BAB 30

108 7 0
                                    

"Keributan apa ini?!"

Suara menggema kaisar terdengar diseluruh aula, hentakan yang dihasilkan dari sepatunya terdengar kasar.
Perlahan tapi pasti, langkah kakinya berjalan diantara kerumunan prajurit yang berada dalam posisi siap.

Para tamu yang sedari tadi gaduh mulai membungkuk satu persatu, memberi salam dengan rasa malas, mereka merasa kehilangan tontonannya.

"Ayah!"

Odelia menghampiri kaisar yang tampak acuh pada putrinya itu.

"Katakan padaku apa yang terjadi?"

Wajah dingin dan angkuhnya seketika menghentikan langkah Odelia.

Tiba-tiba saja Marquess yang saat itu bersama para prajurit menghadap Kaisar dan menjelaskan mengenai kekacauan ini.
Hingga membuat kaisar menaikkan salah satu alisnya, ia murka dengan kekacauan yang terjadi dipesta ulangtahun sang putri.

"Buang jasad putri count itu kehutan, sehingga binatang buas yang ada disana bisa memakannya."

Kala itu aku menyeret Pelayan yang ikut andil dalam keributan ini pada pria tua itu, dengan tatapan bengis, ia melirik pedangku yang masih belumuran darah.

"Yang mulia, bagaimana dengan pelayan ini?"

Seketika ia menyeringai, seakan tak peduli apapun yang kulakukan.
Aku tahu ia tak ingin membuatku tampak berjasa dihadapan para bangsawan.

"Masukkan ia kepenjara!"

Ucapannya itu membuatku geram, padahal ia tahu pelayan ini adalah kaki tangan wanita yang mati itu, namun ia malah memberi hukuman yang tak sesuai dengan kejahatannya.

"Yang mulia!"

Tekanan suara yang kulontarkan malah membuatnya semakin malas menatapku, ia benar-benar meremehkanku.

"Kau mau melawan kuasa seorang kaisar?"

Seketika aku tertegun dan perlahan menatap kearah Odelia, perasaanku yang penuh amarah membuatku menggertakkan gigi seraya meninggalkan tempat itu dengan rasa rendah diri dan dipermalukan.

                                 ***

"Duke!"

Saat aku membalikkan tubuh kearah suara itu, tampak ajudan kaisar berjalan mendekatiku.

"Saya tahu maksud lain kedatangan anda setelah kaisar membaca surat yang anda kirim sebelum kembali kekaisaran. Istana akan memberikan bantuan ke Valois, Saya ucapkan selamat karena telah menyelesaikan perang ini. Kaisar berpesan anda tak perlu lagi bersusah payah."

Aku hanya diam terpaku mendengar  kalimat yang menjijikkan itu, tanpa menjawabnya aku melengos pergi meninggalkan istana.

Sampai hari ini aku masih tak mengerti mengapa kaisar begitu membenciku, dia yang mendekatkan putrinya padaku dan dia juga yang berusaha memisahkan kami.

Malam itu aku berhenti dipinggir danau untuk mencuci pedangku, kini darah itu telah berubah warna menjadi hitam pekat dan sulit untuk kubersihkan, bagiku ini adalah hukuman yang pantas untuk wanita jahat.

                                ***

Saat aku memasuki kediamanku, suasana disana hening, kurasa orang-orang sudah terlelap. Dan tubuhku seketika menjadi lelah.

Pikiranku kosong saat duduk disebuah kursi sembari menundukkan pandanganku.

"Tuan, beristirahatlah diruangan anda."

Ketika aku mendongakkan wajah, kulihat Rona menuju kearahku seraya membawa sebuah obor ditangannya.
Cahaya remang-remang itu menampakkan keindahan Rona.

"Rona, aku kembali."

Perlahan aku bangkit dan memeluk Rona, aku merasakan kerinduan yang luar biasa.

"Tuan, sudah lama saya tak mendengar berita tentang anda, saya mengira sesuatu yang buruk terjadi pada anda, syukurlah anda kembali dengan selamat."

Ia menyambut pelukanku dengan erat, aku masih belum melepaskannya, kelelahan serta kegundahan yang kurasakan mulai luntur karena kehangatan Rona.

Aku menceritakan segalanya pada Rona, tentang perang dengan suku valois yang telah berakhir, serta kematian Charlotte mantan tunanganku.

Awalnya Rona gembira, namun tiba-tiba ia terkejut saat aku membicarakan tentang wanita itu.

"Lalu bagaimana dengan anda Tuan?"

matanya berkaca-kaca, tampaknya ia mengasihani diriku.

"Aku bersyukur lepas dari wanita itu Rona, kau tak perlu khawatir."

Ia menyentuh pipiku lembut, Rona tersenyum. Aku tahu ia hanya bahagia juga akupun bahagia dengan pilihanku.

                               ***

Hari demi hari kulewati hingga tanpa terasa beberapa bulan telah berlalu, aku mendengar kabar tentang Odelia yang akan menikah dengan pria lain.

Hatiku seketika menjadi hancur, Odelia orang yang aku sayangi dan ingin selalu kulindungi semakin jauh dalam genggamanku.

Aku menatap Lukisanku bersama Odelia, kekecewaanku yang begitu dalam membuatku marah hingga akhirnya aku membakar lukisan itu.

Ntah berapa lama aku mengurung diri dan tak meninggalkan duchy, semua tentang Odelia telah ku singkirkan termasuk buku pemberiannya.

Pagi itu aroma bunga lili masuk melalui jendela kamarku yang terbuka lebar, aroma itu membuatku  membuka pintu yang langsung menuju kebun milik ibu.
Kebun itu satu-satunya kenangan yang membuatku mengingat ibu.

"Ibu, apakah aku telah berhasil menjaga orang yang kusayangi sesuai perkataan ibu?"

Aku berlutut memandanginya, air mataku seketika tumpah, kali ini aku benar-benar putus asa.

Selama menjadi duke, aku bertekad akan melakukan apapun untuk orang yang kusayangi, namun aku sudah tak memiliki siapapun lagi.

Seketika aku tersadar saat seseorang memelukku dari belakang, wanita itu adalah Rona, ia berusaha membujukku untuk melupakan kesedihan ini.

"Tuan kumohon, Nyonya pasti akan sedih melihat anda seperti ini. Bukankah anda sendiri yang bilang akan melindungi Putri Mahkota, anda telah berhasil melindunginya, sekarang biarkan orang lain yang mengemban tugas itu, jika anda menyayanginya seharusnya anda bahagia dengan keputusannya."

Ntah mengapa pikiranku terbuka saat mendengar kalimat yang dilontarkan Rona, dia benar.
Selama ini ternyata aku menyanyangi Odelia dan menganggapnya seperti Chloe, aku tidak rela karena aku tak tahu bagaimana perasaan Odelia, jika ia tidak bahagia, mungkin ia akan berlari dan menghampiriku, setelah kuingat lagi, Odelia memang menganggapku seperti sahabat dan orang terdekatnya.

Kini aku mengerti, perasaanku selama ini bukanlah karena aku mencintainya, namun karena aku menganggapnya seperti adikku sendiri, seperti keluarga yang memang harus kulindungi.

______________________________________

UNTUK INFO LEBIH LANJUT BISA CEK INSTAGRAMKU : Pecinta_senjamu

TERIMA KASIH 🙏😊


Cedric Eleanor Rothesay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang