Epilogue

9.2K 383 24
                                    

Happy Reading!!

Hari ini, beberapa tahun setelah kejadian mengerikan itu terjadi. Juga hari di mana hari ulang tahun Achera. Yang menjadi spesial, hari ulang tahun Achera bersamaan dengan ulang tahun Veronica.

Achera berdiri di depan gundukan tanah, dengan sebuah papan bertuliskan nama Veronica di atasnya.

Achera membawa mawar yang diberikan oleh Achera asli. Entah bagaimana caranya, bunga itu turut terbawa ke dunia nyata.

Kedua mawar berbeda warna itu, Achera letakkan di depan foto Veronica. "Tidak terasa, sudah hampir lima tahun Mommy pergi. Selamat ulang tahun, Mom," beber Achera.

Ia berlutut, rambutnya yang terurai indah tersapu angin dengan lembutnya di bawah cerahnya langit biru pagi ini.

"Lihat, Mom! Ada apa di sini~," Achera menatap bagian perutnya yang menonjol. Laki-laki di sebelahnya terkekeh, tapi tak ayal tangannya turut mengelus perut Achera.

Kedua pasangan kekasih yang sudah menikah 2 tahun lalu itu sama-sama tertawa bahagia. "Aku pergi dulu, Mom."

Achera sempat down beberapa bulan setelah kejadian maut kala itu. Achera tidak ingin makan, bahkan tidak berbicara dengan sedikitpun.

Namun, karena semua usaha keluarga William juga adanya Damian, semua kesedihan mendalam itu sudah tergantikan oleh rasa ikhlas. Bahkan, Achera sudah bisa tersenyum tulus setiap hari.

Clarissa dan Vincent yang melihat adegan haru di depannya menahan tangis. Mengingat semua perjuangan mereka untuk mengubah kepribadian dingin Achera menjadi lebih hangat seperti saat ini.

"Kamu bener-bener udah bahagia, Achera." Seseorang laki-laki menatap Achera dan Damian yang tengah tertawa lepas sembari berjalan ke luar tempat pemakaman dengan tatapan sendu.

Sudah bisa ditebak jika laki-laki itu adalah Rayn. Pemuda itu sama sekali belum bisa menghapus jejak rasa cintanya pada Achera hingga saat ini.

Rayn susah payah mengukir sebuah senyuman di wajahnya, mencoba mengabaikan hatinya yang tengah tercabik melihat pemandangan romantis yang kian memudar akibat matanya yang memanas.

Jika orang bilang laki-laki tidak boleh menangis, Rayn tidak peduli. Sebesar itu cintanya pada Achera. Andai, Rayn bisa lebih cepat mengungkapkan perasaannya.

Achera mendadak berhenti berjalan dan menunduk. Entah apa yang tengah terjadi, Achera turut bersedih.

Damian menganggap jika Achera kelelahan berjalan menuju parkiran. Ia merendahkan tubuhnya, menaruh tangan kanannya di belakang punggung Achera dan tangan kirinya di lipatan kaki Achera.

Dengan mudahnya, Damian menggendong kekasihnya. "Lelah?" tanya Damian sembari menatap Achera khawatir.

Achera terkekeh, senyuman tulus itulah, yang membuat Damian semakin jatuh dalam cintanya. "Lumayan," jawabnya.

(⁠/⁠^⁠-⁠^⁠(⁠^⁠ ⁠^⁠*⁠)⁠/

Agenda kedua Achera adalah bertemu dengan kedua temannya, Mia dan Chloe, juga keluarga William di mansion miliknya dan Damian.

"Lucunya bumil satu ini, so sweet sekali bapak Damian ini, guys."

Di mulai dengan cipika-cipiki ala betina, hingga ocehan kedua temannya yang senang karena adanya nyawa lain di rahim Achera.

Sedangkan Damian hanya menyimak di pojok ruangan bersama kedua suami dari teman-teman Achera.

Ketiganya memilih menikah muda, daripada harus menunggu lama. Lagipula, menikah lebih awal tidak membuat mereka miskin.

I'm the Antagonist'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang