Explorer [26]

21 4 0
                                    

Perkataan Frank membuatku membeku, aku jadi teringat ucapan Orion. Sifat Frank yang seperti inilah yang mungkin membuat Orion berpikir bahwa Frank menyukaiku, tapi aku yakin Frank memang seperti ini kepada semua temannya.

Seperti yang ku bilang, dia sangat baik dan penyayang hanya saja dia punya caranya sendiri untuk mengekpresikan sifatnya itu.

"Walaupun aku akan dihukum dan dilempar ke Jupiter, apakah kau masih mau menemaniku?"

Tanpa berpikir lama Frank mengangguk seperti tak ada beban. Entah kenapa aku merasa Frank sangat berbeda, dari pertama aku bertemu dengan makhluk ini, aura yang dikeluarkan Frank tidak biasa. Awalnya aku pikir emang seperti inilah aura Kaum Olagarroa, tapi setelah melihat Kaum Olagarroa yang lain, auranya berbeda dengan Frank.

Umumnya, makhluk lain yang berdekatan dengan Kaum Olagarroa pasti tidak akan merasa nyaman, karena listrik mereka yang bisa tiba-tiba menyambar tanpa terkendali. Tapi selama ini aku tidak pernah merasa gelisah berada di dekat Frank, dan kurasa temanku yang lain juga merasakan hal yang sama denganku.

Dia juga tidak pernah menyambar kan listriknya secara tiba-tiba, kecuali jika memang dibutuhkan.

Aku jadi teringat dongeng ibuku, yang bercerita tentang Kaum Olagarroa. Dahulu kala, sekelompok manusia penyintas dari Galaksi Bimasakti berkunjung ke Planet Gruss, memang benar berkunjung, awalnya. Manusia itu ternyata serakah akan kekuasaan, mereka yang dibutakan oleh keindahan dan kekayaan Planet Gruss, membunuh semua penduduk, yang dimana penduduk asli planet itu adalah Kaum Olagarroa.

Semua habis tidak tersisa, manusia-manusia tamak itu menikmati kekayaan Planet Gruss. Namun tak lama kemudian, Planet Gruss yang memang dikenal sebagai tempat peristirahatan para leluhur semua kaum yang ada di Galaksi Centauri, tiba-tiba saja mengamuk. Air yang tenang berubah menjadi tsunami, makhluk buas yang tidak pernah kepermukaan, muncul begitu saja dan memburu siapapun yang terlihat.

Kaum Olagarroa memang senantiasa memberikan sesembahan berupa bunga-bunga untuk para leluhurnya. Aku mengambil kesimpulan, bahwa mungkinkah leluhur kami marah karena dibantainya Kaum Olagarroa oleh manusia itu, dan membuat Planet Gruss menjadi kacau.

Namun dongeng adalah dongeng, cerita yang tidak nyata, dan dibuat untuk selalu mengenang para leluhur kami, agar mereka tidak marah.

Aku sendiri tidak mempercayainya, karena buktinya ada di depan mataku sendiri, bahwa Frank, Kaum Olagarroa masih berdiri di Galaksi Centauri ini. Selama tidak ada bukti bahwa adanya kejadian seperti itu, aku tidak akan mempercayai dongeng tersebut.

Terlepas dari itu, memang masih banyak misteri yang tersimpan di Galaksi Centauri, sebagai Kaum Penjelajah, aku percaya bahwa misteri-misteri itu bisa saja berada di dekat kita, namun tidak ada yang menyadarinya. Atau belum mengetahuinya.

Maka dari itu, aku sangat beruntung dilahirkan sebagai Kaum Penjelajah, pengetahuan ku akan Galaksi Centauri dan alam semesta ini sangat menguntungkan. Tapi tentu itu belum cukup, masih banyak yang harus aku pelajari dan cari tahu tentang keajaiban Galaksi Centauri ini.

Tak terasa aku melamun begitu lama, hingga aku merasakan sengatan listrik di pundakku, siapa lagi kalau bukan Frank pelakunya, memang tidak besar, tapi cukup membuat pundakku terasa ditusuk-tusuk oleh jarum. "Kau gila? Bagaimana jika aku mati?" marahku pada Frank.

"Kau tidak akan mati, dengan percikan listrik sekecil itu." Tapi tetap saja sakit, bodoh.

"Kau melamun seperti orang gila."

Jelas-jelas aku tidak mempercayai dongeng itu, tapi kenapa setelah melihat Frank, hatiku berkata sebaliknya. Seolah mengatakan bahwa kejadian itu benar-benar terjadi, tapi Frank ada di sini, Kaum Olagarroa masih ada, dan tidak ada jejak manusia di Planet Gruss. Kecuali, jika Kaum Olagarroa yang sekarang bukanlah penduduk asli Planet Gruss.

GALAXY : The Last Explorer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang