Ditengah malam yang begitu mencekam, tampak obor tersusun rapi disepanjang jalan menuju desa yang gaduh, karena suara tangis dan rintihan anak kecil terdengar dari rumah-rumah disana.
"Selamat datang Tuan, saya telah membaca surat anda, Terima kasih karena mendatangi kami secara langsung."
Ujar Seorang kepala desa yang memimpin tempat itu, ia datang bersama beberapa prajurit yang memang menjaga perbatasan desa disana.
Perlahan aku menuruni kuda seraya membantu Rona, prajurit lainnya membawa akomodasi dan mengikatkan kuda-kuda itu pada tempat yang nyaman.
"Mari ikut saya Tuan."
Ucap kepala desa itu lagi seraya melangkahkan kakinya kerumah miliknya.
"Saya telah menyiapkan tempat untuk tuan beristirahat."
Perlahan kepala desa menganggukkan kepalanya pada seorang wanita, hingga kemudian wanita itu beranjak pergi, tak berselang lama ia kembali bersama beberapa wanita lainnya, mereka membawa hidangan untuk menjamu kami.
"Sebelum istirahat, sebaiknya makan malam dahulu tuan."
Pria tua itu tersenyum pahit, ia tampak kebingungan.
"Terima kasih atas penyambutanmu ini, namun kami berencana mengobati anak-anak itu begitu kami tiba."
Tuturku menatapnya yang seketika iapun menangis.
"Tu,tuan, Terima Kasih atas kebaikan anda, sebenarnya sayapun menginginkan hal tersebut, namun saya yang rendah ini tak berani menyinggung anda yang telah menempuh perjalanan jauh."
Dengan kalimat yang terbata-bata, ia menundukkan pandangannya dengan ekspresi yang tampak bersalah.
"Sudah kewajibanku melakukan itu sebagai pemimpin ditanah duchy, katakan pada penduduk, kami akan mengunjungi rumah mereka setelah makan malam."
Pungkasku mencoba menenangkannya, karena akupun tak tega mendengar rintihan dari anak-anak disana.
Seketika ia mengangguk dan dengan tergesa-gesa meninggalkan kami.
"Ternyata kita memikirkan hal yang sama Tuan, karena sayapun tak sabar memberi obat pada anak-anak itu."
Rona tersenyum menatapku, ia tampak tak lelah dengan perjalanan panjang yang kami lalui ini.
"Benar Rona. Baiklah, karena kepala desa telah bersusah payah menjamu kita, mari kita segera menyantapnya dan kemudian kita membagi kelompok untuk membawa obat-obat ini kerumah penduduk."
Perlahan aku duduk disebuah kursi yang telah disiapkan, dan seketika Rona dan para pengawal ikut duduk bersamaku.
***
Tanpa menunggu waktu lama, kami telah terbagi menjadi tiga kelompok, kelompok pertama dipimpin olehku, bersama lima orang prajurit, aku akan mengunjungi rumah penduduk bagian paling ujung.
Kelompok kedua Fel bersama lima prajurit lainnya mengunjungi rumah penduduk bagian depan.
Sedangkan kelompok terakhir Rona bersama lima orang prajurit akan memberi obat pada rumah penduduk dibagian tengah desa, tempat itu berada disekitar rumah kepala desa, hingga ia tak perlu menaiki kuda.
Perlahan kami berpisah untuk mengunjungi rumah para penduduk seraya membawa kotak sedang berisi obat dikelompok masing-masing, kulihat wajah Rona begitu senang, mungkin ia tak sabar melakukan kebaikan ini
"Jika kau kelelahan, segeralah kembali kerumah kepala desa."
Ujarku sebelum menaiki kuda hitamku, ia hanya tersenyum seraya menganggukkan wajahnya, hingga senyuman itu tak lagi tampak saat aku dan kudaku menjauh dari tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cedric Eleanor Rothesay
Historical FictionBagaimana Duke menghadapi perasaannya? Apakah akhirnya ia terpaksa menikah dengan lady yang dibencinya? atau putri mahkota yang ingin dilindunginya? Sementara itu, hanya seorang pelayanlah mengerti akan dirinya.