Happy Reading!!
Sore ini, Achera akan mengunjungi tempat yang saat itu ia temukan di kertas bersama Damian. Kebetulan hari ini kegiatan ekstrakurikuler diliburkan karena beberapa member official sedang ada acara tertentu.
Damian
Aku sudah berada di depan
kediamanmuDamian
Bisa kau turun sekarang?Achera
Tunggu sebentar, aku masih
menyiapkan barang yang aku bawaDamian
YaAchera kembali memilah benda yang akan ia bawa. Firasatnya mengatakan perjalanan kali ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa hambatan.
Setidaknya ia membawa dua pistol, untuk berjaga jika Damian tidak membawanya. Tak lupa ia menempatkan Chris di tempat biasa. Bedanya, kali ini Achera membawa satu belati lagi.
Sudah lama ia tidak menggunakan dua belati sekaligus. Hidupnya di dunia ini begitu tenang.
Tas selempang bermerek terkenal itu ia sampirkan di bahu kanannya. Achera sengaja memakai sepatu kets agar lebih leluasa bergerak.
Achera sampai di depan mobil Damian setelah meminta izin ke Vincent sejenak. Kemungkinan besar keduanya akan pulang larut malam.
Damian turun dari mobil, membuat Achera tampak heran. Ternyata Damian turun hanya untuk membuka pintu mobil untuk Achera.
Gadis itu masih bingung, tapi tak ayal ia masuk ke mobil dengan mengucapkan terimakasih. Jujur saja ini pertama kalinya Achera mendapat perlakuan romantis selama hidupnya.
Memastikan Achera sudah duduk nyaman, Damian kembali singgah di kursi pengemudi usai memasang seat belt.
"Kita berangkat sekarang," ujar Damian.
Achera mengangguk lantas mengeluarkan ponsel dari tasnya dan memainkannya untuk mengusir rasa bosan di mobil.
Jika saja Achera seperti gadis pada umumnya, ia mungkin sudah pingsan sekarang.
Lihatlah penampilan Damian saat menyetir. Kemeja putihnya yang digulung ke atas menampakkan lengannya yang berurat. Ditambah lagi lelaki itu mengemudi hanya dengan satu tangan.
Sudah, sudah. Jangan dibahas lagi. Penulis hampir mimisan membayangkannya.
Dua makhluk dengan raut datar dan hati dingin itu sibuk dengan kegiatannya masing-masing di perjalanan yang cukup jauh sore ini. Langit jingga kemerahan menemani perjalanan mereka di jalan bebas hambatan.
(´∩。• ᵕ •。∩')
Tak terasa perjalanan yang memakan waktu itu usai. Kini keduanya sudah berada di depan toko buku yang tertulis di kertas.
Tanpa basa-basi lagi, Achera dan Damian masuk ke toko itu. Achera berkeliling menelisik apa saja yang bisa ia temukan di sini. Tidak jauh berbeda, Damian juga melakukan hal yang sama.
Mata Damian terpaku pada sebuah buku. Tangannya reflek mengambil buku itu dan mengelus sampulnya.
"Buku ini, buku yang dibawa bunda di foto itu," batin Damian.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the Antagonist's
FantasyAngin malam berbisik lembut. Mengalun, membuat daun-daun menari dengan teratur. Gelap, tetapi indah. Malam ini, malam di mana Sang Malaikat Maut Cantik akan mengambil satu nyawa. Elleonore, auranya bak dewi kegelapan. Rambutnya hitam legam. Mata taj...