Happy Reading!
Beberapa orang penting duduk saling berhadapan dengan puluhan bodyguard berjejer rapih di belakang mereka.
"Bagaimana perkembangan dari tugasmu?" tanya salah satunya dengan tatapan datar.
"Maaf, tuan. Sangat sulit, mereka seakan memberi pembatas untukku," lirih lawan bicaranya sambil menunduk.
"Cih dasar lemah. Tugas mudah begitu saja memerlukan waktu lama. Sudah begitu, masih belum berhasil pula," sembur orang yang berbeda.
Tidak menjawab, sang empu hanya menunduk menahan makian dan sumpah serapah yang siap meluap kapan saja.
"Aku berbicara denganmu, bodoh. Bagaimana bisa kau menugaskan bocah ingusan seperti dia di misi penting ini, Max?" sambung sosok wanita yang baru saja menghina seseorang.
Sosok yang dipanggil Max tersebut diam. Hanya diam dengan tatapan dingin.
Max menghela nafas sejenak.
"Satu bulan. Waktumu satu bulan untuk menghasut mereka," putusnya menatap tajam gadis yang menunduk takut.
Gadis itu memberanikan diri menatap Max dan mengangguk patuh.
"Baik, tuan," ucapnya.
Wanita dewasa yang mengenakan dress off shoulder berwarna hitam di sebelah Max mendecih sinis.
"Sudahlah, honey. Beri dia satu kesempatan lagi," tutur Max lembut sambil tersenyum tipis.
"Maafkan saya, Nyonya Grace," gumam gadis itu sambil menatap melas ke arah wanita yang ia panggil Grace itu.
"Jangan sampai gagal," titah Grace telak.
"Baik, nyonya."
Mereka bertiga lanjut membahas hal lain yang berkaitan dengan misi itu.
Hingga Grace mendapat panggilan telepon dari seseorang. Setelah menerima panggilan tersebut, Grace pamit dengan Max karena ada pekerjaan lain.
Cup~
Satu kecupan kecil Grace tinggalkan di bibir Max sebelum kemudian pergi dari ruangan itu.
"Aku pergi dulu, Max," pamitnya.
Langkah elegan ditemani ketukan heels yang beradu dengan lantai memecah keheningan di ruangan mewah itu.
Suara yang perlahan mengecil mengikuti raga Grace yang mulai menghilang di balik pintu besar ruangan.
Setelah Grace benar-benar menghilang, Max kembali membicarakan hal lain dengan gadis itu.
ლ(・﹏・ლ)
"Kamu sudah siap, Chera?"
Seperti yang diucapkan Veronica saat itu, kini mereka berdua sudah berada di ruang keluarga kediaman Veronica.
"Aku sudah siap, mom" jawab Achera.
Achera menggunakan dress selutut warna hitam dan tanpa lengan. Rambutnya yang bergelombang natural ia gerai dan dihiasi hiasan kepala berbentuk akar merambat berwarna perak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the Antagonist's
FantasyAngin malam berbisik lembut. Mengalun, membuat daun-daun menari dengan teratur. Gelap, tetapi indah. Malam ini, malam di mana Sang Malaikat Maut Cantik akan mengambil satu nyawa. Elleonore, auranya bak dewi kegelapan. Rambutnya hitam legam. Mata taj...