania berjalan, tepat di sisi jalan untuk menunggu kendaraan yang bisa mengantarnya pulang, sedangkan Azka ia tetap diam di tempat untuk memastikan gadis itu selamat. Meskipun Rania telah keluar dari area sekolah, tidak akan membuat ia meninggalnya sendirian, Azka harus memastikan jika Rania memang benar-benar pulang ke rumahnya
Azka yang merasa kepanasan dan kakinya terasa sangat pegal akibat terus berdiri lantas ia masuk ke dalam mobil. Rania pikir saat laki-laki itu masuk ke dalam mobil, Azka akan meninggalkannya namun ternyata tidak, laki-laki itu justru masih tetap memperhatikannya
Pada segala hal yang terjadi, ternyata kamulah yang paling menemani
Sudah lima belas menit lamanya, Rania menunggu taksi yang tak kunjung melintas ke arahnya, begitupun dengan Azka yang masih tetap menunggunya. Ingin rasanya ia meminta Azka untuk mengantarkannya pulang, namun dirinya juga sadar jika Azka selalu tak ingin berlama-lama dengannya
Azka yang semula sedang memainkan handphonenya, kini tatapannya kembali tertuju pada gadis yang sedang ia temani, seketika ia dikejutkan dengan keberadaan satu orang preman yang berjalan mendekat ke arah Rania dari belakang. Sudah dapat dipastikan jika preman itu ingin berbuat sesuatu padanya, terlihat dari gerak-geriknya yang sangat mencurigakan. Dengan tergesa-gesa Azka keluar dari mobil, dan iapun berlari menghampirinya
"Azz, mau kemana" tanya Rania bingung, saat melihat Azka yang terburu-buru keluar dari mobil dan melewatinya begitu saja
Bughh
Terdengar suara pukulan yang begitu nyaring, seketika Rania membalikkan badannya, dan ia dibuat terkejut dengan keberadaan preman yang berada dibelakangnya. Rania sungguh tidak menyadarinya
"Pergi!" sentak Azka setelah berhasil membuat preman itu terjatuh akibat pukulannya
"Gue bilang pergi!!" Preman itu berdiri dengan wajah bergetar, tak lama iapun berlari secepat kilat akibat ketakutan, tak dapat dipungkiri jika pukulan yang Azka berikan memang sangat menakutkan
Tatapan Azka kini teralih menatap seorang gadis cantik yang hanya terdiam mematung dengan ekspresi wajah tidak percaya, sepertinya Rania masih dibuat terkejut dengan kehadiran preman itu
"Sumpah gue ga sadar" Kata Rania, kini jantungnya berdegup dengan kencang merasa ketakutan
"Pulang bareng gue" Azka tidak ingin hal ini terjadi kembali, apalagi hari sudah hampir menjelang waktu magrib
"Boleh?" Tanya Rania hati-hati, memang inilah yang ia nanti, bukan semata-mata karena ingin berduaan dengan Azka tapi karena kakinya yang sudah terasa pegal akibat sejak tadi terus berdiri, disisi lain keberadaan taksi pun sangat sulit untuk ia temukan
Azka menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, langkah kakinya mulai berjalan mendekat ke arah mobilnya dan gadis itu mengikutinya dari belakang
Saat berada didekat mobilnya, Azka membukakan pintu mobil untuknya, namun bukan di kursi sebelah pengemudi, melainkan di kursi belakang untuk penumpang
"Sorry yah, lo duduknya disini"
"Gapapa gue ngerti, makasi karna selalu menjaga kehormatan dan harga diri gue"
"Lo unik" lanjutnya
"Lo suka?"
•
•
•
Rania : "menurut kalian, apa gue udah mulai jatuh cinta sama Azka?"
12-04-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKA BRATADITAMA
Teen Fiction~ Dia milikku, selalu seperti itu, aku hanya membutuhkan waktu Cerita ini, mengisahkan perjalanan hidup seorang lelaki yang teguh dengan nilai-nilai Islam, yang bertekad untuk membimbing seorang gadis berandalan menuju jalan yang benar. Kisah ini m...