Explorer [4]

122 50 24
                                    

Sudah berjam-jam sejak aku sadar dari obat bius itu, hanya ruangan putih yang menemani. Tangan dan kakiku terikat pada sebuah kursi listrik, membuatku selalu waspada. Takut tiba-tiba listriknya menyala.

Suara pintu terbuka, mengalihkan perhatianku. Kejutan apa lagi ini? seorang lelaki yang membuatku berada di tempat ini, berdiri di depan sana. Memakai pakaian militer.

"Wah, kau anggota militer, Zain?"

"Tunggu sebentar lagi, akan ada yang ingin bertemu denganmu!" ucapnya masih berdiri tak jauh di depanku.

"Apa maksudnya ini?" Sungguh aku benci keadaan seperti ini, aku merasa dikhianati. Hey, aku sudah mempercayainya, walaupun pertemuan kami singkat, tapi tetap saja bertemu dengannya menumbuhkan harapanku untuk melawan pemerintah.

Tak dapat jawaban membuatku semakin ingin memberontak, kalau saja kursi ini kursi biasa. Aku menatap tajam kearah Zain yang tengah menatapku juga.

Dari dulu sampai sekarang aku sangat membenci militer pusat kota. Di setiap planet pasti mempunyai pusat kota masing-masing, memiliki penjaga dan militer masing-masing. Tapi ada beberapa planet yang tidak memiliki pusat kota, hanya ada hamparan pasir, tanah atau bahkan air di dalamnya.

Berpindah planet memerlukan banyak energi agar bisa melintas dengan kecepatan cahaya. Untungnya aku punya Roxie.

Pintu kembali terbuka, dan lagi-lagi lelaki dengan pakaian militer masuk, namun terlihat lebih berwibawa. Tatapannya yang tegas, aku yakin dia adalah atasan Zain.

"Nebula, penjelajah terakhir. Senang bertemu denganmu," dari mana dia tahu aku penjelajah? Oh benar, Zain pasti memberitahunya.

Berusaha semaksimal mungkin agar tak terlihat ketakutan, aku tersenyum sinis padanya. Aku bisa jamin siapapun yang berdekatan dengannya akan merasakan hal yang sama, perawakannya yang tegas, mata tajam dan jangan lupakan senjata yang dia bawa sangat berbahaya.

"Apa yang kalian inginkan, dari gelandangan sepertiku?"

"Aku belum pernah lihat gelandangan mempunyai dua koin emas, dan pistol laser terbaru?" kalau begitu panggil aku gelandangan kaya.

"Lupakan soal gelandangan, kami tau kau seorang penjelajah. Sebelumnya perkenalkan aku Rigel, pemimpin pasukan khusus Planet Tarazed."

Benar sekali, dia memiliki pangkat yang tinggi. Kalau seperti ini aku tak bisa mengelak, indentitas ku sebagai penjelajah telah terbongkar. Militer mempunyai banyak mata-mata, mereka tak akan menuduh tanpa bukti.

"Mau penjelajah atau bukan. Memangnya apa yang kalian inginkan?" Aku menatap Zain kemudian Rigel.

Militer adalah pasukan yang sangat dibenci semua makhluk yang terbuang, sering kali mereka menindas orang-orang kecil. Terlalu patuh pada pemimpin pusat kota, membuat mereka terlihat seperti anjing pemerintah.

"Kau pasti sudah dengar penjara kehilangan banyak tahanan yang kabur. Sebagai penjelajah, seharusnya kau tahu tempat-tempat terpencil di planet ini, maupun planet lain di galaksi," ternyata malasah itu.

"Kau memintaku untuk menunjukan tempat-tempat tersembunyi di setiap planet di galaksi? Karena kemungkinan tahananmu bersembunyi di sana?" Aku memperjelas lagi tujuan mereka menangkapku.

Tidak tahukah mereka tempat-tempat seperti itu justru yang paling berbahaya di setiap planet. Orang waras mana yang ingin bersembunyi dalam sarang Monster? beberapa kali ketempat seperti itu, yang aku temukan hanya fosil-fosil makhluk kecil yang dimangsa oleh makhluk yang lebih besar.

Mereka biasanya bersarang ditempat seperti goa, lubang, tebing bahkan di dalam pasir seperti Cacing Raksasa.

"Percayalah, tidak ada tempat yang aman di dunia ini. Semua tempat yang kau maksud adalah sarang Monster, ku sarankan kau untuk tidak mengusik mereka," ku coba untuk meyakinkan makhluk di depanku ini.

GALAXY : The Last Explorer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang