34. Obsession

7.3K 337 13
                                    

Happy Reading!!

Veronica tersenyum pada salah seorang lelaki yang tadi menyapa Damian. "Ah, lama tidak bertemu, Thomas."

Thomas turut membalas senyumannya dengan ramah. "Ayo saling membunuh," ajaknya tanpa beban sembari mengulurkan tangannya berharap Veronica membalas jabat tangannya.

Namun, Veronica justru menendang lurus dada Thomas. Membuat pria dewasa itu mundur beberapa langkah ke belakang.

"Sudahlah, tidak perlu basa-basi lagi," papar Veronica. Sudah sedari tadi, ia mengeluarkan pistolnya dan mengarahkan pada Thomas.

Thomas terkekeh, ia turut melakukan hal yang sama dengan Veronica. "Aku tidak ingin mati muda," ucapnya.

Thomas maju ke depan, mengejar Veronica yang sudah berlari mengambil jarak aman. "Sadar diri, bodoh. Kau sudah tua," timpal Veronica.

Kedua orang dewasa sibuk beradu kekuatan dan kelincahan. Thomas masih juga kesulitan menyamai kecepatan Veronica.

Achera melompat saat peluru dari senapan Grace nyaris mengenai kakinya.

Karena Celia sudah tiada, dan yang melawan Max adalah keluarga aslinya, Achera hanya tinggal melawan wanita yang sepertinya seumuran dengan Veronica ini.

"Kau masih bisa bertarung?" tanya Achera pada Damian yang diangguki oleh sang empu.

"Kalian mati saja, bocah!"

Achera dan Damian berlari ke arah yang berbeda, mereka menyatu dengan bawahan Max dan bawahan Veronica yang tengah beradu peluru.

Grace mendecak, matanya yang tajam mencoba meneliti di mana keberadaan dua lawannya yang masih remaja itu.

"Aku di depan," cetus Achera.

Achera mendekati Grace saat gadis itu berada di belakangnya. Reflek Grace tidak bisa diremehkan, jarak keduanya masih tersisa tiga meter, tapi Grace sudah bisa menebak gerakan Achera.

Grace berpindah beberapa langkah ke samping dan langsung menembakkan senjata jarak dekatnya yang tentu saja bisa Achera hindari.

Saat fokus Grace pada Achera, Damian menembak dari belakang. Tapi, peluru itu bisa Grace hindari dengan mudahnya.

Di sudut roof top Mia mendesak Kinan untuk jatuh dari lantai paling atas toko kosmetik itu. Kinan yang tenaganya sudah habis hanya untuk mengejar Mia, hanya mampu pasrah.

Tangan Mia melempar senjatanya yang sudah tidak ada isinya ke sembarang arah hingga mengenai kepala salah seorang bawahan musuhnya.

Mia dengan tangan kosong mendorong Kinan ke bawah tanpa rasa ragu. Kinan bergetar takut, kedua tangannya masih bergantung pada ujung roof top menahan semua berat badannya agar tidak terjatuh ke bawah.

Tidak ingin berbasa-basi, Mia menginjak kedua telapak tangan Kinan dengan kencang. Membuat sang empu menjerit dan tanpa sadar kehilangan keseimbangannya.

"Good bye, b*tch!" desis Mia.

Tubuh Kinan terjun bebas dari roof top ke jalanan yang sepi karena sengaja dikosongkan oleh Chloe.

Mia menepuk-nepuk kedua telapak tangannya seakan membersihkan tangannya dari debu.

Mata Mia mengedar dan memandang sekitarnya. Semua orang sibuk dengan lawannya masing-masing. "Jadi, gue harus kemana?" tanyanya pada diri sendiri.

I'm the Antagonist'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang