Happy Reading!
Setelah acara makan malam yang mengandung banyak candaan tadi, kini Achera diharuskan mengahadapi Vincent yang sedang mengoceh tidak jelas bak perempuan yang sedang pms.
"Darimana saja kamu!? Malam malam begini baru pulang. Kamu sudah terlalu liar, Achera. Lihatlah Celia, dia anak baik-baik tidak sepertimu. Sudah manja, sombong juga. Apa yang bisa kamu banggakan dari dirimu, hah!?" omel Vincent setelah menampar pipi kiri Achera.
Achera hanya diam. Menahan diri untuk tidak menebas kepala pria dewasa di depannya itu. Bagaimana tidak kesal, ia dimarahi saat masih berdiri di depan pintu. Ia lelah, ia ingin beristirahat atau setidaknya biarkan Achera duduk.
Maka dari itu, Achera ingin menendang kepala Vincent agar ia bisa tidur lebih cepat.
"Di mana harga dirimu!? Apa selama ini kami kurang keras mendidikmu!?"
Rahang Achera mengeras mendengar kalimat yang baru saja diucapkan sosok ayahnya itu. Matanya berkilat tajam menatap pria di depannya.
Ia paling tidak suka jika ada yang menyeret soal harga diri. Achera tidak suka ada yang merendahkan harga dirinya. Sangat tidak suka.
Vincent tertegun kala melihat tatapan tajam Achera. Tanpa sadar ia meneguk salivanya kasar. Namun egonya lebih tinggi dari apapun, ia masih ingin melanjutkan makiannya.
"Harga diriku tidak serendah itu, Tuan Vincent," dingin Achera kemudian berlalu begitu saja dari hadapan Vincent.
Vincent diam. Ia masih mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Tunggu! Apa itu!? Ia takut dengan anaknya sendiri!? Mustahil. Lelucon apa itu. Bagaimana bisa Achera memiliki aura se-kental itu.
Achera membanting pintu membuat beberapa pekerja di mansion William tersentak.
Di kamar, ia melempar asal tas nya dan dengan hitungan detik ia sudah berganti pakaian.
Tanpa menunggu apapun, Achera menjatuhkan dirinya ke ranjang dan pergi menemui bunga tidurnya.
(ノ◕ヮ◕)ノ*.✧
Pagi ini, Achera menjalani hari dengan lebih semangat karena sudah menemukan seseorang yang bisa membantunya. Meskipun siapa peretasnya belum diketahui, setidaknya hanya tinggal mencari tahu.
"Pagi," sapa Achera pada semuanya yang ada di meja makan. Bukan karena senang, namun karena aturan yang mengharuskan saling menyapa di meja makan.
"Pagi juga," balas Clarissa. Sisanya hanya berdehem singkat. Celia? Dia belum selesai berdandan.
"Di mana Celia?" tanya Vincent.
"Aku di sini, dad," cetus Celia sambil berjalan menuruni tangga.
Celia pun duduk di kursi kosong di sebelah Vega.
"Makan," titah Vincent.
Satu keluarga itu memulai sarapannya dengan tenang.
Achera meletakkan sendok dan garpu secara terbalik di piring kosongnya.
"Aku selesai. Aku berangkat," ucapnya kemudian melangkah ke luar mansion.
Style nya hari ini adalah seragam lengan panjang dengan almamater coklat. Rambutnya ia ikat setengah di tengah dengan pita berwarna cream. Tidak ketinggalan Chris yang sudah tidak lecet lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the Antagonist's
FantasyAngin malam berbisik lembut. Mengalun, membuat daun-daun menari dengan teratur. Gelap, tetapi indah. Malam ini, malam di mana Sang Malaikat Maut Cantik akan mengambil satu nyawa. Elleonore, auranya bak dewi kegelapan. Rambutnya hitam legam. Mata taj...