Happy Reading!
Di kamarnya, Damian mengernyit melihat ada user anonim yang berusaha meretas data pribadinya.
Damian menautkan kedua alisnya bingung sambil mencoba mencari tahu siapa yang meretasnya.
Aktivitas Damian terhenti kala mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. Ia membuka pintu dan bertanya kenapa pada Daniel.
"Makan malam, bang," ajak Daniel.
"Kau duluan," balas Damian kemudian kembali menutup pintu.
Melihat itu, Daniel memutar bola matanya malas karena sikap dingin kakak kandungnya sendiri. Namun tak ayal ia menuruti kakaknya untuk makan malam lebih dulu.
Jika tidak, bisa-bisa ia menjadi adik durhaka.
Daniel menyantap makan malamnya sambil melamun memikirkan Achera. Ia masih merasa bersalah tentang lengan Achera yang terkena kuah panas saat itu. Ia belum sempat meminta maaf pada Achera.
Se brengsek-brengseknya dia, Daniel selalu bisa mengucapkan kata maaf, tolong, dan terimakasih pada siapapun.
Attitude sangat dijunjung tinggi di sekolah maupun di lingkungan keluarganya.
Ya baguslah, setidaknya Daniel punya sedikit kelebihan.
Lalu, bagaimana dengan kegiatan Damian? Lupakan saja lah, tidak penting.
(ㆁωㆁ)
Pagi harinya, Achera beraktivitas bak pelajar pada umumnya. Sebenarnya ia ingin mencari bukti-bukti kebusukan Celia agar William Family membuang anak pungut tidak tahu diri itu.
Tapi bagaimana caranya jika ada yang meretas akunnya? Lihat saja nanti, jika ia sudah menemukan siapa yang meretas akunnya, akan ia jadikan sup untuk makan malam dengan Veronica.
Semoga saja Veronica bisa lebih cepat menemukan hacker yang lebih handal untuk menghilangkan virus di laptopnya.
Achera mengikuti pelajaran dengan dongkol dah tidak ikhlas. Padahal biasanya juga datar-datar saja. Moodnya sedang anjlok hari ini.
"Lo kenapa deh, Cher?" tanya Chloe, teman sekelas Achera setelah bertatap-tatapan dengan teman sekelas lain agar bertanya.
"I'm fine, why?" balas Achera cuek, gaya berbicaranya tidak berubah dari kemarin. Masih menjawab dengan cuek. Oh, ada tambahan lagi, dia berbicara dihiasi tatapan tajamnya.
Tatapan itulah yang membuat teman-teman Achera bimbang harus menanyakan atau tidak.
"E-eh! Engga! Ga ada kok," ucap Chloe gelagapan.
Achera tidak menanggapi Chloe lagi.
Akhirnya semua teman sekelas Achera hanya bisa memendam rasa penasaran saja. Achera sedang dalam mode senggol bacok begini mana bisa didekati.
Kegiatan belajar mengajar, jam istirahat, dan waktu pulang sekolah. Semuanya dijalani Achera dengan tidak ikhlas. Ia sangat-sangat dendam kepada siapa saja yang meninggalkan virus di laptopnya itu.
Cih. Lihat saja nanti. Decih Achera hampir setiap saat karena memikirkan orang itu.
Hati-hatilah, Achera. Karena orang yang mengintaimu bukan orang biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the Antagonist's
FantasyAngin malam berbisik lembut. Mengalun, membuat daun-daun menari dengan teratur. Gelap, tetapi indah. Malam ini, malam di mana Sang Malaikat Maut Cantik akan mengambil satu nyawa. Elleonore, auranya bak dewi kegelapan. Rambutnya hitam legam. Mata taj...