19. Deeptalk and Confession

13K 578 14
                                    

Happy Reading!!

"Bisa berhenti di cafe dulu? Ada yang ingin aku bicarakan dengan kakak," tanya Achera di perjalanan menuju mansion.

"Tentu."

Kebetulan keduanya berada di dekat sebuah cafe, Vega memarkirkan mobilnya.

"Selamat datang, silahkan, mau pesan apa, kak?" Achera dan Vega yang baru saja duduk disambut ramah oleh pekerja cafe sambil membawa buku catatan kecil.

"Cookies and cream milkshake, oreo waffle, sama oreo short cake, kakak apa?" jawab Achera.

"Apa dia sangat suka cookies and cream?" batin Vega.

"Apa aja deh, kamu aja yang pesenin, Cher."

Achera menatap tajam Vega, merepotkan sekali.

"Kasih air putih aja, kak," ujar Achera pada pelayan itu.

"Baik, kak. Tunggu sebentar, ya, kak."

Tatapan jahil Vega berubah menjadi mata melebar dan memelas.

"Kok dikasih air putih doang, sih, Cher?" rengek Vega tidak terima. Ia pikir Achera kan memesan Cappucino atau berbagai jenis kopi lain. Ternyata ekspektasinya terlalu tinggi.

"Kamu aja yang pesenin, Cher. Siapa yang bilang gitu tadi? Ya suka suka aku, lah," ketus Achera.

Hati Vega menghangat, entah sejak kapan Achera mengubah gaya bicaranya jadi lebih santai. Vega merasa sedikit beruntung.

"Cher, apa kamu bisa maafin kakak? Setidaknya cuma kakak, bukan satu keluarga. Bisa?" Vega memulai pembicaraan.

Yah, meskipun pembicaraan bisa dibilang berat.

"Kalo kita mau deket lagi, aku bisa. Tapi kalo maafin, aku ga akan bisa."

Achera tersenyum. Mungkin saja ini perasaan Achera asli. Jiwa Elle ingin cepat-cepat pulang dan tidur, tapi tubuh ini serasa bergerak sendiri. Achera asli sudah mati saja merepotkan, batin Elle.

Melihat garis senyuman di bibir Achera, Vega turut menyunggingkan senyuman.

"Makasih. Makasih udah mau kasih kakak kesempatan buat deket sama kamu. Besok Senin kakak yang anter sekolah, ya?" pungkas Vega. Ia merasa lebih ringan sekarang.

"Aku pengen berangkat sekolah sendiri aja, kak. Pulang sekolah mau ke rumah temen," tolak Achera.

Achera tidak berkata yang sebenarnya, ia hanya risih saja karena tidak bisa pulang seenaknya.

"Achera, sekali lagi, kakak minta maaf, ya. Kamu suka banget sama oreo, kah?"

Tanpa sadar Achera mengangguk antusias, "banget!"

Vega terkekeh, sudah lama ia tidak melihat sisi terbuka dari adik perempuannya ini. Meskipun belum mendapatkan maaf, ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan maaf dari Achera.

Ya, teruslah berusaha hingga kau sadar usahamu tidak akan pernah berhasil. Karena Achera asli sudah mati dan memilih pergi mengikhlaskan tubuhnya untuk ditinggali jiwa Elle.

I'm the Antagonist'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang