Kalian tahu rasanya diinterogasi oleh orang tua setelah melakukan kesalahan besar? Bagaimana cara menghindarinya? Karena aku sedang merasakannya sekarang.
Orion berdiri di depan aku dan Frank. Kami berada di palka utama kapal milik Orion, masih di dalam air. Sudah hampir dua jam, aku duduk mendengarkan ceramah dari Orion.
Untungnya sejauh ini belum ada makhluk yang menyerang kami.
Pandanganku terus ke arah bawah, berusaha agar tidak tertatap dengan Orion. Seperti anak yang sedang dimarahi oleh orang tuanya.
"Ada yang ingin jelaskan? Aku dengar, mereka sedang mencari seorang gadis, bersama makhluk dari Kaum Olagarroa," ucapnya sambil berkacak pinggang.
Dia tahu. Aku tidak mengerti kenapa Orion selalu peka terhadap hal-hal seperti ini. "Kau tahu aku ini penjelajah. Mereka menginginkan informasi dariku, aku sudah menjawab tapi mereka tidak juga melepaskanku. Lalu Frank datang dan menolongku kabur dari markas militer," jelasku dalam satu nafas. Masih tidak berani menatap Orion. Hanya Orion yang tahu aku penjelajah selama ini, ia tahu saat kami pertama kali bertemu.
"Aku tidak tahu bagaimana mereka bisa mengejar kami sampai sini. Maaf," lanjutku.
"Nebula, angkat wajah mu saat sedang bicara denganku!" ucapnya. Aku membayangkan wajah marah Orion, sungguh menyeramkan.
Aku mengangkat wajahku, namun yang kudapat justru lebih menyeramkan lagi. "A-ada apa dengan wajahmu kak? Frank kau melihatnya?"
"Yeah .... itu agak aneh dan, seram."
Memang bukan hal yang baru jika Orion senyum bahkan dia sangat sering tersenyum. Tapi aku baru pertama kali lihat dia tersenyum seperti itu, maksudku dia tersenyum hingga ujung bibirnya hampir mengenai bawah mata.
"Seburuk itukah? Aku belajar keahlian ini selama bertahun-tahun, untuk menunjukannya pada orang lain, dan kalian yang pertama melihatnya." Selain lihai mengendarai kapal ruang angkasa, Orion mempunyai wajah yang sangat lentur.
"Aku tidak marah, ya sedikit. Harusnya kalian bilang padaku dari awal, kalau kalian ini sekarang buronan militer. Aku tahu betul bagaimana mereka bekerja."
"Maaf dan, terima kasih. Tapi perlu kukoreksi, kami bukan buronan." Tegas Frank.
"Tetap saja, kalian diburu militer. Ini, aku menemukan pelacak mereka di dalam kapalmu." Orion melempar benda kecil itu ke atas meja di depan kami.
Pantas saja mereka tidak mengejarku saat kabur dari markas militer. Ternyata ada benda kecil ini yang memberikan informasi lokasi kami.
Frank mengambil benda itu dan menginjaknya hingga hancur berkeping-keping. "Harusnya kita lebih berhati-hati lagi! Militer tidak akan membiarkan kita pergi begitu saja."
"Kau benar! Militer punya koneksi dimana-mana, kemanapun kita pergi mereka pasti akan menemukannya!" balas Orion.
"Kecuali satu tempat. Kak, kau ingat aku pernah menceritakan tempat di bawah gunung es. Kita bisa ke sana, militer tidak bisa menemukan kita di dalam sana," usulku.
Angin badai di sana akan menghalangi koneksi militer. Apalagi dengan suhu di bawah minus.
"Gunung es di Planet Canopus?" tanya Orion.
"Yap benar."
"Kau mau membeku di sana? Luarnya saja sudah bisa membekukan air dalam dua puluh detik, bagaimana dengan dalamnya? Itu terlalu beresiko."
"Kita perlu ambil resiko itu, lagi pula di dalam sana tidak terlalu dingin. Percayalah, aku pernah tinggal di sana selama satu minggu, dan aku masih hidup," balasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAXY : The Last Explorer
Science-FictionDi angkasa yang luas, tersebar miliaran bintang, planet dan benda-benda langit lainnya tergabung menjadi sebuah kesatuan yang biasa kita sebut, Galaksi. Dimana setiap planetnya memiliki bintang yang menjadi induk mereka, hal itu yang juga kita kenal...