BAB 15

162 17 1
                                    

Aku dan beberapa ksatria kembali mengunjungi penduduk disekitar kastil.

Tampak keadaan mereka lebih baik dari sebelumnya, tubuh mereka kini bisa berjalan tegap. Dan ekpresi wajah mereka tidak lagi terlihat suram.

"Tuan, anda kembali?."

Ucap seorang pria tempo lalu.

"Bukankan aku telah berjanji akan datang beberapa hari lagi?."

Dengan senyuman yang tulus, aku berjalan menghampirinya.

"Benar tuan, kami tak menyangka anda kembali secepat ini. Saya akan memanggilkan penduduk lainnya."

Ia terharu, matanya berkaca-kaca dan kemudian ia membungkukkan tubuhnya sebelum menjauh pergi dari tempatku berdiri.

Hingga tanpa menunggu lama, penduduk telah terkumpul dan lebih banyak dari sebelumnya.

"Tuan, beberapa penduduk yang pergi kembali lagi setelah mendengar cerita tentang anda."

Dengan nada yang takut, pria itu mencoba menjelaskan keadaan yang memang tampak berbeda dari sebelumnya.

"Tuan Duke, ampuni kami karena telah meninggalkan anda disaat anda kesulitan, namun kami terpaksa karena jika terus disini, kami akan mati kelaparan."

Orang-orang itu tampak menangis dan bersujud dihadapanku, membuatku paham karena tak akan ada yang sanggup menjalani hidup yang bahkan untuk makan saja tak mampu.

"Bangunlah, kalian tak perlu melakukan seperti itu, justru aku berterima kasih karena kalian telah bertahan selama ini.
Lihatlah hewan-hewan sehat ini, dan disebelah kanan aku telah menyiapkan bibit pertanian, aku akan membagi kelompok peternakan dan pertanian. Aku berpikir ini akan adil untuk diberikan kepada kalian, aku sangat berharap, dengan awalan seperti ini, kehidupan kita semua kedepannya akan membaik."

Seketika tampak seorang pria berjalan keluar dari barisan.

"Mohon ampun Tuan, dahulu keluarga saya berasal dari petani sehingga saya sedikit mengerti mengenai penanaman bibit dan menjaganya dari hama, saya harap anda berkenan menjadikan saya seorang petani, dan saya berjanji akan membuat bibit-bibit itu tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah serta sayuran yang segar."

Seorang pria yang tubuhnya terus bergetar ketakutan, mencoba menjelaskan kemampuan miliknya padaku, meski dengan terbata-bata, aku paham akan kalimat yang dilontarkannya, hingga membuatku takjub.

"Baiklah, siapakah lagi diantara kalian yang memiliki kemampuan bertani ataupun beternak?".

Seketika itu satu persatu warga maju dari barisan dan menjelaskan kemampuan mereka hingga membuatku kagum, selama ini bukan karena mereka tak mengerti, namun karena mereka tak memiliki.

Hingga akhirnya total tujuh orang yang memiliki kemampuan bertani dan beternak.

"Baiklah, untuk sisa dari penduduk, aku akan membagi kalian masuk ke kelompok tujuh orang tersebut untuk membantu dan belajar dari mereka."

"Terima kasih tuan, Terima kasih. Kami berdoa semoga anda selalu diberikan perlindungan serta kemudahan dalam menjalankan apapun, dan lihatlah nanti bagaimana kami akan mengelola amanah anda ini, kami akan membuat anda bangga sebagai ucapan syukur dan terima kasih kami."

Tutur seorang wanita paruh baya yang ditetuakan oleh penduduk tersebut.

"Aku juga berterima kasih karena kalian menyambutku dengan kehangatan."

Perlahan aku dan para ksatria meninggalkan tempat itu dengan menunggang kuda, transportasi hewan sengaja aku tinggalkan disana, untuk kebutuhan para penduduk.

Separuh perasaan berat dihatiku lepas, namun masih belum menghilangkan rasa bersalahku pada penduduk sekitar.

"Tuan, setelah ini kita akan kemana?".

Tanya Fell dengan ekspresi yang antusias.

"Kita akan kembali, aku ingin melihat pembangunan kastil."

Jawabku yang terus memandang lurus ke depan.

"Baik Tuan."

                             ***

Pembangunan ulang kastil akan memakan waktu yang tidak lama, karena aku hanya memerintahkan mereka memperbaiki ruangan yang sudah tak layak, serta menambahkan akomodasi yang kurang dikastil ini.

Setelah seminggu seragam para pelayan selesai dijahit, merekapun mengenakannya saat bekerja.
Aku bersyukur akhirnya mereka memiliki seragam yang layak dan nyaman untuk dikenakan.

"Tuan, makan malam telah disiapkan, apakah anda akan makan malam diruangan kerja?".

Ucap kepala pelayan, hingga memecah lamunanku.

"Tidak, aku akan makan diaula bersama kalian, dan lagi ruangan makan belum selesai diperbaiki."

Seketika aku beranjak menuju aula, sehingga kepala pelayan tersenyum dan kemudian ia menganggukkan kepalanya.

____________________________________

pecintasenjamu

Cedric Eleanor Rothesay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang