Sorot mataku yang tajam menatap lurus kearah Kaisar yang kini duduk ditahtanya.
Aku tak rela ia terus mendapatkan keinginannya, namun aku bersabar. Semua ini karena Odelia, orang yang aku sayangi.
Dengan perasaan tidak enak dihati, aku terus berada dipesta itu. Hingga akhirnya makan malam antar bangsawan terpilih digelar.
"Kita harus memberi apreasiasi pada Duke sang penjaga tanah Glitzy!"
Seru kaisar hingga suaranya menggema diseluruh aula.Sontak para bangsawan disana tampak antusias dan saling bertepuk tangan.
"Duke Cedric Eleanor Rothesay, karena keberanianmu yang dengan gagah menaklukan pasukan pemberontak, pembelot serta meredakan perang di Valois, hingga membuat kekaisaran menjadi damai dan ditakuti, aku akan memberimu hadiah selain harta benda, yaitu seseorang yang akan terus bersamamu, seorang yang akan membantumu mengurus tanah duchy utara, ialah putri tertua dari keluarga Barnett."
Seketika tubuhku yang tertunduk dihadapannya, menatapnya terkejut.
"Apa maksud anda yang mulia?".
Seruku dengan nada yang menekan.
Kala itu terdengar suara bangsawan yang saling berbisik, terlihat mereka yang sama terkejutnya denganku.
Betapa tidak, karena seperti yang diketahui, keluarga Barnett hanya memiliki putri bungsu dan Putra Tertua.
"Dan lagi, mengapa secara tiba-tiba kaisar menjodohkanku seperti ini? Apakah ia sengaja agar mengikat tali kekangnya dan menaruh mata-mata dengan dalih pernikahan?".
Tanpa sengaja aku menatap wajah Odelia yang diam terpaku.
"Aku memberimu apreasiasi, tapi kau malah bertanya seperti itu padaku, apakah kau mulai menampakkan taringmu seolah kesombonganmu sebagai pahlawan di kekaisaran ini?".
Pungkas Kaisar dengan nada kasar, hingga aku menundukkan kembali wajahku, aku tak ingin Odelia mengingatku sebagai orang yang pembangkang terhadap Ayah yang dibanggakannya.
"Tidak Yang Mulia."
Lirihku pelan.
Kedua telapak tangan Kaisar diletakkan diantara pundakku, ia meremas kuat seakan membantuku berdiri.
"Aku sangat bangga memiliki calon menantu seperti Tuan".
Ucap seorang wanita berambut merah, ia adalah Selir Count yang bernama Barbara.
Perlahan mereka membungkukkan tubuhnya memberi hormat pada Kaisar, hingga setelahnya memberi Hormat padaku.
Aku diam membisu karena tak tahu harus menjawab seperti apa, karena bahkan aku tak senang dengan perjodohan ini.
Pesta yang kupikir tadinya akan mengubah hidupku lebih baik, malah membuatku seperti tercebur kedalam kubangan.
Aku dan Odelia berpisah saling bertatapan, seakan sama-sama mengetahui bahwa kami tak akan bisa seperti dahulu lagi.
Peperangan kejam yang terus kulalui demi mengasah kemampuan berpedangku, berharap Odelia terkesan karena aku ingin menjadi seorang yang mirip dalam buku dongeng pemberiannya, kini hanya menjadi angan-anganku.
***
"Tuan, akhirnya anda kembali".
Para pekerja menyambut kepulanganku dengan tatapan penuh kebahagiaan, hatiku yang terasa panas seketika dingin kembali melihat wajah teduh mereka.
"Aku pulang."
Pungkasku.
"Tuan, anda mendapat sebuah surat dari kediaman Barnett."
Ucap seorang pelayan sembari memberikan surat itu padaku, sehingga membuatku tersentak karena baru saja perjodohanku ditetapkan, dengan sigap keluarga itu mengundangku ke county.
"Pelayan, siapkan air mandi untukku karena aku tidak bisa beristirahat saat tubuhku kotor."
"Baik Tuan, akan segera saya siapkan."
Jawab pelayan itu menundukkan pandangannya.
Pikiranku berkecamuk, ntah mengapa aku menyesal dicap sebagai pahlawan perang.
Jika tahu begini lebih baik aku mati dimedan perang.Namun pikiranku yang lain membantahnya, aku melakukan ini demi melindungi orang-orang dan tanah yang diwariskan keluargaku, dan juga Odelia, jika semakin kuat, suatu saat aku pasti bisa membuatnya bersamaku.
____________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Cedric Eleanor Rothesay
Historical FictionBagaimana Duke menghadapi perasaannya? Apakah akhirnya ia terpaksa menikah dengan lady yang dibencinya? atau putri mahkota yang ingin dilindunginya? Sementara itu, hanya seorang pelayanlah mengerti akan dirinya.