Happy Reading!!
Achera dan Veronica benar-benar tidak bisa menunggu, ya?
Pasalnya, keduanya kini duduk satu meja dengan keluarga besar William yang semuanya saling melemparkan tatapan penuh tanda tanya.
"Siapa wanita di sebelahmu itu, Achera?" tanya Clarissa pada akhirnya.
Achera tersenyum manis. Senyum yang sangat jarang ia tunjukkan kepada William's.
Sontak semuanya yang berada di meja makan bahkan para pekerja William's pun tercengang.
"Dia Mommyku," ucap Achera. Kedua sudut bibirnya masih setia ia naikkan.
Clarissa nyaris berdiri dan berteriak tidak terima, namun tangannya ditahan oleh Vincent.
"Apa maksudmu?" ujar Rhee.
Veronica mengangkat kaki kanannya untuk diletakkan di atas kaki kirinya, bahunya yang tadi ia sandarkan pada sandaran kursi, kini kembali tegap. Kedua jari-jarinya saling mengikat, sikunya ia tumpukan di atas meja makan.
Sambil menampilkan senyum miringnya, Veronica berucap santai. "Anakmu, Achera, sudah mati."
Vincent menggebrak meja. Membuat para pekerja tersentak. "APA YANG KAU KATAKAN, SIALAN!?"
Achera terkekeh. Ia beranjak dari kursinya, dan berpindah duduk di atas meja kaca berharga miliaran itu.
"Benar kata Mommy. Achera asli sudah mati. Dia mati karena bunuh diri di danau kala itu. Ah tidak, bukan raganya yang mati, tapi jiwanya. Sejak saat itu, aku, Elleonore Veronica Axelrod, yang menetap dalam raganya," jelas Achera.
Vincent terduduk dengan lemas mendengar ucapan Achera. Ia, ia tidak akan percaya. Pasti Achera hanya membual, kan?
"Jangan bercanda, Achera." Suara datar dari pemuda yang merupakan kakak kandung Achera menyapu indera pendengaran Achera.
Membuat Achera melunturkan senyumnya dan menatap dingin ke arah Vega. Lelaki itu tertegun, tatapan Achera membuat hatinya berdenyut nyeri, perasaan sesak ini hampir membuatnya kehilangan akal.
"Apa perubahan sikapku selama ini belum bisa meyakinkan kalian?" pungkas Achera datar.
"Jika memang kalian tidak sadar, berarti memang kalian bodoh," timpal Achera lagi.
Veronica turut berdiri, ia menarik Achera untuk turun dari meja dan kembali duduk di kursi. "Tunjukkan Chris pada mereka, Chera," bisik Veronica tepat di telinga Achera.
Achera mengangguk. Ia menarik kedua belatinya dan melemparkan salah satunya pada Axel.
Reflek Axel bergerak cepat, ia menangkap belati kesayangan Achera dengan gesit, tanpa goresan sedikitpun di tangannya.
"Apa yang kamu lakukan?" dingin Axel.
Meskipun tidak setara dengan Veronica, kedudukan Axel William di dunia bawah cukup tinggi.
Achera tersenyum centil, entah apa yang dipikirkan olehnya, Achera justru melempar belatinya yang masih tersisa ke udara.
Hal itu membuat seluruh keluarga William memandangnya khawatir. Achera menangkap kembali belatinya di bagian yang tajam dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the Antagonist's
FantasyAngin malam berbisik lembut. Mengalun, membuat daun-daun menari dengan teratur. Gelap, tetapi indah. Malam ini, malam di mana Sang Malaikat Maut Cantik akan mengambil satu nyawa. Elleonore, auranya bak dewi kegelapan. Rambutnya hitam legam. Mata taj...