Explorer [28]

15 3 0
                                    

Benar dugaan ku, mereka lebih besar dan sangat amat banyak. Namun tidak ada satu pun penjaga yang terlihat di area ini, menguntungkan walaupun saat ini kami semua sedang berhadapan dengan benda langit yang satu ini.

"Kalian siap? Perjalanan ini tidak akan sesantai tadi, jadi jangan berharap kalian dapat menikmati pemandangan di luar." Ucap sang pilot.

Aku tidak pernah setegang ini dalam perjalananku di kapal. Ini lebih menyeramkan dibanding cacing raksasa.

"Kita akan berangkat dalam, 3 ... 2 ... 1!"
Kali ini aba-aba dari Frank.

Kapal melaju kedepan, dengan lihai Orion menukikkan kapal ke kanan dan kiri menghindar dari asteroid. Melaju lurus kemudian menukik kendali ke bawah, ke atas, kemudian memutar.

Asteroid raksasa ini tidak ramah, mereka brutal, melayang mengikuti arus menabrak satu sama lain yang menyebabkan banyaknya Asteroid baru yang lebih kecil ukurannya, tapi tetap besar untuk ukuran kami. Dan Asteroid baru inilah yang menyusahkan, tidak mudah untuk menghindar dari Asteroid ini. Tapi untungnya kami punya pilot terbaik sepanjang masa.

Orion dan Frank sibuk menghindar dari tabrakan Asteroid, sejauh ini mereka berhasil menghindar, tidak ada sentuhan dari Asteroid pada Roxie. Kelihaian Orion dan Frank patut diacungi jempol.

"Neb, aku tidak menemukan kesulitan." Jangan sombong dulu Pak Orion, kami baru melewati awal yang baik, tapi tidak tahu bagaimana nanti berada di tengah-tengah para Asteroid ini.

"DI KANAN ORION!"

Nyatanya dari arah kanan kapal, asteroid kecil melayang terbang dengan sangat cepat ke arah kami. Orion dengan cepat memutar kendali ke kiri, berhasil, asteroid itu melewati kami.

Namun siapa sangka di saat kami fokus pada satu batu, batu lain mengarah ke bagian kiri kapal. Orion yang telat menghindar membuat batu itu menambrakkan sedikit pada bagian kiri kapal. Asteroid kecil itu berhasil membuat kami terguncang, Orion kembali menyeimbangkan kapal yang oleng.

Sirine merah menyala, menandakan adanya kerusakan pada kapal.

"BERTAHANLAH SEDIKIT LAGI, KITA HAMPIR SAMPAI!"

Orion dan Frank berusaha menghindar sambil menjaga keseimbangan kapal. Guncangan kembali terasa bersamaan dengan suara ledakkan dari arah belakang kapal.

"Sistem tidak berfungsi! Sistem tidak berfungsi! Segera menepi! Segera menepi!"

Apakah sangat parah di belakang sana, sampai beberapa sistem tidak berfungsi.

"HAMPIR SAMPAI!" teriak Orion.

Dan kami semua menghela napas panjang, semua sudah berakhir. Tidak ada lagi asteroid di depan kami.

"Kita berhasil?" tanya Rigel di sampingku.

"Kurasa begitu." Saut Pancy.

Kami tertawa bersama, setelah melewati bahaya bersama. Lega rasanya melihat semua aman, kami selamat dari asteroid dan penjaga. Walau dengan beberapa guncangan.

Di tengah kebahagiaan ini, mesin kapal tiba-tiba mati. Dan kapal berakhir melayang di tempat. Aku membuka sabuk pengaman dan pergi melihat keadaan di belakang di ikuti Orion dan Rigel. Frank menjaga kursi pilot.

Kami sampai di luar ruang kokpit, sangat berantakan, barang berserakan dimana-mana. Ternyata ada sebuah lubang sedang di sisi kiri kapal, membuat barang-barang terbang keluar. Kalau sudah seperti ini rasanya tidak mungkin untuk dibetulkan di atas sini, setidaknya kami harus mendarat dulu.

"Kalian, kembali ke sini cepat!" suara Frank, memanggil kami.

Aku menatap Rigel dan Orion, perasaanku tidak enak, kurasa mereka juga sama. Kami berlari kembali ke Kokpit, mataku menatap dengan seksama di depan kapal ini, ada sebuah kapal besar. Menarik kapal kami masuk ke dalam, aku masih mencerna apa yang terjadi.

GALAXY : The Last Explorer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang