Explorer [34]

13 3 0
                                    

Suhail kembali menjemput kami, setelah berunding dengan teman-temanku, aku mengabari ibu, dan ibu mengizinkannya. Jadi di sinilah kami, Suhail membawa kami ke tempat pelatihan semua pasukan. Tempat ini sangat sejuk, luas seperti lapangan, ada danau dengan air yang hangat. Ini akan menjadi tempat favorit ku.

Karena teman-temanku tidak pandai menggunakan panah dan pedang, jadilah mereka berlatih tembak dan beladiri. Sedangkan Frank memilih berlatih tombak bersama beberapa orang lagi, aku tentu akan berlatih panah. Pasukan Pemanah lebih banyak dibanding Pasukan Pedang dan Pasukan lainnya, karena memang senjata alami Kaum Penjelajah adalah Busur dan Panah.

Aku bertanya pada Suhail, apakah mereka-pasukan yang lain-tidak bisa menggunakan busur dan panah? Suhail menjawab dengan senyuman, mereka bisa menggunakannya. Pedang, pistol, dan tombak adalah sebagai penambah kemampuan, berpanah tentu sangat dibutuhkan, tapi kita juga harus melawan musuh dari jarak dekat. Maka dari itu mereka mulai berlatih senjata lain selain busur dan panah.

Lantas apakah kemampuan mereka menggunakan senjata lain jadi tidak maksimal? Suhail kembali menjawab, tidak. Mereka benar-benar menekuni senjata lain, bahkan mereka lebih lihai dari para pemanah. Suhail bilang, senjata alami kedua Kaum Penjelajah adalah pedang. Maka dari itu tidak sulit untuk mereka membiasakan diri menggunakan pedang.

Aku membidik panahku pada sasaran berbentuk tubuh yang terbuat dari jerami. Aku membidik kepala sasaran itu, kemudian melepaskan panahku.

Sudah dua panah menancap di tempat yang sama, aku melihat pemanah lain yang membidik sasarannya masing-masing. Pemandangan seperti ini seharusnya sudah ku dapat dari umurku 17 tahun.

"Nebula, mau coba bertarung denganku?" Suhail mengulurkan tangannya.

"Bertarung? Dengan busur?" Suhail menjawabnya dengan anggukan. Aku baru dengar bertarung dengan busur.

Aku mengikutinya ke tempat lain, dia memberikan sebuah kayu yang menyerupai bentuk busur. "Kau pernah kehabisan panah? Tidak ada senjata lain pasti akan sangat merepotkan, bukan. Kami menggunakan busur sebagai senjata."

"Waw, aku tidak pernah terpikirkan. Karena aku jarang menggunakan busur dan panahku."

Suhail mengajarkan aku bagaimana cara memerang busurnya. Berbeda ketika hendak digunakan untuk memanah, busur tanpa panah ini harus dipegang dengan dua tangan, bagian lengkungan berada di depan. Terlihat seperti memegang perisai.

Aku menguatkan kuda-kudaku, Suhail di depanku mengajarkan gerakan pertama. Lawanku bukan dia, di hadapanku berdiri jerami membentuk orang. Aku fokus melihat Suhail, mendorong busur kedepan mengenai dada jerami. "Ini adalah gerakan untuk menahan serangan musuh, jika dia menggunakan pedang. Kau bisa menahannya, dan jangan lupa menguatkan kuda-kudamu agar tidak mudah jatuh!"

Aku mengangguk dan fokus pada jerami, ku eratkan penganganku pada busur. Ku dorong kuat-kuat busur hingga mengenai dada jerami. Aku tidak menyangka ada pergerakan dari jerami ini, aku menahan sekuat tenaga, jerami ini terus bergerak maju ke arahku. Membuat aku akhirnya terjatuh.

Suhail menghampiriku, "kau pikir musuhmu akan diam saja?"

Aku berdiri dengan bantuan uluran tangannya. "Aku hanya tidak menyangka benda ini bergerak."

Dia tersenyum, aku bisa melihat wajahnya karena dia tidak lagi memakai pakaian Pasukan Salju yang menutupi semua tubuhnya dengan pakaian putih.

"Mau mencoba lagi?"

Dengan semangat aku mengangguk. Baiklah kali ini aku tidak main-main.

Aku memposisikan tubuhku seperti tadi, saat jerami itu mendekat aku mendorongnya dengan busur. Aku sedikit kesusahan untuk menyeimbangkan diriku, jerami ini sangat kuat. Ku fokuskan energiku mengalir di tanganku, ada sensasi yang sama seperti yang kurasakan di mimpiku membuat jerami ini lebih terasa ringan, aku memejamkan mata kembali merasakan sensasi ini semakin kuat, namun jerami ini tidak mau kalah, dorongannya juga bertambah kuat. "Nebula" suara itu.

GALAXY : The Last Explorer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang